15 pantai

558 59 13
                                    

"Ano, Acha ini apa?"

Fano menatap Acha dengan kening mengerut bingung, ia mana tau jawaban dari pertanyaan gadis itu, karna ia juga mempertanyakan nya.

Fano sudah hampir dua bulan meminta orang untuk mencari tau tentang sosok Acha, namun belum mendapatkan informasi sama sekali.

Hari ini Fano mengajak Acha jalan-jalan ke pantai, dan saat ini mereka masih berada di mobil dalam perjalanan.

"Manusia"

Acha cemberut, ia juga tau kalo dirinya manusia, tak mungkin juga Alien yang menyamarkan. Tapi mungkin juga karna Acha sendiri tak tau pasti dia ini siapa sebenarnya.

Acha ingat, saat itu ia terbangun di tempat yang tak tau di mana, memilih melangkah melewati jalan menahan rasa dingin yang menusuk kulitnya.

"Acha punya orang tua?" Tanya Acha lagi untuk yang kesekian kalinya, ia baru-baru ini belajar tentang orang tua. Sosok ayah dan ibu, amat berperan penting dalam kehidupan namun Acha tak memiliki itu, karna itu ia bertanya pada Fano yang mungkin tau kan.

"Punya" jawab Fano singkat.

"Mana? Ooo atau orang tua Acha itu Ano?"

Fano menatap Acha lelah, sungguh pikiran gadis ini kadang sangat jauh.

"Orang tua Lo... Gue juga gak tau di mana, intinya Lo punya orang tua, kalo gak punya gak mungkin Lo hidup" jawab Fano cukup panjang namun tak membuat Acha mengerti.

"Oo gitu ya"

Fano mendengus, respon Acha membuatnya kesal entah kenapa.

Mobil Fano berhenti, Acha mengalihkan perhatiannya ke luar, sontak ia lansung melotot takjub, membuka pintu mobil Fano lalu meloncat keluar.

Ia berlari menatap sekitarnya penuh takjub.

Fano tersenyum tipis, melihat Acha nampak senang membuatnya ikut senang.

"Anooo, lihat danaunya besar bangettt"

"Anooo kenapa danaunya warna biru?"

"Anooo ini pasir kan?"

"Anoo mereka gak pake baju"

"Anoo Acha boleh buka baju juga?"

Fano menggeleng, Acha terus berteriak girang membuat pengunjung lain menatap aneh ke arahnya, beberapa orang yang memakai bikini yang Acha tunjuk barusan hanya diam saja tanpa protes akan tingkah gadis itu.

Fano menarik lengan Acha menuju tempat yang lumayan sunyi, bukan untuk nganu nganu, hanya saja jika lama-lama Acha di sana mungkin ia akan di serang para pengunjung yang kesal. Teriakan Acha cukup menganggu.

"Ano kenapa danaunya warna biru?"

"Ini laut Acha, bukan danau"

"Oooo, truss ini apa?" Acha yang masih penasaran menunjuk tebing batu besar yang ada tak jauh darinya.

"Batu" jawab Fano asal

"Kenapa batunya lebih besar dari Acha?" Tanya Acha lagi, menatap penasaran pada sesuatu yang Fano sebut batu.

"Tanya aja sama batunya"

Acha yang mendapat perintah begitu lansung melangkah mendekat pada batu yang di maksud, lalu...

"Batu... Kenapa kamu besar?"

"Batunya gak jawab Ano" teriak gadis itu setelah beberapa detik tak mendapatkan jawaban.

"Ano Ano, apa itu?"

Ki ini Acha menunjuk sampah plastik yang berjarak beberap meter dari tempat mereka saat ini.

Acha Beban Ano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang