Chapter 18

194 26 2
                                    

POV Ruka

Suara kicau burung yang bernyanyi beriringan dengan sinar matahari yang masuk dari sela tirai membuat mataku berkedip beberapa kali untuk menyambut pagi. Aku membuka mata dan melihat kearah langit-langit kamar, ku rentangkan kedua tanganku untuk membuat tubuhku rileks.

Aku bergerak turun dari kasur dan membereskannya sebelum Pharita kembali. Suara air mengalir terdengar, sudah pasti itu adalah Pharita. Aku menghampiri tas yang ada di ujung kasur untuk mengambil pakaian, untungnya kemarin saat liburan aku membawa baju, jika tidak aku mungkin akan bolos kuliah atau datang telat.

Setelah kami bergantian mandi, Pharita turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Mamanya pagi ini sudah tidak berada di rumah, dia bergegas ke rumah sakit setelah mendapat telepon jika ada pasien yang harus dioperasi karena kecelakaan yang terjadi pagi ini.

Aku dan Pharita sedang berada dimeja makan, Pharita memanggang roti dan menuangkan susu untukku. Kami tak banyak bicara, hanya ada suara dentingan dari piring dan gelas yang kami gunakan. Setelah selesai sarapan, kami pergi menuju kampus.

Sesampainya di kampus, suara orang-orang yang kami lewati terdengar mengiringi langkah kakiku dan Pharita.

"Sejak kapan mereka dekat?"

"Bukankah ini kali pertama Ruka berjalan dengan orang lain selain Rora dan Rami?"

"Mereka keluar dari mobil Ruka, apa mereka pacaran?"

"Terlihat serasi"

Aku hanya mengabaikan percakapan beberapa siswa yang bahkan terdengar jelas di telingaku. Kami berdua berjalan berdampingan tanpa melihat ke arah satu sama lain.

Pharita telah sampai dikelasnya, aku pamit dan melanjutkan perjalanan ke kelasku. Seperti biasa Rora dan Rami sudah menunggu tepat di depan pintu kelas dengan tangan mereka yang berada di pinggang dan dengan wajah seramnya. Tapi sepertinya itu tidak seram, hanya sedikit dibuat seolah itu wajah marah. Tanganku ditarik oleh mereka berdua sampai kami tiba di markas.

"Cieelah, habis nginap bareng sekarang ke kampus juga bareng, dah jadian?" Rami yang tadi memasang wajah marah, seketika berubah menjadi wajah usil yang ingin menggoda ku

"Jangan mengada-ada"

"Rora pacaran sama Asa, Ruka pacaran sama Pharita, selanjutnya aku harus pacaran dengan Ahyeon atau Canny? Biar bisa triple date"

"Aku tidak pacaran dengan Pharita, kami hanya berteman tidak lebih"

"Kalau begitu, aku juga masih bisa jadi pacar Pharita. Berarti ada tiga kandidat buat dijadikan pacar... Ahyeon, Canny dan Pharita. Menurut kalian aku lebih cocok dengan siapa? " Rami menggangguk-angguk sendiri

"Bukannya kamu bilang tidak suka wanita?" jawab Rora

"Tapi boleh dicoba kan? Mungkin nanti akan suka"

"Menurutku tidak ada yang cocok, sebaiknya cari yang lain saja. Mereka buka tipemu. Oh iya Ru, sebaiknya kita hari tidak usah manggung di cafe, gimana?" tanya Rora

"Kenapa?? Kau ada acara?"

"Tidak, perasaanku sedang tidak baik-baik saja"

"Kita tetap manggung, dan iya aku hampir lupa. Aku sudah tahu apa terjadi antara aku, Ahyeon dan pria itu" mendengar perkataanku, mereka kaget dan wajah mereka seketika menjadi pucat

"Aku tahu kalian membohongiku, saat tahu kebenarannya sedikit sakit rasanya di sini" aku menunjuk ke arah dada, di mana hatiku berada.

"Bagaimana bisa?" Rora menatap mataku dengan penuh rasa bersalah

LOVE HATE ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang