18 Mimpi aneh

467 56 15
                                    

"Mimpi"

Itulah kata yang Mika ucapkan saat ia mendengar percakapan Rissa dan Acha. Gadis itu dengan cepat menarik Acha untuk segera menjauh dari Rissa yang menurutnya sangat berbahaya.

Kini, mereka sudah berada di kelas. Guru yang mengajar sudah masuk dari beberapa menit yang lalu.

Tak ada yang menarik, pelajaran berlangsung seperti biasa. Acha juga nampak sibuk di mejanya, memainkan dua buah pulpen yang Mika tebak menjadi dua orang yang saling berbicara, uhh nampaknya Mika harus memberikan Acha boneka Barbie agar bukan pulpen yang gadis itu mainkan

Menit kini telah berganti jam, setelah melalui dua mata pelajaran akhirnya mereka di beri kesempatan untuk istirahat.

Mika melirik Acha yang ternyata tertidur, namun terlihat ada yang salah dengan gadis itu.

Apa Acha sedang bermimpi buruk?

"Tidak...."

"Tidak mau...."

"Acha!"

Acha membuka matanya, gadis itu memegangi jantung nya yang terasa ingin copot. Apa itu tadi?

"Lo kenapa?"

Acha menatap Mika yang kini berubah khawatir, wajah gadis itu pucat setelah ia bangunkan. Acha menggeleng, ia memilih merahasiakan mimpi yang ia alami.

Sebuah bangunan besar dan mewah dan beberapa orang yang menyeramkan adalah mimpi Acha barusan. Orang-orang menyeram kan itu seakan menatapnya dan ingin membantainya, berbagai senjata yang mereka pegang dengan tatapan yang menyeramkan.

Acha menggeleng sekali lagi, ia memilih melupakan mimpi aneh itu.

"Lo lapar?"

"Iya"

"Yaudah yuk ke kantin"

Acha mengangguk semangat dan tanpa membereskan barang-barang nya yang berserakan di meja gafus itu berlarik keluar dari kelasnya.

Mika menghela nafas, Acha belum sepenuhnya waras. Dengan malas ia membereskan meja Acha, yang amat berantakan. Setelahnya barulah ia menyusul Acha yang mungkin sudah sampai lebih dulu di kantin.




🐛🐛🐛🐛

"Anoo, makan apa hari ini?"

Fano dan Aneta yang duduk lebih dulu kompak menatap Acha yang datang-datang lansung duduk di samping Fano. Gadis itu bahkan dengan santai menarik mangkok bakso milik Fano.

"Eh, Acha itu kan...."

"Biarin"ucap Fano singkat menghentikan Aneta yang ingin mengatakan pada Acha jika yang gadis itu makan saat ini adalah makanan milik Fano.

"Owaaaah pedasss, enakkk" teriak Acha semangat, gadis itu kembali memasukkan bakso tersebut ke dalam mulutnya. Menghiraukan tatapan orang-orang di sekitarnya.

"Kamu makan apa Fan? Atau mau aku pesanin lag...."

"Gak, gue kenyang" ucap Fano menyela tanpa menoleh pada Aneta. Ia terlalu fokus menatap Acha yang saat ini kepedasan dengan bibir memerah.

"Oh, oke" ucap Aneta sedikit merasa kecewa, ia mengikuti arah pandang Fano, menatap Acha dengan sorot sulit di artikan.

"Enak?"

Aneta kembali menatap Fano, ia kira cowok itu bertanya padanya namun ternyata pada Acha yang lansung di jawab dengan anggukan dari gadis itu.

"Enak, Panas.....seenak Ano" ucap Acha girang.

Terdengar kekehan ringan mendekat, Mika dan Miko datang sambil tertawa menatap Acha yang tengah kepedasan.

"Yang Ko, lihatlah wajah Alien cantik ini...."

Acha Beban Ano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang