"Untuk kali ini belajarlah bersikap egois, demi kebaikan kita bersama. Kau hanya perlu berada disisiku, untuk urusan yang lain, biar aku yang menyelesaikannya." sambung Emilio, pelan- pelan menyentuh pundak Mazaya.
~~
Tak ada respon dari Mazaya. Ia hanya terdiam, dengan tatapan lurus kedepan.
"Ayah." panggil Arsyila, beranjak lalu memeluk leher Emilio dari belakang.
"Sepertinya, ibu sudah memaafkanmu." bisik Arsyila, di telinga sang Ayah.
Emilio tersenyum sebagai balasan. Yah, sepertinya Mazaya sudah mulai luluh. Dilihat dari respon wanita itu, yang tidak menepis elusan Emilio di pundaknya.
"Aku mencintaimu, Ayah." sambung Arsyila, memberi kecupan singkat di pipi Ayahnya.
"Ayah lebih mencintaimu." kata Emilio, dengan tatapan yang tak lepas dari wajah cantik istrinya.
...
"Ibu." panggil Arsyila, menghampiri Ibunya yang tengah memasak air, dan memanaskan sayuran untuk Emilio.
"Iya, ada apa sayang?" tanya Mazaya, tanpa menoleh.
"Ayah dimana, Bu? Kenapa sampai sekarang, Ayah belum juga pulang?" tanya Arsyila, yang sedari tadi menunggu kedatangan Ayahnya.
"Ayahmu sedang mencari persediaan makanan untuk kita, sayang." jawab Mazaya.
"Tapi ini sudah terlalu lama, Ibu." kata Arsyila, merasa jengah.
Dari pagi hingga sore, ia terus menanyakan keberadaan Ayahnya, membuat Mazaya juga merasa heran, karena baru kali ini suaminya itu telat pulang.
"Bersabarlah, Ayahmu akan segera kembali." Mazaya berusaha menenangkan Putrinya.
"Bagaimana jika Ayah meninggalkan kita lagi, Bu?" celetuk Arsyila.
Deg
Mazaya langsung menoleh kearah putrinya.
"Kau bicara apa, sayang? Ayahmu tidak mungkin meninggalkan kita." balas Mazaya, merasa ragu dengan ucapannya sendiri. Bagaimana jika Emilio lagi- lagi meninggalkannya?
"Lalu kenapa Ayah, belum juga kembali, Bu?"
Mazaya memadamkan nyala api, lalu beranjak dari tempatnya.
"Ibu mau kemana?" tanya Arsyila, meraih ujung jilbab ibunya.
"Mencari Ayahmu."
"Aku akan ikut denganmu, bu."
"Baiklah, ayo."
Merekapun menyusuri hutan, tempat dimana Emilio biasanya mencari buah atau sayur- sayuran. Tapi menjelang malam, Mazaya belum menemukan keberadaan Emilio.