Chapter 20

258 30 15
                                    

Ruka masih tertidur di kamarnya, semalam dia memutuskan untuk pulang walau dengan berat hati. Lagi-lagi hari ini dia tidak ke kampus, tubuhnya masih butuh istirahat dan harus memulihkan bentuk wajahnya yang sangat berantakan itu. Maid di rumah sudah membawakan sarapan sedari tadi dan menaruhnya di meja kamar Ruka. 

Saat Ruka terbangun, dia membersihkan diri terlebih dahulu lalu menghabiskan sarapan yang ada dikamarnya. Ini bisa dibilang bukan sarapan lagi karena sudah jam 12.10. Dia memilih pakaian santai tapi tetap modis dan swag, kaos adidas hitam dan celana jeans panjang. 

Ruka melajukan mobil BMW XM nya menuju toko untuk membeli handphone baru. Dia memilih tipe handphone yang sama dengan sebelumnya. Tak ada data yang bisa dipindahkan dari handphone lamanya, kecuali data kontak. Dan untung saja Ruka tidak perlu mengganti nomornya juga. Setelah selesai dengan handphone baru, Ruka melajukan mobilnya menuju sebuah Cafe, dan itu bukan Cafe With Me, hanya cafe biasa yang belum pernah dia datangi sebelumnya. 

Dia masuk dan menghampiri kasir untuk memesan Cafe Latte dan sebuah cake minimalis dengan jenis sponge cake yang bertekstur lembut. Cake minimalis ini dihiasi dengan whipped cream dan dikreasikan dengan haan whipped cream pouch.  

Setelah memesan, dia berjalan ke arah meja yang berada di sudut cafe. Tak butuh waktu lama waiters pun mengantar pesanan Ruka, tak lupa juga dia mengabadikan beberapa foto pada makanan dan minuman yang dia pesan. Setelah dirasa cukup, dia menikmati latte dan cake itu seorang diri sambil mengatur ulang handphone barunya.

Ruka melanjutkan perjalanannya ke sebuah restoran dan makan malam di sana. Seharian ini dia menghabiskan waktunya dengan makan makanan yang dia inginkan. Saat malam tiba, dia kembali ke rumah dan tak ada yang berubah saat dia meninggalkan rumah itu. Ruka berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

Ruka membuka pintu balkon kamarnya dan bersantai di sana dengan rokoknya. Dia menikmati angin malam dengan sinar bintang yang cukup terang malam itu. Dia kembali mengingat perjanjian antara Haruto dan Ahyeon yang akan bertanding di ring.

"Kapan mereka bertanding? Bodohh!! Aku belum punya nomor Ahyeon sampai saat ini" ucapnya sendiri

"Kemana dua bocil yang selalu menempel kepadaku? Mereka bahkan tidak menanyakan keadaanku? Tidak mencariku?"

"Rami bahkan tidak menelponku kembali setelah berapa banyak panggilan tidak terjawab dariku? Rora mungkin lupa karena dia sedang berpacaran, aku maklumi itu. Tapi Rami?? Dia juga lupa denganku??"

Ruka kembali mengambil handphonenya, dia menekan nomor Rami tapi tidak menekan panggil. 

"Aku tidak akan menelpon, aku sedang marah dengan mereka. Jadi mereka yang harus menghubungiku terlebih dahulu"

Tiga hari lamanya Ruka tidak ke kampus dan selama itu juga Rora dan Rami tidak menghubunginya. Luka di wajah dan perut Ruka sudah mulai membaik. Pagi ini dia sudah bersiap untuk kembali ke kampus dengan membawa mobil BMW XM miliknya.

Kali ini Ruka tidak menyembunyikan luka di wajahnya dengan kacamata atau topi, dia sengaja mengekspos wajahnya apa adanya.

Ruka memasuki kelasnya dan di sana sudah ada Rora, Rami dan Asa.

"Ehhemm" Ruka mencoba menarik perhatian kedua temannya yang  tidak melihat Ruka sudah berada di sana

"Kau sudah lebih baik?" tanya Rora

"Lebih baik??"

"Ahyeon bilang kau tidak ingin diganggu dan butuh waktu sendiri" giliran Rami menjelaskan, dia menyuruh Ruka untuk duduk disampingnya

"Hah!?"

"Apa sih Ru, tinggal jawab saja, jangan hah hoh hah hoh doang"

"Nanti kita bahas" jawab Ruka singkat

LOVE HATE ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang