07 Bisik bisik

722 60 6
                                    

'siapa sih tu cewek?'

'idih sok polos banget'

'imut yah, tapi apa hubungannya dengan Fano?'

Acha yang berjalan di samping Mika tak henti-henti nya menatap kesana kemari, semua orang terasa seperti menatapnya sambil mengatakan sesuatu namun Acha tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Udah biarin aja, mereka iri itu lo bisa dekat sama Fano" ucap Mika setengah berbisik.

Acha menatap bingung Mika, "iri?" Tanya nya. Mika yang sudah menebak pertanyaan itu hanya bisa menghela nafas,  sesulit itu berbicara dengan Acha.

"Iri itu mereka mau kayak Lo, dekat sama Fano" Jawa  Mika asal, sekali lagi ia malas menjelaskan panjang lebar.

Mereka terus beriringan menuju kantin, tentunya masih dengan bisik-bisik tetangga dari para siswi di sepanjang koridor.

Acha?

Gadis itu tersenyum saja pada setiap orang yang ia temui, tak peduli tatapan apapun yang mereka layangkan, Acha tetap tersenyum manis.

"Berhenti"

Perjalanan mereka terhambat, tiga orang gadis dengan penampilan sedikit mencolok menghadang. Gaya mereka yang songong membuat Mika kesal buakn main, di tambah perutnya saat ini sedang keroncongan minta di isi.

"Apa?" Tanya Mika tak santai, gadis itu meraih pergelangan tangan Acha agar tak hilang sebab gadis itu nampak tak diam sedari tadi.

"Siapa ni bocah? Siapanya Fano?"

"Bukan urusan lo" ucap Mika ngegas karna si primadona juga bertanya ngegas.

Mereka adalah Bella si cewek cantik yang katanya primadona sekolah dan Kira, Nia dua gadis yang selalu mengikuti Bella, katanya sahabat namun lebih seperti budak.

"Urusan gue? lo tau sendiri gue calon pacarnya Fano"

Mika tertawa, yah memang sudah tak heran lagi dengan Bella yang ngaku-ngaku jadi calon pacarnya Fano padahal mendekati Fano saja gadis itu tak berani.

"Oh ya? Yaudah berarti lo harus baik- baik sama ni bocah, dia anak angkatnya Fano soalnya" ucap Mika menunjuk Acha yang masih diam menatap bingung beberapa orang yang sedang berdebat di hadapannya.

"Maksud Lo?"

"Sulit jelasinnya Bell, kalo lo mau yang lebih jelas tanya sama Fanonya lansung deh" ucap Mika tersenyum mengejek, gadis itu menarik Acha untuk segera ke kantin, cacing sialan di perutnya sudah mulai berdemo meminta makan.

Sesampainya di kantin mereka kembali jadi pusat perhatian apalagi saat Mika dengan santai membawa Acha ke meja yang sama yang sudah di isi oleh Fano dan kekasihnya Miko serta  dua teman lainya, George dan Kenzo.

"Kok lama yang? Aku udah nungguin dari tadi" ucap Miko manja menyambut kedatangan kekasihnya.

"Utut Tut, maaf yang ayang kooo"

George atau lebih akrabnya di panggil Geo, cowok dengan paras tampan campuran Belanda Indonesia itu menatap jijik pada sahabatnya sendiri, walau sudah biasa tetap saja nampak menggelikan.

"Ini yang lo ceritain tadi?" Kenzo si kalem, melirik Acha yang tumben kalem, gadis itu duduk di samping Fano yang sedari tadi fokus memainkan hanphonen nya.

"Hmm, namanya Acha, Fano yang kasih nama" ucap Miko, cowok itu sedari tadi sibuk menceritakan sosok Acha yang di pungut Fano, Fano mana mau menceritakannya, cowok itu cukup jarang berbicara apalagi bercerita panjang lebar.

"Lumayan, buat gue aja kali Fan?" Ucap Geo, melirik Fano yang lansung mendapatkan tatapan tajam.

"Tanya dia" ucap Fano singkat dan kembali pada ponselnya.

Acha Beban Ano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang