sunday..

93 17 1
                                    

alarm ponsel pun berbunyi seperti biasa nya, membangunkan aventurine yang awalnya masih pulas dalam tidur lelap. perlahan sang empu membuka mata.

6.45 AM

terlihat sorot mata indah aventurine yang masih sayu. ia menghela nafas, mencoba mencerna sekitar dengan tatapan masih menatap langit-langit kamar.

drt… drt…

samar-samar ponsel aventurine tiba-tiba saja berdering, membuat perhatiannya teralihkan pada ponsel tersebut. sembari melihat nama yang tertera, siapa sih yang menelpon pagi-pagi seperti ini? ayolah, aventurine baru saja bangun.

siapa lagi jika bukan sohib nya yang berani menelpon nya kapan saja, dimana saja. tatapan aventurine seketika memelas.

“hm… k-kau mengganggu waktu pagi ku..”

ucap aventurine dengan nada sangat lemas dan serak.

“enak saja! ingatlah tugas kita.”

“hah? tugas apa?”

TUGAS BAGIKAN UNDANGAN JAMUAN LAH!”

apa kurang terdengar suara ku, ha?”

ucap topaz sangat kencang sampai menembus ke gendang telinga aventurine, spontan sang empu menjauhkan ponsel tersebut dari telinga nya, seakan kaget mendengar suara topaz yang nyaring itu.

“ampun.. aku sampai kaget, astaga.”

huft— sudahlah, intinya kau harus sudah sampai kantor jam 9 pagi dini hari, jika kau telat aku akan menghubungi jade.”

“eitss tidak segampang itu, cantik. aku saja punya janji dengan jade siang ini.”

“tcih, memang urusan apa?”

ketus topaz, tetapi penasaran juga ujung-ujungnya.

“aku pun tidak tau, tetapi aku sedikit khawatir karena hal ini.”

“aishh, ya sudahlah cerita saja jika ada sesuatu.”

walau topaz terlihat cuek terhadap aventurine, tetapi mereka tetaplah teman setia. topaz selalu mengerti perasaan aventurine, begitupun sebalik nya. mereka sama-sama terhubung.

“aku sudah siap-siap nih ingin ke kantor.”

“hm.. hati-hati.”

ohya. ngomong-ngomong kau kemarin habis dari apartemen ratio ya? jangan bohong.”

baru saja aventurine ingin menutup teleponnya, tiba-tiba saja topaz celetuk seperti itu. seketika membuat aventurine mengurung niat nya kembali.

“bagaimana kau bisa tau?”

“apartemen ku kan sebelahan dengan apartemen ratio. kemarin aku tidak sengaja melihatmu keluar dari apartemen itu, tepat dimana aku baru balik dari supermarket depan.”

“loh iya kah? kenapa tidak memanggil ku?”

“halah, malas. lagi ribet gendong belanjaan dan numby hehe.”

“yeuh, ada-ada saja.”

hahaha. ya sudah! kau hati-hati juga.”

telepon pun dimatikan, menyisakan aventurine sendiri kembali. ia pun bergegas rapih-rapih untuk ke kantor, melaksanakan segala tugas dan janji jade padanya agar cepat terselesaikan.

karena dua hari kedepan ia sudah mulai sibuk untuk observasi tempat acara nanti. aventurine pun berencana ingin menghabiskan waktu seharian penuh dengan ratio saat esok hari, entah dimana saja. asalkan ia tidak diganggu dengan orang-orang kantor.

THE DICE {RATIORINE} *LATE UPTADE*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang