16 katahuan mama cantik

584 59 12
                                    

Fano saat ini menjelma menjadi tukang salon atau jadi babu dengan menyisir rambut halus milik Acha.  Sementara si pemilik rambut malah asik menatap dirinya di cermin, mengagumi kecantikannya sendiri.

"Acha cantik kan Ano? Kata Mika, Acha itu seperti bidadari"

"HM"

"Memangnya bidadari itu apa sih?"

"Makhluk"

"Makhluk?"

Mulaiii

Mulaiii

Mulai lagi rangkaian pertanyaan Acha yang tak berujung, jika Fano tak menjawab dengan kata-kata yang benar di mengerti oleh Acha maka sudah di pastikan Acha akan bertanya terus menerus hingga sehari penuh.

"Mau makan sosis gak?"

Jika malas menjawab maka jalan satu-satunya mengalihkan pembicaraan dengan membahas makanan.

"Mau! Mau! Acha pengen makan sosis nya Ano" ucap Acha santai membuat Fano reflek menutupi sosis jumbo milik nya.

"Jangan makan sosis gue, belum waktunya"

"Belum waktunya?...."

"Lalu kapan waktu nya?"

"Kita beli di minimarket, cepat berdiri"

Fano men ceyesal telah menawarkan sosis pada Acha, yah Fano akui otaknya yang bermasalah saat ini, bisa-bisanya ia meladeni ucapan Acha yang bodoh.

"Minimarket?? Sosis Ano di minimarket? Jauh sekali"

"Terserah Lo Cha"

Acha dengan kecepatan nya menyamai langkahnya dengan Fano, ia tak mau di tinggal karna sudah tak sabar memakan sosis nya.

....


Fano menatap Acha yang sibuk memakan sosisnya, keberadaan minimarket yang dekat dengan apartemen nya membuat Fano memutuskan untuk berjalan kaki saja, sekali  menikmati suasana pagi yang cukup cerah.

"Ano, Acha lelah"

Acha tiba-tiba mengeluh, menatap Fano dengan tatapan lelahnya padahal apartemen mereka tinggal beberapa langkah.

"Trus?"

"Gendong dong Ano ganteng"

Fano berdecak namun tubuhnya tetap bergerak menggendong Acha di punggung nya dengan sebelah tangan memegangi kantong belanjaan mereka.

"Enak?"

"Enak, Acha gak perlu jalan"

"Gue nanya sosisnya bodoh"

"Ohh, sosis nya enak, lezatt"

Fano tersenyum, meski kesal.

Setelah sampai di pintu apartemen nya Fano belum berniat menurunkan Acha, mereka masuk masih dengan Acha di gendongan nya.

"Besok Acha mau sosis Ano lag....."

'ehem'

Langkah Fano terhenti, dua manusia itu kompak menatap sosok cantik nan anggun yang duduk di sofa Apartemen Fano sambil menatap mereka dengan wajah datarnya.

"Mama"

"Mama?"

Fano reflek menurunkan Acha dari gendongan ya, gadis itu yang sudah bisa berjalan sendiri dengan pelan melangkah menuju si perempuan cantik sambil sesekali menatap perempuan itu dan Fano bergantian dengan wajah bingung.

Sementara itu Fano masih menatap tak percaya keberadaan mamanya.

Habislah sudahhhh

Bagaimana jika sang mama memikirkan yang tidak-tidak, apalagi dengan ucapan Acha barusan.

Acha Beban Ano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang