CHAPTER 12: RUMAH POHON UNTUK KANIA

198 7 1
                                    

Setelah gue mikir, lo butuh dua rumah untuk mencurahkan isi hati lo kania, walaupun lo sendirian dirumah pohon ini lo bisa cerita sama rumah dan danaunya, itu adalah saksinya saat semua orang gak butuh lo lagi

-Rehandika

-Rehandika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


________________

Sepulang dari rumah sakit kania menyuruh supir taksi berhenti salah satu cafe hari ini kania ingin sendiri saat ini ia pegang kertas serta obatan yang diberikan oleh dokter alisya

"Makasih ya pak"

"Sama-sama mbak" ucap supir taksi itu meninggalkan kania yang kini menuju cafe

Kania berjalan salah satu bangku di pojok kanan ia menduduki dan mulai memesan makanan tak lama makanan kania datang ia pun melahapnya sambil memikirkan penyakitnya

"Aku harus gimana nazilla udah sembuh sedangkan aku mendapatkan penyakit serius" gumam nya menatap kertas itu "apa kata papa sama mama, aku harus nyembuyiin kertas ini"

"Ekhem!" Dehem seseorang buru-buru kania memasukkan kertas dalam tas selempangnya

"Rehan, rehan lo ngapain disini?" Tanya kania panik

Rehan dengan pakaian sekolahnya duduk santai ia mengangkat tangannya untuk pesan "seperti biasa mbak"

Mbak pelayan itu mengangguk lalu pergi rehan menatap kania "santai aja tuh muka panik bener"

"Bukannya lo harus sekolah ya"

"Hari ini kita disuruh pulang cepet katanya ada rapat guru gue tadik mau kerumah lo kata elena lo sakit"

Kania mengangguk "i-iya.. g-gue lagi sakit" cengirnya dengan wajah pucatnya

Pesanan rehan datang ia menyeruput jusnya "kalau lagi sakit ngapain nongkrong disini? Badan lo lemes gini lo abis dari mana, hmm?"

Kania terdiam sesaat gak munkin ia harus mengatakan sesuatu "gue abis dari toko buku niat gue mau istirahat sambil membaca tapi novelnya udah habis jadi ketoko buku lah"

Rehan mengangguk "kairo nanyain gue ke lo lo sakit apa?"

"Gue deman biasa aja. Tapi udah mendingan kok lo sendiri ngapain di cafe"

Rehan menatap sekelilingnya "inikan cafe tempat favorit gue, gue sana geng warriors sering nongkrong kalo malam" jelasnya

"Muka sama bibir lo kenapa pucat? Lo sakit atau lo deman tinggi?" Tebak rehan mengerutkan keningnya menatap kania

Kania Mesya AnairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang