[PROLOG]

315 27 0
                                    

⚠️ cw// nsfw! mention of sex.

malam ini begitu menyesakkan. rasanya lelah dan juga memusingkan, membuat pemilik tubuh pun ikut lemas terbaring di sebuah kasur mewah.

ruangan yang dipenuhi barang-barang antik dan juga indah, di lengkapi fasilitas pendingin ruangan. yang seharusnya membuat sang empu nyaman akal hal tersebut malah resah karena sibuk berseteru dengan alam bawah sadar nya.

"ngh.. mmphh~ hppmh.."

lenguhan seseorang yang begitu merdu, mengikuti irama dengan pergerakan sebuah benda kenyal menempel satu sama lain. menciptakan sebuah esensi rasa kedekatan.

tak lama dari beberapa lembaran, sebuah bayangan muncul. menampilkan seseorang yang sama sedang meringis kesakitan dengan badan nya begitu bergetar hebat di bawah naungan nya.

"ahh~ nghh.. doctor~~"

sorot mata yang begitu menyala, pink keunguan penuh keindahan itu. sekarang sayu dan pipinya memerah tomat ulah aktivitas yang ia lakukan saat ini.

"shh.. haa.. ahh!!"

seketika jeritan itu membuat sang empu terbangun dari tidur nya yang begitu buruk. matanya melotot hebat, seakan memproses semua yang ia rasakan tadi.

"huh..."

keringat begitu berceceran pada pelipis nya, seperti merasakan mimpi buruk padahal yang ia rasakan sebenarnya bukan sembarang mimpi, melainkan hal yang ia anggap konyol selama ini.

sialan. satu kata terlanjur dalam benak nya setelah sadar akan seseorang yang berada di dalam mimpi tersebut. pelaku nya siapa lagi kalau bukan 'dia.'

dengan keheningan malam, ia tidak sengaja menoleh pada milik nya yang ternyata sudah tegang. terlihat celana yang terbalut tebal sudah menonjol akibat rangsangan yang ia terima saat mimpi tadi.

jika di ingat sekilas, begitu jelas mimpi itu. pertama kalinya ia mimpi aneh seperti itu, apalagi dengan seseorang yang ia... ah sudahlah. cowok brengsek.

tanpa basa-basi. ia berjalan menuju kamar mandi mewah yang terdapat di dalam kamar tersebut, dengan bersih-bersih. memakai kembali kemeja serta celana nya begitu rapih, tak lupa akan parfum yang mencolok di hidung favoritnya, selalu di semprot di beberapa titik.

🦚

suasana bar sangatlah ramai seperti biasanya, ia sengaja datang bukan untuk bermain-main. melainkan untuk berbicara dengan seseorang, secara empat mata langsung.

saat sampai di satu tempat yang menurut nya sangat tertutup, reflek ia menoleh dan benar nyatanya. terdapat seseorang dengan kemeja hijau sudah menunggu nya sedari tadi.

dengan billiard yang terpampang jelas, ternyata ia sedang bermain itu begitu asik dan serius. dengan suasana sendiri membuat semuanya semakin baik, tapi setelah tau ia datang menghampiri nya. tubuh lebih kecil itu berbalik dengan hembusan nafas senang.

"doctor.. ada masalah, hm?"

"sialan, apa yang kau lakukan selama aku pingsan?!"

tembak ia dengan kata-kata nya yang terbalut amarah, ia mengetahui bahwa pasti ini ulah dia. karena ia sedikit teringat terakhir kali ia membuka matanya saat bersama nya di bar ini, lalu hilang begitu saja setelah nya. dan terjadi mimpi aneh itu.

seorang berambut blonde itu malah tersenyum kecil mendengar ocehan yang ia anggap sebagai kata-kata cinta. apapun yang diucapkan dengan amarah seperti nya ia selalu menganggap itu kata-kata cinta di setiap incinya.

"haha, seberapa banyak kau ingin tau, hm?"

ucapnya sembari berjalan mendekat, lalu menatap dua mata song doctor yang ia sebut sedari tadi, mungkin... bisa dibilang itu adalah panggilan kesayangan dari nya? hehe.

"aku sedang tidak bercanda, aventurine."

mendengar doctor nya pertama kali mengucapkan nama nya, ia begitu senang sekaligus tersenyum lebar. walaupun saat dilantunkan namanya begitu kecut nadanya, tapi tak menjadi masalah bagi aventurine sendiri.

"hanya... sentuhan bibir yang kau dambakan selama ini, bukan begitu doctor? apa kau mengingat nya.."

ucap aventurine begitu berbisik sangat dekat dengan sang doctor. tubuh kecil itu sedikit menjinjit supaya bisa menggapai leher sang empu, mengalungkan tangannya bebas.

"ratio. kenapa kau masih terus saja denial? kau mencintaiku bukan?"

mendengar akan hal tersebut, ratio yang sedari tadi hanya bisa diam menatap yang lain. sekarang menghela nafas, mencoba untuk mendorong tubuh aventurine dari tubuh nya.

"doctor? kenapa kau tiba-tiba menjadi kasar?"

dikira ratio bisa terbuai dengan kata-kata pemanis ini? hahaha sayangnya tidak. ratio tau betul bahwa semuanya hanya manipulasi aventurine saja untuk kesenangan tersendiri.

"lalu? apakah itu penting?"

"sekarang dimana martabat mu itu, penjudi handal?"

aventurine diam seribu kata, ia sudah biasa mendapatkan caci maki seperti itu. apalagi dari ratio, tak heran ia malah semakin jatuh hati tetapi sayangnya cinta itu bertolak belakang begitu jauh.

"haha doctor, satu hal yang harus kau ingat."

"aku adalah IPC, dan otomatis semua organisasi mu itu di bawah naungan IPC. apa kau setuju, hm?"

celetuk nya, dengan nada tinggi begitu sangat sombong. ratio diam menatap sorot matanya yang begitu memabukkan, benar-benar ilusi.

"iya aku mengakui itu, dan apa korelasi nya?"

tanya ratio. ada-ada saja sih celetukan aventurine yang tidak masuk akal tetapi nyambung juga dengan ucapan nya. ah sudahlah.

"bisa saja jabatan mu semakin aku turunkan, dan akulah yang di atas mu."

"sama seperti di ranjang.. hm?"

lanjut aventurine, sedikit senyuman kecil terukir pada bibir merah nya.

mendengar kata 'ranjang' seketika ratio membulatkan matanya, aventurine selalu jagonya menggoda ratio. entah kenapa, hanya untuk doctor saja.

"sial, aku sudah serius."

"eits! mau kemana, ratio?"

niatnya ingin kabur dari seseorang yang terus-menerus menggoda dirinya, sekarang sudah terjebak lagi. pergelangan tangan nya ia sekap begitu erat, lalu aventurine berjalan menuju hadapan ratio, menyamakan tingginya.

cup!

kecupan lembut melayang tepat pada pipi tegap ratio, seketika membuat dirinya terdiam dingin. aventurine tersenyum kecil melihat ekspresi ratio.

"jika kau rindu, datanglah. aku akan selalu menyiapkan dadu permainan yang terbaik untuk mu."

ucap nya. suara yang begitu deep masuk ke dalam kuping ratio, sampai tersimpan dalam benak nya. persekian detik setelah itu ia langsung mendorong aventurine pelan dari tubuh nya, pergi begitu saja keluar ruangan.

aventurine menatap kepergian dirinya, lalu smirk begitu kecut. jika dipikir lucu juga, ratio begitu gagah untuk nya, tidak mungkin ia sia-siakan begitu saja, yakan?

ia jadi kembali teringat dengan momen yang semalam terjadi, dentuman dan juga ritme yang diberikan begitu mengalun merdu. sampai aventurine seperti orang lemah saat di bawah nya, ekhem.

walaupun, ia tau betul bahwa ratio di bawah pengaruh alkohol berat. makanya dia seperti itu, tapi kapan lagi? ia disentuh oleh seorang veritas- yang ia nantikan selama ini.

tapi sayangnya ratio menganggap itu semua hanyalah omongan belaka. dan sepertinya ia tak mengingat kejadian semalam.

ratio berbeda dari orang-orang yang ia kenal selama perbisnisan ini, kepribadian yang matang dan juga pemikiran penuh logika. tanpa melibatkan perasaan. membuat dirinya bersinar di mata aventurine, seraya ingin memiliki seutuhnya.

"huft.. doctor ratio.."

seru aventurine dengan terkekeh, sembari tersenyum sendiri mengingat bayangan ratio saat berada di atasnya, mengambil alih tubuh kecil aventurine.

ia berkaca menatap dirinya. sedikit menoleh pada area yang terdapat lecet-lecet tepat di leher serta dada nya, ulah ratio semalam. seraya bangga akan hasil karya pujaan hati menempel pada tubuh nya.

THE DICE {RATIORINE} *LATE UPTADE*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang