Butuh beberapa waktu sampai akhirnya Yudhis kembali ke rumah setelah beli pisang dan keripik singkong kesukaannya demi menghibur diri. Untung saja asisten rumah tangga segera datang membantunya dari labirin. Sia-sia banget dua hari dua malam mikirin modul yang cocok buat anak kelas 7 SMP yang nggak bisa perkalian sama sekali!
Namun, Yudhis beristighfar. Allah menegaskan kalau tidak ada yang sia-sia di dunia. Jika dia tidak mendapat balasan, berupa harta di dunia, semoga Allah memberinya pahala karena usahanya. Tapi, kalau nggak ikhlas gini, apa bisa dapat pahala? Ayo ikhlasiiin, Yud! Jangan sampai dunia udah gagal, akhirat juga nggak ada pahalanya! Seperti jatuh, ketiban tronton! Suara hati Yudhis menyemangati dirinya sendiri.
Yudhis mengempaskan diri di ruang keluarga dengan perasaan lebih baik. Es jeruk yang disiapkan tadi pagi di kulkas sangat membantu menaikkan mood-nya. Tentu dibantu dengan pisang dan sekantong keripik singkong rasa original. Ketika bibir cowok itu masih terus mengunyah, Bapak ikut duduk di sebelahnya.
"Kayaknya les privatnya nggak berjalan lancar. Itu tumbenan kamu sampai beli pisang dan keripik singkong sekaligus."
Yudhis menghela napas. Dia tak bisa menyembunyikan sesuatu dari Bapak. Akhirnya dengan semangat menggebu dia pun menceritakan apa yang terjadi, tentu saja sambil terus mengunyah keripik setelah dua buah pisang cavendish habis dilahap. Apa itu diet? Kata itu tidak ada dalam kamus Yudhis.
"Subhanallah!" Bapak ikut menyomot keripik singkong Yudhis dan ikut melampiaskan rasa kagetnya. "Namun, jangan terlalu kesal. Fokus saja sama usaha berikutnya. Cari klien lain."
Kali ini Yudhis setuju.
Memang tidak mudah melupakan kekesalan diperlakukan tidak adil, disalahkan juga, padahal sudah berusaha sebaik mungkin. Akan tetapi, Allah seadil-adilnya penilai. Jika manusia salah menyangka, yang penting luruskan niat dan biar Allah yang menilai hasilnya.
Perasaan Yudhis sudah jauh lebih baik setelah menyelesaikan sekantong keripik singkong dan satu lagi pisang dengan ukuran yang lebih kecil.
"Btw, Bapak udah lama nggak makan pisang goreng keju. Kamu bisa bikinkan?" Bapak tampak masih khawatir pada putra sulungnya.
Yudhis tersenyum dan tampak senang mendengar permintaan Bapak. Membuat pisang keju cukup mudah. Lagipula semua bahan sudah ada di rumah. Tidak perlu repot membeli lagi. Bapak pasti berpikir bisa sedikit menghiburnya. Yah, memang memasak itu menyenangkan asal tidak lagi bad mood.
Dirinya cukup suka memasak khususnya camilan. Piza, aneka roti, aneka gorengan, semua bisa dia buat. Namun, Yudhis tak punya waktu jika harus berjualan camilan. Selain karena harus mengajar di SMA setiap weekday seharian, dirinya mudah bad mood. Dan ketika bad mood, rasa masakannya jadi amburadul. Yudhis hanya seorang hobbyist, bukan profesional chef.
Namun, jelas, skill-nya ini sangat dibutuhkan di keluarga Bapak.
"Eh iya, Dhis. Kamu tahu nggak masakan kesukaan koki?"
KAMU SEDANG MEMBACA
END TABUNGIN
ComédieYudhistira bersedekap sambil berkata, "Temanku nggak mau difoto. Soalnya belum bisa mewing, jadi nggak sigma! Dia masih merasa skibidi!" Bima mengerjap bingung. "Bang ... situ gen Z apa gen alpha, sih?" Pemuda itu menggeleng sebagai jawaban. "Abang...