PART 25

16.6K 1K 342
                                    

PART 25

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 25

°°°

Setelah melaksanakan sholat subuh, Mazaya ingin membersihkan area gubuk itu, tapi panggilan Arsyila menghentikan pergerakannya.

"Ibu,"

"Iya sayang, ada apa?" tanya Mazaya, menoleh kearah Putrinya.

"Kemarilah, Bu. Aku ingin tidur di pelukkan Ibu." kata Arsyila, dengan wajah pucat.

"Kau masih merasa tidak enak badan?" tanya Mazaya, menghampirinya.

Arsyila menggelengkan kepala.

"Aku baik, tapi sepertinya Ayah yang kurang baik Ibu."

"Hm?" bingung Mazaya, semakin mendekat.

"Coba Ibu pegang leher Ayah, rasanya sangat panas Bu."

Dengan ragu, Mazaya menyentuh leher lalu berpindah ke kening Emilio.

"Sepertinya, Ayahmu juga demam." ucap Mazaya, menatap lekat wajah suaminya.

"Lihatlah, Ayah menggigil Ibu."

Meraih kain, Mazaya langsung menyelimuti Emilio.

"Ibu akan memasak sayur untuk kalian." ujar Mazaya, hendak bangkit namun Emilio lebih dulu meraih pergelangan tangannya.

"Jadi kau tidak tidur?" tanya Mazaya, menatap Emilio yang masih setia memejamkan matanya.

"Dari semalam, aku tidak bisa tertidur." adu Emilio, dengan suara serak.

"Itu sebabnya, kau demam seperti ini." balas Mazaya, nampak khawatir.

"Aku demam, itu karena kau." ucap Emilio terdengar menyalakan Mazaya.

"Memangnya apa yang kulakukan? Semalam aku tidak mencegahmu untuk tidur."

Membuka mata, Emilio langsung menatap wajah cantik istrinya.

"Memandangimu saat tertidur, jauh lebih menyenangkan dibanding tidur."

"Jangan bicara omong kosong seperti itu. Sekarang beristirahatlah, aku akan memasakkan sesuatu untuk kalian." tukas Mazaya, menggelengkan kepalanya.

"Dibandingkan makanan, aku lebih membutuhkanmu." kata Emilio, berusaha menggoda sang Istri.

"Jangan bicara seperti itu." larang Mazaya, melirik Arsyila yang kini memperhatikan interaksi keduanya.

"Memangnya aku mengatakan apa?" goda Emilio, menarik lengan Mazaya agar lebih dekat dengannya.

"Jangan seperti ini, Arsyila melihat kita." cicit Mazaya, nampak gugup.

"Ibu, sepertinya aku mengantuk. Aku akan tidur disana." timpal Arsyila, bangkit kemudian tidur di sudut ruangan.

Emilio tersenyum, karena putrinya itu paham akan isyarat yang ia berikan.

Hikayat Cinta Sang IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang