resmi?

133 15 24
                                    

beberapa jam berlalu, surai pirang itu pun melenguh dan bergerak. perlahan membuka mata indah nya, lalu ia menurunkan selimut tersebut untuk melihat sekitar. tiba-tiba tercium aroma masakan yang begitu wangi, membuat aventurine menoleh ke depan. ratio? memasak di dapur nya?

aventurine terduduk, ia melihat jam. seketika kaget karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, ayolah konyol sekali, ia ketiduran sudah berjam-jam. meninggalkan ratio sendiri..

dari jam 5 sore sampai jam 10 malam, benar-benar mabuk rasanya. ia khawatir dengan ratio, tetapi— kenapa tiba-tiba sekali ratio memasak..

sontak aventurine pun langsung menghampiri sang empu, dan berdiri di samping nya. melihat ratio yang sedang merebus sesuatu, membuat aventurine mempoutkan bibir nya. menyesal telah tertidur pulas.

“ratio, aku ketiduran.. maafkan aku telah meninggalkanmu sen—”

“astaga! kau mengagetkanku!”

“ha… eung, maaf..”

mendengar itu ratio menggeleng pelan melihat tingkah laku aventurine, hampir saja ia lepas kendali sebab kaget. karena tepat di tengah-tengah ia sedang memotong daun bawang dengan pisau tajam, tiba-tiba aventurine datang.

“hey aku baik-baik saja.”

“s-serius…?”

ia mengangguk, sembari sibuk mengaduk masakan yang ternyata diisi panci tersebut adalah sup jagung buatan ratio. tercium sangat wangi dan menghangatkan… omg, idaman sekali untuk menjadi calon suami— ekhem.

“lalu, apa yang kau lakukan selama aku tertidur?”

“baca buku, mengerjakan sebuah jurnal, membeli bahan masakan, dan baru saja memulai masak.”

“WAIT— kau sempat keluar? ke supermarket depan?”

“iya..”

“aishh padahal aku ingin menitip susu tawar dan roti stroberi kalau begitu! kenapa tidak membangun aku..”

celetuk aventurine, sudah seperti seorang istri yang bawel akan keperluan barang-barang yang belum terbeli.. lalu rewel minta belikan pada sang suami, uhuk.

“aku tak tega jika membangunkan, tidurmu terlalu lelap, sampai aku sentuh saja tidak bergerak.”

“eh-”

seketika mereka menatap satu sama lain dengan bingung, setelah ratio berbicara seperti itu, sedikit terdengar hela nafas panjang. ia keceplosan! sial, padahal maksud ratio menyentuh itu sekedar membelai rambut aventurine yang sedang tertidur. tidak lebih.

aventurine mendengar nya sempat kebingungan, tetapi tak lama. ia malah tersenyum- usil.

“ah.. ratio~ ehm hehe.”

serasa pede luar biasa. aventurine mengecup singkat pipi ratio, dan memeluk lengan penuh otot itu begitu mesra. menyandarkan kepala nya tepat pada bicep sang dominan.

“walau begitu, aku pun sudah tau kok. bahkan sudah ku belikan, coba cek kulkasmu.”

titah ratio supaya aventurine melihat isi kulkas nya, karena penasaran ia pun melepas pelukannya. dan membuka isi kulkas tepat di samping mereka berdiri.

“woah! sebanyak ini? apa tidak keberatan, ratio?”

aventurine kaget melihat isi kulkas nya yang sudah terisi penuh, beberapa susu tawar berjejer begitu banyak. dan juga cemilan kecil yang menurut aventurine sendiri ini sudah banyak. ah ratio.. baik sekali..

tetapi ada beberapa sayur segar sih— mungkin ratio menyuruh nya untuk memulai hidup sehat, haha. ia tau betul seorang profesi dari veritas sendiri. makanan saja sampai penuh dengan sayur dan buah.

THE DICE {RATIORINE} *LATE UPTADE*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang