“Yakinlah, bagaimanapun keputusan Allah yang berlaku atasmu, maka itulah yang terbaik untukmu! Mengertilah, beratnya cobaan hanya menimpa orang-orang pilihan.”
- dari Seseorang –
✨
✨
✨🌼🤍🕊️ Happy Reading 🕊️🤍🌼
“Kamu mau berangkat kapan?” tanya Gozali.
“In Syaa Allah, Siang mas,” ucap Zuhayrah sambil membereskan bekas sarapan mereka berdua.
“Yaudah kalo kamu mau ke kampus kabarin mas.”
Setelah kepergian sang suami, Zuhayrah membersihkan rumah. Mulai dari menyapu di dalam hingga di halaman rumah. Setelah selesai Zuhayrah pun melanjutkan menyuci pakaian kotor.
“Huh, capek juga,” gumamnya setelah menyelesaikan semua pekerjaannya.
Tinggal 3 jam lagi ia kan berangkat ke kampus, tiba-tiba saja pesan dari Zahra membuat ia tersenyum lebar.
Zahranable💩
Zu, dosen nggak jadi masuk ceunah...
Bukannya Zuhayrah membalas pesan dari Zahra, ia malah langsung menyimpan handphonenya di atas nakas. Lalu Zuhayrah menuju ke arah dapur untuk memasak, siang ini ia akan ke kantor sang suami untuk mengantarkan makan siang.
“Masak apa ya?” ujarnya sambil memikirkan apa yang akan ia masak.
Akhirnya Zuhayrah memilih untuk memasak oseng-oseng ayam dan udang asam manis.
Waktu berlalu begitu cepat, satu jam lagi waktu makan siang. Masakan Zuhayrah pun sudah matang dan siap untuk dibawa ke kantor Gozali. Sekitar 15 menit, Zuhayrah sudah selesai bersiap-siap untuk berangkat.
Zuhayrah pun menelpon sang suami, tetapi hanya berdering. Panggilan pertama kedua dan ketiga hanya berdering. Namun, saat ia mencoba untuk menelpon sekali lagi malah suara mbak-mbak operator yang ia dengar.
Karena takut telat, Zuhayrah naik grab. Hanya menunggu 5 menit grab itu pun sampai di depan rumah Zuhayrah.
“Dengan mbak Zuhayrah?” tanyanya untuk memastikan.
“Iya benar,” jawab Zuhayrah.
✨✨✨
Seperti biasa, saat jam makan siang Rain akan menyuruh orang atau mengantarkan makan siang ke kantor Gozali. Namun, berhubungan rain tidak ke kampus jadinya ia sendiri yang datang.
“Ketok dulu kalau masuk, Vin,” ucap Gozali kepada Alvin yang langsung masuk ke ruangannya.
“Eh, Sorry. Tapi ada sesuatu yang mau gue sampaiin.” Ujar Alvin kepada Gozali.
“Apaan emangnya?”
“Si Rain Dateng lagi, kayaknya mau bawain lu makanan,” ucap Alvin.
“Lah, terus kenapa kalau dia datang?” tanya Gozali bingung.
“Firasat gue kayak nggak enak, lu harus ingat istri lu di rumah. Kalau lu selalu terima makanan yang dari Rain dan istri lu tau pasti dia bakalan kecewa banget. Coba deh, lu yang ada di posisi istri lu dan dia sering di kasih makan siang secara Cuma-Cuma dari laki-laki lain. Pasti lu akan sangat kecewa. Gue di sini mau mengingatkan aja sebagai seorang sahabat, lu jangan egois jadi laki-laki. Eh, tapi gue sih siap aja nikah sama Zuhayrah kalau lu sampai menyia-nyiakan berlian yang kayak Zuhayrah.” Setelah mengucapkan itu, Alvin meninggalkan ruangan Gozali.
Setelah mendengar ucapan Alvin, Gozali termenung sesaat. Hingga pintu terbuka, Rain masuk lalu berjalan ke arah Gozali.
“Hai, aku datang bawa makan siang untuk kamu,” ucapnya dengan nada yang dilembut-lembutkan.
“Saya lagi sibuk, mending pulang aja,” ujar Gozali dengan ketus, tetapi hal itu tidak berlaku untuk seorang Rain.
“Kamu harus habisin dulu makanan ini, baru aku pulang.”
“Terserah.” Nada ketus tak membuat Rain menyerah untuk mendapatkan hati Gozali.
“Yaudah aku suapin, kamu lanjutin pekerjaan aja nggak apa-apa,” ucap Rain.
“Nggak usah, saya masih punya tangan yang lengkap,” ujar Gozali. “ALVIN,” teriak goza.
Alvin yang mendengar namanya diteriaki langsung tergopoh-gopoh memasukin ruangan bosnya, hingga kopi yang hendak ia minum tersembul keluar dari mulutnya.
“Ada apa?” tanya Alvin kepada Gozali.
“Kamu disini aja, saya nggak mau ada berita negatif yang menyebar,” ucap Gozali.
“Hmm, Btw inumoang kamar mandi. Mau bersihin baju nih, kotor kena kopi.” Alvin melangkah ke kamar mandi lalu mulai membersihkan bajunya yang terkena kopi. Kamar mandi itu pun tidak ia tutup sengaja agar bisa memantau sahabatnya dan juga perempuan itu.
Saat Alvin di kamar mandi, Rain tetap berusaha untuk menyuapi Gozali. Namun, Gozali tetap menolak.
“Udah Ngg....” Ucapan Gozali terpotong oleh suara yang familiar.
“Ja-jadi ini alasan kamu nggak angkat telfon dari aku? Sekarang aku tau kenapa akhir-akhir ini kamu berubah,” ucap Zuhayrah dengan nada gemetar. Sebentar lagi buliran bening akan terjatuh, saat ini Zuhayrah masih menahannya agar tidak keluar.
“Bu-buk...” Gozali belum menyelesaikan ucapannya, tetapi zuhayrah tidak memberi kesempatan kepada Gozali untuk berbicara.
“KENAPA HARUS DIA?” teriak Zuhayrah sambil menunjuk ke arah Rain. Setelah itu Zuhayrah berlari meninggalkan tempat itu. Hingga makanan yang Zuhayrah bawa untuk Gozali ia berikan kepada satpam kantor Gozali.
Belum sempat Gozali mengejar Zuhayrah, Alvin menahannya lalu berujar “Biarin Zuhayrah tenangin dirinya.
Belum sempat Gozali mengejar Zuhayrah, Alvin menahannya lalu berujar “Biarin Zuhayrah tenangin dirinya.
“Kalau aku nggak bisa milikin kamu, orang lain juga nggak akan bisa milikin kamu!” batin Rain menatap Gozali. Sejak tadi Rain tersenyum sumringah melihat kejadian yang terjadi. Alvin tidak sengaja menangkap wajah Rain yang tersenyum seperti itu.
✨✨✨
Hai teman-teman gimana part ini?Kalo banyak typo tandain!
Jangan lupa untuk komen dan vote ❤️
Pokoknya author maksa!!!
Next 👉🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhayrah [TAMAT]
RomanceApa yang salah jika mengagumi seseorang? Namun, ketika kamu siap mengagumi seseorang secara diam-diam, berarti kamu juga harus siap terluka secara diam-diam. Tetapi jika diam-diam dicintai oleh orang yang kita cintai, tiada yang lebih indah dari dua...