16.

192 31 5
                                    

"Terkadang manusia berbicara seperti batu yang di lempar ke laut, tapi dia tidak tau seberapa dalam batu itu tenggelam."

-Zayden Angkasa Maheswara

_____________






"Apakah dia sudah boleh pulang?" Tanya Gara

"Boleh, Tapi dia harus rajin meminum obatnya" Ucap Dokter

"Baiklah" Ucap Gara

Dia pergi dari ruangan Dokter Rio dan berjalan menuju ruang rawat Angkasa

"Bagaimana?" Tanya Felix yang sedang memangku Angkasa

"Zay sudah di perbolehkan pulang" Ucap Gara

"Baiklah" Ucap Felix

"Suruh si kembar untuk membereskan barang barang Zay" Ucap Felix

"Yaa"

Felix membawa Angkasa keluar dari ruangan tersebut ke rooftop untuk menaiki helikoper pribadinya

"Apakah kau sudah menceraikan istri mu?" Tanya Gara kepada Felix

"Sudah" Ucap Felix

"Baguslah" Ucap Gara

"Kenapa? Apakah kau cemburu?" Tamya Felix tersenyum Jahil

Gara yang mendengar itu langsung memukul Kepala Felix pelan

"Arhhh, Kau menyakiti ku sayang" Ucap Felix dengan muka memelas

"Diam sialan" Ucap Gara, Felix yang mendengar ucapan Gara langsung menutup mulut nya rapat rapat

"Om, nanti Zay nya di bawa ke Mansionnya sendiri atau ke Mansion Om?" Tanya Ethan

"Bawa ke Mansion saya saja" Ucap Felix

"Jangan, Di sana masih ada Jalang" Ucap Gara dingin

"Siapa yang kau sebut Jalang?" Tanya Felix Dingin

"Keponakanmu Annabella Cristiyana Mahendra" Tekan Gara dingin

"Dia masih di sana?" Batin Zayden

"Dia bukan Jalang" Balas Felix dengan nada yang lebih dingin

"Daddy membelanya?" Batin Zayden

"Garaaaa~~~" Rengekan manis itu menghentikan perdebatan dua insan itu

"Iya Bayiii" Balas Gara tersenyum gemas lalu mengambil Zayden dari gendongan Felix

"Ayo pulangg" Rengeknya

"Ayoo" Mereka semua menaiki Helikopter milik Felix,

2 jam kemudian akhirnya mereka sampai di mansion Felix yang berada di tengah hutan

"Turunlah" Perintah Felix

Mereka semua turun dari helikoper itu lalu memasuki Mansion Felix

"Kau bersama siapa Dad?" Tanya Pemuda tampan

"Adikmu" Ucap Felix

"Adik? Kau mengadopsi anak lagi? Apakah kau mau membuat Mansion mu ini menjadi Panti Asuhan Hah!?" Bentak Lino

"Adikmu, Zayden" Ucap Felix

"Zay?" Bingung Lino

"Hm"

Lino mulai mendekati Zayden dengan perlahan lahan lalu mengambilnya dari gendongan Gara

"Siapa?" Tanya Zayden Pelan

"A-Abangmu" Jawab Lino lirih bahkan seperti bisikan

"Abang?" Tanya Zayden

"Ya"

Lino Memeluk Zayden dengan erat seolah olah Zayden akan hilang saat itu juga, Sementara Gara, Felix dan Twins yang melihat itu hanya tersenyum haru

"Bawa dia ke kamar mu saja Lino" Ucap Felix

"Baik" Lino pun menuju kamarnya bersama Zayden di gendongannya

"Bang Lino?" Panggil Zayden

"Iya?"

"Kamar Zay yg dulu di mana?" Tanya Zayden,
Dia sedikit heran kenapa dua tidak di bawa ke kamarnya saja

"Emm.." Lino sedikit bingung untuk menjawabnya

"Kamar kamu yang dulu itu di tempati oleh Nana Baby" Ucap Lino lembut

"Hah?" Batin Zayden

Perjalanan menuju kamar Lino terasa sangat lama dan sepi tanpa adanya percakapan

"Kamu di sini dulu ya, Abang ada kegiatan" Ucap Lino lembut

"Iya Bang" Ucap Zayden

"Yaudah Abang pergi dulu" Ucap Lino lalu pergi keluar Dari kamarnya meninggalkan Zayden uang berbaring sendirian di kamar yang gelap itu

"Kamar Gue di tempati Jalang?" Batin Zayden

"Apa Yang menjadi milik gue gak akan jadi milik orang lain, daripada jadi milik orang lain lebih baik gue memusnahkannya" Lanjut Zayden dengan smirk nya

Dia mulai keluar dari kamar Lino Dengan cara meraba raba, sampai akhirnya dia tepat di depan Kamar Nana

Ia membuka pintu itu secara pelan pelan lalu menguncinya

Sebelum itu dia sudah mengambil tongkat Baseball milik Abangnya untuk menghancurkan semuanya



.



.



.


Halooo~~~~ Maap yaa Author lama gak up soalnya sibukk~~~

Semoga suka walau simpel, dan kalo ada Typo maklumin yaa, keyboard Author suka Typo soalnya 😁

ZAYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang