10 Adik

668 64 14
                                    

Acha memakan dengan lahap makan siang yang Fano pesankan, di hadapannya ada hanphonen yang sedang menayangkan beberapa pelajaran dasar yang perlu Acha pelajari. Tak sulit bagi Acha, gadis itu bodoh namun pintar seperti yang Mika katakan.

"Ada anak baru ya di kelas kamu yang ko?"

Mika menatap Miko, gadis itu sedari tadi bergelayut manja di lengan sang kekasih sambil mengadukan si Acha yang menyebalkan di depan orangnya sendiri, beruntung Acha tak mengerti dan fokus menatap ponsel Fano.

"Emmm iya, kenapa yang Ka? Tenang, yang ko akan selalu setia sama yang Ka"

"Aaaaa, gak gitu, aku cuma nanya doang yang ko"

Keduanya terus melontarkan godaan-godaan, tak peduli dengan Geo yang menatap muak melihat tingkah keduanya dan Kenzo tak  ada bedanya dengan Geo, sedangkan Fano? Cowok itu sibuk memperhatikan Acha yang nampak belepotan memakan makanann nya.

"Yang mana anaknya? Siapa tau gue tau" sambung Geo, ia yang beda kelas dari Fano dan Miko merasa penasaran, melirik kesana kemari mencari si anak baru yang di bahas Mika.

"Gak tau, aku denger gosip aja sih, katanya cupu ya? Yang?" Jawab Mika, menatap Miko meminta jawaban yang pasti.

"Yah, tapi cantik" jawab Miko tanpa sadar, Geo dan Kenzo kompak menatap Mika yang sudah di tebak sebentar lagi akan....

"Baru aja tadi kamu bilang setia sama aku, yaudah aku marah" Mika berteriak kesal, berdiri dari duduknya dan melangkah meninggalkan kantin.

Miko panik, cowok itu menatap Geo dan Kenzo yang nampak menahan tawa mengejeknya.

"Sialan lo berdua" ucap nya sebelum akhirnya berlari mengejar sang kekasih

Kali ini Geo berpindah pada Fano, "secantik apa anak barunya Fan? Yang mana sih orang nya? Ada gak di kantin?" Tanya Geo, ia sungguh penasaran.

"Bukan tipe Lo" jawab Fano singkat dan kembali menatap Acha.

"Yee si babang, tinggal tunjuk aja orangnya udah" ucap Geo kesal namun tak di pedulikan Fano.

"Dah, ntar kita liat sendiri" ucap Kenzo akhirnya mengeluarkan suara.

"Aaaaaa makasih yayang Enzo" ucap Geo manja.

Kenzo menatap tajam sahabatnya itu, "najis" makinya membuat Geo terbahak seketika.

....

"Boleh tanya?"

Fano yang baru duduk di bangkunya lansung mendapatkan sambutan dari Aneta, cowok itu menoleh lalu mengangguk saja.

"Ini gimana ngerjainnya? Gue bingung, ya maklum anak baru" tanya Aneta, meletakkan bukunya yang si sana tertulis soal matematika yang baru di berikan guru tadi pagi, ia tak sedang modus, di sini ia hanya mengenal Fano sebagai teman sebangkunya, teman-teman sekelasnya yang lain seperti enggan bergaul dengan nya.

Fano menatap buku milik Aneta, tanpa banyak bicara pria itu meraih buku tersebut, mengambil pulpen Aneta lalu mulai menulis sesuatu di buku gadis itu.

Tak ada yang menyadari nya selain Aneta yang meminta tolong, semua orang masih sibuk dengan dunia masing-masing.

"Lohhh kok lo kerjain? Gue kan cuma nanya caranya doang" ucap Aneta kaget saat sadar Fano sedang mengerjakan soal tersebut.

Fano tak mengindahkan protesan dari Aneta, ia terlalu malas berbicara untuk menjelaskan pada Aneta, karna itu Fano memilih mengerjakan soal tersebut.

Tak butuh waktu lama, si Fano yang keturunan dari Felix Fedrico dapat dengan mudah mengerjakan soal nya.

"Makasih, ntar gue traktir deh" ucap Aneta, gadis itu senang namun juga merasa tak enak karna ia hanya menanyakan caranya bukan meminta cowok itu mengisi nya.

Acha Beban Ano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang