a kiss?

155 18 6
                                    

⚠️ cw// kissing.

“hahaha. meii lihatlah kakak mu itu.”

ratio sedikit cemberut, ia segera mengunyahkan makanan nya. sedikit malu karena menampakkan sisi konyol dari seorang ratio.

aventurine pun hanya bisa terkekeh. tak lama kemudian, ia duduk tepat di samping ratio. sembari memangku sang meii.

tak sengaja perhatiannya teralihkan pada tempat makan ratio yang terdapat corak bebek kuning? pft— aneh-aneh saja.

“tempat makan mu lucu ya.”

“diamlah. tempat makan ini sudah hadir dalam hidupku semenjak aku kuliah.”

“woah menakjubkan! kau benar-benar anak teladan, hehe.”

sadar akan ratio yang sudah habis makan bekal itu, tetapi minum nya tidak ada.. aventurine pun berinisiatif langsung merogoh isi dalam tas nya.

“minumlah, nanti tersedak jika tidak minum.”

ucap aventurine sambil menyodorkan sebotol air putih miliknya. ratio pun menerima itu dan langsung meneguk sampai habis, aventurine mengernyitkan dahi nya tidak bisa berkutik lagi.

minuman satu-satunya, gone sudah.

“oh iya! meii mau minum?”

ia sedikit mengangguk, dengan tangan masih memegang potongan roti yang sedang ia makan.

“ih gimana sih, di habisin.”

“ini ada sedikit.”

ratio pun menyerahkan botol tersebut pada aventurine. memang sih masih ada sedikit, tapi bayangkan saja dulu segimana. dengan perlahan aventurine menempelkan ujung botol tersebut pada mulut meii, ia pun meminum nya. dan untungnya cukup.

“sebentar.. aku jadi berpikir, kenapa kau di panggil kakak? kan seharusnya paman?”

tanya aventurine sembari menatap ratio sedikit terkekeh. sang empu di tanya seperti itu menghela nafas, sudah ia duga. pertanyaan ini akan muncul.

“intinya aku tidak suka dipanggil paman, terlalu tua. jadi aku lebih suka dipanggil kakak. noona dan bunda ku juga tidak mempermasalahkan soal itu.”

“hahaha bukankah kau memang sudah tua?”

ledek aventurine, sedikit memperhatikan meii yang masih memakan sepotong roti. sepertinya ia menyimak mereka berbicara sedari tadi.

“sudahlah.”

drttt drtt drtt..

telepon pun berdering sedikit berisik, membuat perhatian mereka bertiga tergocek. merasa itu berasal dari saku jas nya, ratio merogoh dan benar nyatanya.

terpampang jelas nama ‘jing yuan’ yang sedang terhubung dalam sambungan telepon itu. ratio pun berdiri meninggalkan aventurine dan meii berdua ke luar ruangan, belum sempat aventurine berkutik. tiba-tiba pintu setengah terbuka itu menampilkan seorang perempuan yang masuk.

ia sempat kaget, lalu langsung berdiri. sepertinya ia tau siapa orang ini. salah satu orang yang namanya terdaftar dalam genius society. ruan mei. KAKAK RATIO?

“halloo cantik, kukira kamu sama siapa haha.”

celetuk ruan mei menyapa meii dan aventurine begitu ramah.

“ah— salam kenal, noona mei.”

“maaf jika aku lancang menggendong meiisha..”

“tidak, tidak! santai saja. terima kasih ya sudah menjaga meii. aku jadi merepotkanmu nih.”

THE DICE {RATIORINE} *LATE UPTADE*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang