PART 1

15.6K 762 107
                                    

Ingat!
Selain membaca, tugas kalian juga harus mengoreksi, jika ada kekeliruan dalam cerita ini! Okay👌

°°°

"Hanah melahirkan Maryam, Maryam melahirkan Isa. Wahai anak yang akan dilahirkan, lahirlah dengan kekuasaan Tuhan Yang Maha Menguasai, Yang Disembah. Ya Allah, semoga rahmat senantiasa tercurah kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, gampangkanlah dan mudahkan sesuatu yang sulit."

PART 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 1

°°°

Suara petir menyambar, disertai kilatan cahaya, membuat Mazaya tersadar dari pingsannya.

Ia meringis, saat kembali merasakan sakit, disekujur tubuhnya.

Kondisinya begitu lemah, ia membutuhkan asupan makanan, atau sekedar air putih untuk membasahi tenggorokkannya yang terasa kering.

Hingga tatapannya, tertuju pada Sang bayi.

"Bayiku?" lirih Mazaya, langsung mendekapnya. Tapi ada sesuatu yang aneh, bayinya tak bergerak sama sekali.

"Sayang? Menangislah, kenapa kau diam saja?" Mazaya mengelus pipi bayinya.

Bayi itu tetap diam, dengan mata yang terpejam.

"Sayang, tolong menangislah. Jangan membuat ibu khawatir!" Matanya mulai berkaca- kaca, menatap sang bayi yang tak kunjung bergerak.

"Ya Allah." deruh nafas Mazaya mulai tak beraturan. Ia berusaha keras menepis segala pikiran buruknya.

Kondisinya sudah sangat berantakan, darah berceceran dimana- mana. Ditambah, bau amis kini menyeruak, memenuhi indera penciumannya.

"Tolong, kali ini jangan lagi! Kumohon, jangan ambil bayiku! Hanya dia satu- satunya yang aku miliki sekarang, kumohon!" Air mata Mazaya mulai mengucur, membasahi pipinya.

Mengabaikan rasa sakit pasca melahirkan, Mazaya berusaha bangkit dari tempatnya.

Tapi naas, rasa sakit itu tidak tertahankan, membuatnya jadi kesulitan bergerak.

"Kumohon, jangan ambil bayiku!" jerit Mazaya, tertahan.

"Sayang, bangunlah. Ini Ibu nak!" dengan tangan gemetar, Mazaya sedikit mengguncang tubuh Sang Bayi.

Wajah pucat Bayinya, mengingatkan Mazaya pada Yusuf. Ia takut, jika bayinya akan bernasib sama seperti keponakannya.

"La yukallifullahu nafsan illa wus'aha." Mazaya percaya, Allah tidak akan membebani seseorang, diluar kemampuannya.

Jika Bayinya sampai meninggal, maka ia tak akan segan- segan untuk mengakhiri hidupnya.

Mazaya tidak sekuat itu, ia lemah dan rapuh setiap saat. Satu- satunya alasan, ia tetap bertahan dan masih hidup sampai sekarang, hanyalah bayinya.

Hikayat Cinta Sang IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang