Chapter 14

219 31 9
                                    

POV Canny

Sudah satu minggu lamanya aku tinggal bersama Asa di Seoul, aku tidak bisa jauh dengan Asa, dia adalah sosok ibu bagiku. Saat di Jepang papa dan kedua kakakku yang lain sangat sibuk dan tidak memperhatikanku. 

"Eisaaa, besok papa jadi jemput aku?

"Iya, papa besok jemput di bandara"

"Eisaaa" aku memanggil Asa

"Kenapa?"

"Eisaaaaaaaa" aku memeluk tangan Asa dari samping

"Iyaaa, kenapa Canny?" Asa mencium pucuk kepalaku

"Aku tidak ingin kembali ke Jepang, aku ingin di sini bersamamu. Aku akan menjadi anak baik dan penurut. Tolong bilang papa, aku akan bersamamu"

"Kau akan kembali ke Jepang Canny, kamu tidak ingin sekolah?"

"Menurutmu jika aku pindah sekolah di Seoul papa akan setuju?"

"Hmm, menurutku tidak"

"Tapi menurutku dia akan memberiku ijin jika kamu yang memintanya. Setelah kamu pindah ke Seoul, aku merasa kesepian di Jepang, apa kau bahkan tidak merindukanku?"

"Tentu aku merindukanmu, bukan kah kamu bisa mengunjungiku setiap kali kamu libur sekolah? Mengapa harus tinggal di sini? Apa yang kau ingin kan di sini?"

"Aku tidak bisa jauh darimu, kamu satu-satunya orang yang memperhatikanku, papa, lisa dan chisa sangat sibuk dan di rumah aku bahkan tidak punya teman. Tidak bisakah kau meminta ijin ke papa? Dia tidak pernah menolak permintaanmu, jadi tolonglah aku Eisaa, pleaseee" aku memeluk tubuh Asa dan menatap wajahnya dari bawah, dia sepertinya juga setuju jika aku tinggal di sini. 

"Kenapa kau tiba-tiba ingin tinggal?"

"Aku ingin tinggal bersama dengan Eisaku, dan aku menyukai teman-temanmu"

"Di Jepang kau bahkan punya teman yang lebih banyak, tidak ada bedanya dengan di sini"

"Aku menyukai Ruka" aku melepaskan pelukanku dari Asa, aku menatap serius matanya. Benar aku menyukai Ruka, tapi itu suka bukan cinta, aku hanya merasa nyaman bisa bersama dia, kami punya selera humor yang sama, dan Ruka benar jika sudah tertarik dengannya sedikit sulit untuk melepaskan itu.

"Kau menyukai Ruka? Kau bahkan baru beberapa hari mengenal Ruka dan sekarang sudah menyukainya? Itu tidak masuk akal. Papa tidak akan setuju dengan alasan seperti ini untuk bisa tinggal di Seoul"

"Aku ingin sekolah musik dan belajar musik denganmu, itu bisa jadi alasan bagus bukan? Dan Eisaaa, kau juga menyukai kak Rora dengan waktu yang singkat bukan?? Mengapa bagiku tidak masuk akal sedangkan kau tidak?"

"Sebaiknya tidak aku coba"

"Eisaaaaa, aku janji akan menjadi adik yang manis dan penurut, tolong minta papa buat ijinin aku tinggal dan sekolah di sini saja,, humm?

"Aku tidak janji"

"Eisa sekarang sudah berubah, dia bahkan sudah tidak peduli denganku" aku menatap Asa dan cairan bening keluar dan membasahi wajah cantikku. Asa melihat dan tidak melakukan apa-apa

"Aku akan merapikan se..mua ba..ju-ba.ju..ku" ucapku sedikit berbata-bata menahan tangisku

Saat aku beranjak dari sofa, Asa menarik tanganku, dia memeluk dan mengelus pucuk kepalaku. 

"Aku hanya ingin menjahilimu, aku akan bilang papa kamu akan tinggal di sini. Jangan menangis lagi adik kecilku"

"EISSAAAAAA, KAU BAHKAN LEBIH JAHAT DARI RUKA" tangisku semakin pecah, aku memukul berkali-kali dada Asa memberontak ingin melepaskan pelukannya. Asa memelukku semakin kuat, dia tertawa dan mencubit pipiku tanda dia sepertinya sangat senang bisa membuatku menangis.

LOVE HATE ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang