Yuk masukin cerita ini ke reading list dan perpustakaan kalian! Biar tiap ada update cerita, notif langsung nongol kayak mantan yang tiba-tiba ngechat lagi. Dijamin nggak bakal ketinggalan bab serunya 😉
======❤️❤️❤️======Chanyeol berdiri di ambang pintu ruang tamu, tubuhnya kaku saat melihat pemandangan yang tak pernah dibayangkannya. Wendy, wanita yang dengan tegas memohon agar dia diizinkan membawa anak-anaknya, kini duduk angkuh di sofa keluarga Park.
Nyonya Park menatap wanita di hadapannya dengan perasaan campur aduk. "Bagaimana kabarmu?" tanyanya ragu, suaranya nyaris berbisik. Di dalam hatinya, ingatan masa lalu kembali menghantui.
Wanita ini, ia ingat dengan jelas pernah datang padanya dengan wajah tegar, mengungkapkan tentang kehamilannya yang mengejutkan dan mengaku bahwa Chanyeol adalah ayah dari anak yang dikandungnya. Saat itu, Nyonya Park tidak mau mempercayai satu kata pun yang keluar dari mulut wanita itu.
Chanyeol masih begitu muda, pikirnya. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa putranya harus menanggung beban menjadi seorang ayah di usia yang belia, terutama dengan seorang wanita yang tidak jelas asal usulnya. Ketakutan akan kehidupan Chanyeol yang berantakan membuatnya mengambil keputusan yang tak mungkin dibalik.
Namun kini, di hadapan wanita itu, Nyonya Park merasa ada sesuatu yang berubah. Entah itu perasaan bersalah atau rasa penasaran, ia tak dapat menghindarinya. Pertanyaan sederhana yang ia lontarkan terasa begitu berat, seolah-olah menggali kembali luka lama yang tak pernah sepenuhnya sembuh.
Wendy menatap Nyonya Park dengan mata yang tenang namun penuh arti. Dia tidak segera menjawab pertanyaan basa-basi tentang kabarnya, seolah-olah pertanyaan itu hanyalah sekadar angin lalu. Dengan gerakan yang lambat namun pasti, Wendy merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah amplop coklat yang cukup tebal.
Nyonya Park mengerutkan kening, matanya tertuju pada amplop itu dengan rasa ingin tahu dan kecemasan yang samar. Wendy meletakkan amplop tersebut di atas meja di antara mereka, jarak yang kini terasa lebih jauh daripada sebelumnya.
"Saya kembalikan uang yang pernah Anda berikan pada saya," kata Wendy, suaranya lembut namun tegas.
Nyonya Park terdiam, ingatan masa lalu kembali terbayang di benaknya. Dulu, dia memberikan uang dalam jumlah besar kepada Wendy, sebuah tawaran yang tidak bisa ditolak, demi memastikan wanita muda itu tidak mengganggu masa depan putra tunggalnya yang masih panjang. Baginya, uang itu adalah jaminan agar Chanyeol bisa menjalani hidupnya tanpa beban dari masa lalu.
Namun, saat ini, Wendy mengembalikan semuanya, dengan cara yang sama tenangnya ketika dia menerima tawaran itu dulu. Amplop coklat yang tergeletak di antara mereka bukan hanya sekadar uang, melainkan simbol dari keputusan yang pernah diambil dan perasaan yang tak terucapkan.
"Saya ingin membawa anak-anak saya," ucap Wendy dengan suara yang tenang namun penuh tekad, menghancurkan ketenangan semu yang selama ini dibangun oleh Nyonya Park.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY PARK
Fiksi PenggemarPark Chanyeol, pria sempurna di mata banyak orang, mendapati hidupnya terbelit oleh berbagai dilema yang tak terduga. Di usia 24 tahun, ia telah memiliki segalanya; wajah tampan, kekayaan berlimpah, dan sepasang anak kembar yang menggemaskan. Namun...