that moment

131 16 14
                                    

"apa pesanan nya sudah cukup, noona, tuan?"

"eum.. satu lagi deh! cumi rica-rica nya satu ya."

"baik, mohon ditunggu."

pelayan itu pun pamit untuk keluar dari ruangan, meninggalkan kembali ketiga orang tersebut.

"pazz, apa kau yakin akan sanggup untuk memakan itu semua?"

dengan tatapan sombong, ia mengangguk.

"iya dong! aku akan mukbang, seperti yang ada di acara TV-TV itu."

"haa.. baiklah.."

helaan nafas terdengar dari aventurine, ia tak menyangkal jika topaz akan memesan sebanyak itu. bukan perihal biaya nya, tetapi tumben sekali anak ini memiliki nafsu makan tinggi.

biasanya juga jika di ajak makan seperti ini, ia akan selalu bilang "tidak ah, sedang diet." jadi aventurine merasa heran sekali.

"ohya! bagaimana ni hubungan kalian sekarang? hehe, apakah senang sudah berdampingan dengan resmi?"

ditanya seperti itu, tentunya membuat ratio dan aventurine canggung. mereka saling menoleh sekedar menatap satu sama lain, topaz malah terkekeh.

"tidak usah canggung seperti itu, doctor. anggap aku sahabat mu juga. layaknya hubungan aventurine dengan ku!"

ratio mengangguk. jika dipikirkan, tidak buruk juga berteman dengan mereka ini. ia juga merasa.. berkumpul seperti ini bukan hal yang pertama lagi, tetapi rasanya sudah seperti berkumpul dengan teman-teman di herta station.

"apakah kalian sudah terpikirkan untuk berlibur berdua? aku punya rekomendasi tempat yang bagus iho!"

"woah... tapi belum terpikirkan sih-"

jelas topaz begitu panjang lebar, seketika itu juga aventurine menatap ratio. menanyakan apakah kamu berminat juga? begitu. ratio pun langsung menjawab.

"minggu kedepan aku sibuk, sayang. nanti ya?"

"t-tapi kapan..?"

spontan aventurine cemberut. menampilkan wajah lucunya yang sedang sedih bercampur aduk. ratio gagal fokus tentu.

topaz yang duduk di hadapan mereka seketika tersenyum kecut karena merasa menjadi nyamuk, seakan dunia milik mereka berdua. huft, dasar pasangan baru yang memang masih harum-harum nya.

"nanti aku atur.. mengerti, vasha sayang?"

sembari berdiri ia mengacak-acak rambut sang pirang, membuat aventurine dan topaz kebingungan. kenapa dia tiba-tiba berdiri?

"doctor! ingin kemana?"

"toilet sebentar-"

"IKUTT!!"

sontak ratio dan topaz terkejut melihat aventurine yang menyahut sedikit keras, sampai suara bangku yang ia duduki terdengar sangat nyaring.

"ah- astaga, ya sudahlah! kalian toilet saja dulu."

aventurine terkekeh sangat canggung. takut topaz nethink kepadanya haha, tapi sebenarnya sih iya- eh iya apa ini?

dua sejoli itu pun berjalan bergandengan begitu mesra, sudah seperti ingin bertamasya. nyatanya hanya ke toilet saja. sedikit memalukan tetapi aventurine masih selalu pede, beda dengan ratio yang waspada dengan sekitar. takutnya ada mata-mata yang mengintip nya dimanapun.

setelah masuk ke toilet, ternyata toilet nya sepi dan hening tentunya. restoran seramai ini bisa sepi ya toiletnya, ah tapi entahlah bukan urusan ku, pikir ratio.

jika sudah di ujung tanduk, ya terpaksa harus buru-buru.

"aku buang air kecil dulu."

ratio melepas genggaman tangannya, dan beralih menuju kloset yang khusus untuk berdiri di ujung sana. tiba-tiba muncul ide aneh aventurine.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE DICE {RATIORINE} *LATE UPTADE*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang