CHAPTER 17: TOLONG JAGA RAHASIA INI

185 6 0
                                    

"gue belajar agar berhenti mengeluh, karna setiap kali gue pinjam seseorang katanya luka gue gak seberapa"

-kania mesya anaira


_______________

"Eugh" kania membuka matanya perlahan ia melihat langit uks dan seketika ia menoleh menatap rehan

"Akhirnya lo sadar juga" sahut rehan

"Ng-ngapain lo disini? Ini gue dimana" tanya kania

"Lo pingsan tadi sekarang lo di uks, sorry banget bukan maksud gue mau rebut lo dari kairo" jelas rehan ia bangkit membantu kania bangun

"Sssh" kania meringis merasakan kepalanya sakit dan pusing

Rehan mengambil air lalu memberikan pada kania "kalo pusing lo istirahat aja nanti gue izinin gak masuk"

Kania mengangguk "makasih ya, gue minta maaf gegara gue lo di pukul"

Rehan tersenyum "udah gak papa kok gue. Kalo gitu gue masuk kelas ya ada ulangan dadakan, di luar ada elena"

"Elena?"

"Iya nanti dia jagain lo disini"

Kania mengangguk antusias tak kala rehan pergi dan kini elena masuk ke dalam dirinya sudah minta izin untuk menjaga kania

"Nia, lo oke? Kepala lo tremor kan?" Tanya elena panik serta memberikan pertanyaan

Kania menampilkan wajah jengkelnya "gue agak sedikit pusing" ketusnya

Elena mengangguk melihat wajah kania pucat elena teringat sesuatu semalem ia mengeluarkan kertas yang ada di saku rok nya "lo cari ini kan?" elena menyodorkan kertas itu

Mata kania melotot "lena, l-lo dapat kertas itu dari mana?" Tanya kania sedikit panik ingin mengambil kertas itu

Elena menurunkan kertas di tangannya "jawab gue dulu, lo punya penyakit pada organ tubuh?"

Kania terdiam sesaat menatap mata elena dengan penasaran

"Kania, jawab gue! Lo sembunyikan ini dari mereka?" Paksa elena karna kania terdiam

"Lena, dengerin penjelasan gue dulu sebenarnya gue terpaksa sembunyiin ini dari semua orang" jedanya "gue juga gak mau merepotkan orang lain termasuk keluarga gue,na. Asal lo tau gue benci banget sama diri gue, gue selalu pura-pura kuat, na. Gue belum pernah tidur nyenyak, rumah gue udah hancur gak tau jalan pulangnya kemana lagi. Gue cape, na.. gue benci sama hidup gue yang penuh kebohongan gue" lirih kania panjang lebar ia menunduk kepalanya

Elena langsung memeluk tubuh kania "selama ini keluarga lo berantakan tapi lo selalu terlihat baik-baik, gue aja shock setelah melihat hasil tes pencucian darah" jeda "jadi ini alasan lo bohongin gue"

Kania melepaskan pelukannya "sorry ya, na. Gue mohon jangan ngasik tau rahasia ini dari siapapun termasuk rehan cuman lo yang tau" lirihnya

Mata elena berkaca-kaca dirinya tidak sanggup melihat sahabatnya menderita "gimana ya, tapi gue kasian sama lo kania. Kenapa lo tutupin semua ini, sebenarnya lo anggap gue apasih, nia" lirih elena menatap kania

"Maaf"

Elena menghela nafasnya "gue udah maafin lo, jadi jangan sembunyikan lagi dari gue ya.. anggap aja lo saudara gue"

Kania tersenyum miris "keluarga lo sendiri gimana?" Tanya kania

Elena menunduk saat kania menunggu jawabannya "ya gitu deh. Ayah selalu saja cuekin gue, soal salsa gue minta maaf ya gue gak bisa bantu lo jika salsa melakukan tindakan. setelah ayah pergi keluar kota gue dipukul, diseret, ditendang. tapi sama, gue selalu nutupin masalah dari semua orang" lirihnya

Kania Mesya AnairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang