01. Beban Hidup

2.6K 93 14
                                    

🐛🐛🐛

Fano melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, suasana malam yang sepi di tambah beribu telpon dari mama nya lah yang membuat Fano bak orang kesetanan mengendarai motornya.

Dua jam yang lalu, ia sempat bersenang- senang atau lebih tepatnya ikut duduk di sekumpulan remaja dengan pergaulan bebas sedang berpesta di sebuah tempat khusus, Fano hanya duduk dan menikmati minumanya, memandangi temannya Reval yang sedang mabuk kepayang dengan gadis incaranya.

Tak banyak yang Fano lakukan, jika saja malam ini balapan liar yang ia ikuti tak di tunda mungkin saja Fano tak sebosan itu.

Karna bosan akhirnya Fano memutuskan untuk pulang, namun mamanya tiba- tiba menghubungi nya dan mengatakan meminta di belikan telor di jam segini. Kadang Fano ingin sekali menceramahi ibunya sendiri, sebab wanita yang melahirkan nya itu seakan tak peduli pada anaknya, yah lihatlah masa minta belikan telor di jam 02: 09, syukur saja Fano kebetulan sedang di luar jadi ia tak merasa keberatan sama sekali.

Melaju dengan kecepatan tinggi tak membuat Fano hilang fokus, dari kejauhan remaja itu melihat sosok manusia sedang berjalan sendirian di tengah malam yang sepi.

Manusia?

Serius?

Tidakkah itu setan?

Fano memelankan laju mobilnya, memastikan yang ia lihat benarlah manusia.

Namun sedetik berikutnya remaja itu mengerem mendadak, ia kaget bukan main saat menyadari jika sosok yang ia lihat adalah seorang wanita dengan rambut panjang nya, namun bukan itu yang membuat Fano kaget, wanita itu nampak tak mengenakan pakaian, walau di tutupi rambut panjangnya hingga menutupi bokongnya namun Fano tau betul jika wanita itu tidaklah mengenakan sehelai benang pun.

Bulu kuduk Fano Merinding, ia bersiap akan melajukan kembali mobilnya nya, seorang wanita berambut panjang seorang diri di malam hari di tambah dengan seakan tak memperdulikan lampu mobil Fano yang sedari tadi menyorot ke arah nya, itu mengerikan, Fano memang pemberani tapi jika begini ia juga harus berhati-hati.

"Bajunya mana mba?"teriak Fano asal.

Jika itu manusia tak tega juga jika Fano meninggalkannya, mamanya yang baik hati berkata 'walau kamu kayak setan, tetap harus berbuat baik ya, contohnya tolong menolong, tapi jangan tolong setan juga, tolong yang manusia, ya sayang' nah begitulah kira- kita pesan mama cantiknya.

"Woy, tuli?"

Fano akhirnya menghentikan motornya di samping wanita itu, matanya menatap lansung wajah wanita itu, ngeri juga jika malah menatap tubuh si wanita, hah malam ini ujian cukup berat bagi Fano.

Wanita itu akhirnya berhenti, ia menoleh pada Fano yang sedari tadi cukup mengganggu.

Fano terdiam menatap wanita itu, wajahnya nampak cantik dan bahkan Fano tak bisa menjelaskan se cantik apa wanita aneh yang ia temui itu.

"Dingin"

Satu kata keluar dari bibir wanit itu, lalu dengan santainya malah pingsan tergeletak di jalanan.

Fano yang awalnya sedikit terpesona sontak lansung kaget, remaja itu keluar dari mobilny, segera membuka jeket nya. Memasangkan pada wanita itu, hal inilah yang harusnya ia lakukan sedari tadi.

Syukurlah, jeket Fano dapat menutupi tubuh telanjang wanita itu dan sekarang yang harus Fano fikirkan, bagaimana ia membawa wanita itu, atau Fano biarkan saja di jalan sepi ini?

Tidak, bagaimana jika wanita ini bertemu dengan manusia yang lebih berbahaya dari Fano?

.....

Dengan berbagai cara, akhirnya Fano berhasil membawa wanita yang ia temui ke apartemen miliknya.  Masalah telor  yang mamanya pesan, Fano memutuskan untuk memberikan alasan jika ia tak enak badan, syukurlah wanita itu percaya.

Acha Beban Ano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang