Part 24

54 13 4
                                    

"Selamat datang kepada para pembaca yang setia menghabiskan waktu membaca cerita gratis buatanku dengan penuh semangat dan untuk pembaca yang hobi diem-diem scroll aku benar-benar menghargai keahlian kamu dalam seni membaca tanpa memberikan vote. Aku tahu, membaca gratis itu sangat menyenangkan, apalagi jika bisa dilakukan sambil rebahan santai tanpa perlu repot-repot memberi tanggapan. Aku berharap di masa depan, kamu akan menemukan sedikit waktu untuk memberi bintang, dan kalau bisa, jangan hanya menaruhnya di dalam mimpi. Lope yu 😘"
#aku_enggak_marah_😊
=======🌻🌻🌻=======

"Rose?" ucap Chanyeol dengan suara pelan, hampir seperti bisikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rose?" ucap Chanyeol dengan suara pelan, hampir seperti bisikan. Dia benar-benar tidak menyangka akan bertemu Rose di tengah situasi yang penuh kerumitan ini. Detik itu juga, kepalanya dipenuhi oleh pikiran yang berputar cepat, mencoba mencari cara untuk menjelaskan situasi yang sama sekali tidak ia persiapkan.

Ia menatap Rose yang berdiri di hadapannya, ekspresi terkejut masih terpampang jelas di wajah wanita itu. Chanyeol tahu bahwa pertemuan ini tidak akan mudah dijelaskan, apalagi dengan kehadiran Wendy di sampingnya. Sejak awal, dia memang berencana untuk memberitahu Rose tentang statusnya sebagai ayah tunggal, tentang Jackson dan Jessi, tentang masa lalunya dengan Wendy, tapi rencananya tidak termasuk membicarakannya dalam suasana yang mendadak dan penuh ketegangan seperti ini.

Sekarang, dengan Rose di sini, ia merasa seolah dunia seketika menjadi lebih sempit, seakan tidak ada jalan keluar yang mudah dari situasi ini. Bagaimana ia bisa menjelaskan semua ini tanpa membuat keadaan semakin kacau? Bagaimana ia bisa memastikan bahwa tidak ada yang terluka dalam prosesnya?

Chanyeol merasakan rasa pusing yang mulai menyelimuti pikirannya, tekanan yang tiba-tiba muncul seolah menekan dadanya. Dia mencoba menenangkan diri, mengambil napas dalam-dalam, meskipun rasa khawatir tetap menghantui pikirannya. Rose tidak tahu apa-apa, dan di sinilah dia sekarang, dihadapkan dengan kenyataan yang belum pernah ia bayangkan akan terjadi seperti ini.

Wendy menatap Chanyeol dengan penuh perhatian, merasakan ketegangan yang jelas terlihat di wajah pria itu. Ia diam, membiarkan Chanyeol memutuskan bagaimana ia akan menghadapi situasi ini, meskipun Wendy bisa merasakan bahwa pertemuan dengan Rose adalah sesuatu yang penting bagi Chanyeol.

Rose, yang masih terkejut, tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tatapannya bergantian antara Chanyeol dan Wendy, berusaha menghubungkan potongan-potongan informasi yang belum ia ketahui. Suasana di antara mereka bertiga semakin berat, sementara Chanyeol mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk memulai penjelasan yang sangat sulit ini.

Wajah Rose yang semula tegang kini melunak, seolah teringat akan sesuatu yang hangat dari masa lalu. Senyum perlahan muncul di bibirnya, dan tanpa ragu, dia mengulurkan tangan kepada Wendy. Ada keakraban dalam gestur tersebut, seolah-olah mereka bukanlah dua orang yang baru bertemu, melainkan dua kenalan lama yang bertemu kembali setelah sekian lama.

"Wendy Eonni? Aku penyewa apartemen setelah kau pindah," kata Rose dengan nada ceria, mengenang pertemuan singkat mereka beberapa tahun silam.

Wendy mengerutkan kening, mencoba mengingat dengan jelas wajah Rose yang kini berdiri di hadapannya. Ingatan samar mulai muncul di benaknya, dan setelah beberapa detik, matanya membulat seiring kesadarannya kembali.

DADDY PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang