04. Hampir

1.3K 80 6
                                    

💸💸💸

Karna ini malam Rabu aku up



"Kamu sudah punya pacar Fano?"

Fano yang asik makan seketika menatap mama nya yang kini melangkah ke arahnya. Wanita itu membawa sepasang sendal rumahan imut milik wanita yang semalam Fano beli secara acak.

Fano memalingkan wajahnya, ia lupa menyembunyikan benda itu. Sialnya sang mama malah menemukan nya.

Fano mencoba menetralkan emosinya, cowo itu kembali menatap sang mama dengan ekspresi tenangnya semantara itu Amora sudah menatap curiga ke arahnya.

"Nggak"

"Trus ini punya siapa kalo nggak? Kamu bohongin mama?"

Fano diam, mencoba mencari alasan yang tepat.

'prang'

Di tengah kesunyian suara benda jatuh di ruang baca Fano mengalihkan perhatian, Amora sontak menatap curiga pintu yang berada di sudut ruangan, lalu menatap putranya lagi meminta penjelasan.

"Jangan bilang kamu nyembunyiin wanita di apartemen ini?" Tuding Amora, wanita itu sudah bersiap untuk melangkah menuju asal suara.

"Nggak mah, itu kucing doang, tu sendal punya Miko yang dia beli buat pacarnya tapi ketinggalan" ucap Fano akhirnya, menghentikan langkah Amora.

"Serius? Kamu gak bohong kan Fan?" Tanya Amora lagi memastikan.

Fano mengangguk menyakinkan, semenyeram kan apapun seorang Fano jika sudah berhadapan dengan mamanya hilang sudah entah kemana aura menyeramkanya.

"Trus sejak kapan kamu punya kucing?"

"Semalam, Nemu di jalan" jawab Fano asal, bukan kucing yang ia temukan melainkan sosok manusia yang nampaknya lebih bodoh dari kucing.

Mamanya nampak diam, dan syukurlah akhirnya menerima alasan Fano. Wanita itu kembali sibuk membereskan kamar putranya yang kurang rapi.

Sementara itu Fano melirik pintu yang masih tertutup rapat, entah apa yang gadis itu lakukan namun perasaan Fano mengatakan jika ruangan itu sudah berantakan saat ini.

.....



Fano menatap kepergian mamanya, tangan cowok itu terkepal sambil berteriak mengucapkan 'yes'. Baru kali ini Fano tak mengharapkan keberadaan mamanya sendiri.

Setelah memastikan mamanya sudah benar- benar menghilang, ia lansung mengunci pintu apartemen nya dan berlari kecil menuju ruangan tempat ia menyembunyikan Acha, Fano ingat jika ia tak memberikan gadis itu minum, bisa jadi saat ini gadis itu tengah sekarat atau mati karna tersedak kan.

'cklek'

"ANOOOO"

Fano salah besar, Acha tidak mati melainkan Fanolah yang akan mati menahan kesal akibat ulah gadis itu. Ruang baca yang tadi tertata rapi karna memang juga jarang di gunakan kini sudah seperti kapal pecah, oh bahkan lebih dari kapal pecah.

Sedangkan Acha.... Setelah menyapa Fano gadis itu kini di sibukkan dengan menatap keluar jendela apartemen yang memang cukup lebar di ruangan itu.

Piring pecah, buku-buku berantakan tak lagi berada di tempatnya, sofa empuk sudah kotor hiasan sudah tak berbentuk lagi.

Sebenarnya apa yang gadis aneh itu lakukan?

"Ano.... ANOOOO"

Perhatian Fano kembali tertuju pada Acha, gadis itu dengan semangat menunjuk-nunjuk beberapa orang yang berlalu lalang di bawah sana.

Acha Beban Ano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang