MR SCOUND XII

116 5 2
                                        

Selamat membaca 🦊

anak itu masih menangis di pelukan Lucas bahkan sampai sekarang, Lucas masih mencoba membujuk anak itu agar mau diobati namun nihil anak itu masih saja memeluk Lucas sambil menangis.

Clarissa masuk setelah membawa permen loli entah darimana.

"Ze coba kasih aku" Clarissa merentangkan tangannya meminta lucas memberikan anak itu.

"hati-hati Ze" Lucas sedikit kaku hampir saja anak itu terjatuh.

Clarissa membawa anak itu duduk di pangkuannya mendudukan anak itu menghadapnya.

"sudah jangan menangis lagi, kamu mau permen gak?" anak itu melirik permen yang Clarissa bawa tadi dengan tangisan yang mulai mereda.

anak itu mengangguk sambil mengusap matanya kasar.

"jangan kaya gitu nanti mata nya merah" Clarissa menahan tangan anak itu dan memberikan permen yang ia pegang.

Clarissa mengelus lengan anak itu yang masih memerah.

"auuu sakit" anak itu menjerit kecil membuat Lucas baru teringat kalau anak ini baru saja di pukul Celine.

Lucas mengambil ponselnya menelpon dokter untuk datang ke kantornya sesegera mungkin.

"apa sangat sakit?" anak itu mengangguk beberapa kali dan setelahnya menggeleng.

Clarissa menatap Lucas merasa kasihan dengan anak yang ia gendong.

"nama kamu siapa?" Carolline tersenyum lembut mengelus rambut hitam anak di pangkuannya.

anak ini mengingatkan dirinya dengan foto masa kecil Lucas ia sudah terlalu percaya dengan kekasihnya itu sampai tak mau berpikir buruk dan akan meminta penjelasan Lucas nanti.

menatap Lucas yang mengerti kode Clarissa Lucas duduk dan berbisik "nanti aku jelaskan semuanya" dan mengecup puncak kepala Clarissa.

setelah tenang dan pemeriksaan nya selesai anak itu tertidur lelap di pangkuan Clarissa.

"sini tidurin di ruangan aku aja" Lucas mengambil anak itu dari gendongan Clarissa dan menidurkan nya di tengah kasur.

Clarissa menatap Lucas lalu menunjuk balkon dengan dagunya.

balkon yang berpagar kaca sebatas dada Clarissa, balkon yang cukup luas dengan sofa di ujung balkon.

"jelaskan?" Clarissa bersidekap dada menatap Lucas.

"aku masih belum yakin tapi dari kemiripannya dengan ku dan umur yang sesuai aku merasa dia adik ku" Clarissa mengerutkan alisnya dan malah mulai menaruh curiga pada Lucas.

"dengarkan aku dulu jangan salah paham dulu dengar baik-baik ya" Lucas mulai kalang kabut takut Clarissa malah salah paham dengannya.

Clarissa menatap Lucas datar meminta penjelasan.

"aku akan menceritakan semuanya jadi dengarkan baik-baik ya sayang, aku takut di masa depan tak bisa lagi menceritakan ini pada siapapun" Lucas tersenyum getir rasa sesak di dadanya kembali terasa mengingat kejadian itu.

Lucas tengah termenung menatap hujan setelah panggilan teleponnya dengan Clarissa terputus saat ada ketukan di pintu memanggil dirinya untuk makan malam

"kamu akan mendapatkan adik yang kamu mau sayang" mamih berkata gembira sambil memeluk perutnya dan dielusnya lembut.

lucas yang mendengarnya merasa bahagia dan mendekati maminya lalu mencium perut kami dengan sayang juga jake yang memeluk mami dan adiknya itu.

selain dari keluarga kecil itu juga ada Celine yang tersenyum hangat namun tatapan benci yang lucas lihat menatap maminya.

beberapa bulan berlalu dan hanya tinggal 3 minggu lagi menuju kelahiran adiknya namun semuanya kacau saham perusahaan yang tiba-tiba anjlok dan papinya yang malah menghilang entah kemana menyisakan Lucas dan Jake yang mati-matian berusaha menyelamatkan perusahaannya.

"bagaimana bisa seperti ini!! semuanya kacau! buang semuanya kita buat dari awal " Lucas berteriak melempar berkas itu dan kembali menatap Jake yang berada di hadapan laptop dan tab yang memperlihatkan grafik saham perusahaan yang semakin anjlok.

tak ada yang bicara setelahnya semua yang berada di ruangan CEO itu serius mengerjakan pekerjaan nya masing-masing.

kekacauan di perusahaan membuat Jake dan Lucas hanya fokus pada perusahaan dan tak menghiraukan keadaan rumah yang ternyata mami nya sudah menelpon sejak kemarin malam.

di mansion mami tengah berjuang menyeret kakinya sambil memeluk perutnya yang terasa sangat sakit.

kakinya yang penuh luka dan kontraksi di perutnya membuat mamih sudah tak bisa lagi bergerak.

mamih tergeletak dengan kesadaran yang hampir tak tersisa, berteriak minta tolong.

di ujung pintu terlihat seseorang yang menatap malang mamih yang berteriak meminta tolong kepada dirinya namun nihil.

mamih tak tertolong dan wanita yang memakai jubah itu terlihat menyeret kembali mamih ke lantai atas sampai keesokannya mamih di temukan tak sadarkan diri di halaman belakang dengan tubuh seperti dilempar dari lantai atas.

"aku melihat ma-" Clarissa memeluk Lucas yang menangis dengan tubuh lemas saat kembali menceritakan kisah itu.

kematian maminya yang seperti sengaja tak dihilangkan dari rekaman cctv dan keterkejutannya menyadari siapa pria yang berdiri memperhatikan detik-detik kematian maminya.

"aku bisa mempertahankan perusahaan tapi tak bisa melindungi mami dan baby itu Queen" Lucas semakin terisak dengan suara parau dan pelukan yang semakin erat.

berbeda dengan Clarissa yang hanya bisa menangis tanpa suara sambil mengeratkan pelukannya mencoba menguatkan Lucas dalam pelukannya.

Lucas memang tak pernah membahas kematian mamih, Lucas hanya terus memintanya kembali setelah kabar kematian mamih di sampaikan Jake padanya.

"aku gagal menjadi seorang kakak dan anak" Lucas semakin menjadi suaranya semakin serak menumpahkan semua sesak di hatinya pada sang kekasih.

"semuanya hancur Queen" Lirih Lucas semakin kecil.

Clarissa mengulur pelukannya membuat jarak di antara mereka.

"itu sudah berlalu, mamih tak akan bahagia di sana jika kamu masih menyalahkan dirimu sendiri" Clarissa mengelus pipi basah dengan mata sembab itu lalu mengecupnya.

Lucas hanya mengangguk saja walau di hatinya ia masih tak terima dengan semua ini dan menaruh dendam pada pembunuh dan penghancur keluarganya, juga pada orang yang membiarkan semua itu terjadi.

"anak itu adik kita Lucas" Jake berteriak sambil berlari kearah Lucas yang masih memeluk Clarissa.

Wajah Lucas menjadi masam karena Clarissa mendorongnya dan mengambil berkas di tangan Jake.

Emang si lucas ini masih bisa bisanya ngerasa cemburu di keadaan kaya gini hadehhh

"dari wajah aja udah keliatan kenapa harus tes segala?" Lucas menginjak kaki Jake dan menarik Clarissa kedalam.

"emang lo bukan manusia ya Lucas"

"gak ada terimakasih sedikitpun" Jake terus mengomel mengikuti Lucas dan Clarissa yang masih fokus membaca
berkas di tanganya.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mrs SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang