17

618 57 74
                                    

Dia Rissa, gadis manis berwajah cantik namun tidak dengan hatinya. Katanya ia adalah seorang gadis yang amat arogan dan hobi membully orang-orang yang mengganggunya. Beberapa Minggu belakangan ini ia yang ada orang kaya dengan santai izin liburan ke Spanyol bersama kedua orang tuanya.

Hari ini ia kembali, dengan wajah songong nya melangkah di koridor menuju kelasnya, dadanya di majukan, tubuhnya di lentikkan dan kepala yang terangkat.

Dua gadis di belakangnya tak kalah menggelikannya, mereka amat senang panutan mereka kembali setelah menghilang selama hampir sebulan.

Beberapa orang mulai menyingkir, enggan berdekatan atau menghalangi jalan seorang Rissa.

Acha, gadis itu sedari tadi menatap Rissa dengan wajah penasarannya, berjalan di samping Mika yang sibuk memainkan ponselnya.

"Mika-mika"

Mika tersadar, gadis itu menyimpan hp miliknya di tas lalu menatap Acha yang kini nampak fokus menatap ke depan. Mika mengikuti arah pandang Acha, ia seketika mengerti.

"Itu namanya Rissa, Lo jangan dekat-dekat sama dia yah" peringat Mika.

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan dekat-dekat aja udah"

"Kenapa?"

Mika berdecak, "kalo Lo dekat sama dia Lo bisa di makan, trus mati trus gak bisa dekat Fano lagi, mau lo?" Jawab Mika dengan wajah seriusnya, berharap Acha segera mengerti.

"Acha di makan? Wah Baik, Acha tak akan dekat dia"

Mika tersenyum, akhirnya Acha tak bertanya lagi dan dia tak perlu pusing-pusing meladeni gadis itu, namun sedetik kemudian Mika di buat terkejut dengan tingkah Acha.

Gadis itu menirukan gaya berjalan Rissa, dadanya di busungkan serta pinggangnya di lentikkan, ia melirik Mika yang masih syok dengan kelakuan gadis itu.

"Acha mirip Rissa?"

"Nggak, udah jangan Lo majuin tu tombol"

Acha bingung namun gadis itu kembali berjalan seperti biasa, keduanya sampai di kelas dan duduk di bangku masing-masing.

"Acha mau makan"

Baru saja duduk Acha sudah mengeluh lapar.

"Lo gak sarapan tadi pagi?"

Acha menggeleng, pagi ini Fano sama sekali tak memperdulikan dirinya, cowok itu bangun menghubungi Mika untuk menjemput Acha lalu bersiap memakai seragamnya lalu pergi tanpa pamit sama sekali. Saat itu Acha hanya diam menatap kepergian Fano dengan wajah bantalnya, gadis itu tak berniat bertanya atau mengganggu Fanonyany nampak terburu - buru.

"Gak di kasih makan lo sama Fano?"

Acha kembali menggeleng, "Ano lagi sibuk" jawab Acha dengan wajah polosnya.




....






Di sisi lain, cowok yang baru saja Acha bilang sibuk ternyata saat ini memang sedang sibuk. Sibuk membantu pacar barunya yang katanya keseleo namun tetap memutuskan untuk masuk sekolah, alhasil Fano lah yang repot sendiri dan kenapa juga Fano mau membantu gadis itu?

"Makasih"

Aneta menatap tulus Fano, ia sudah duduk di kursinya, menghiraukan tatapan iri dari para gadis yang melihat Fano membantunya berjalan.

"Gue pergi"

"Kamu udah sarapan?"

Belum sempat Fano beranjak Aneta kembali melayangkannya pertanyaan membuat Fano kembali menatap gadis itu, namun pertanyaan itu juga mengingatkan Fano dengan ia yang belum menyiapkan sarapan untuk Acha.

Acha Beban Ano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang