HALILINTAR'S INSANITY

CHAPTER 3: Gemuruh (1)

𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙉𝙎𝙁𝙒 +18, 𝙄𝙉𝘾𝙀𝙎𝙏, 𝙈𝙀𝙉𝙅𝙄𝙅𝙄𝙆𝘼𝙉, 𝘿𝘼𝙉 𝙏𝙄𝘿𝘼𝙆 𝘽𝙀𝙍𝙈𝙊𝙍𝘼𝙇. 𝙏𝙊𝙇𝙊𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘽𝘼𝘾𝘼𝘼𝙉 𝙎𝙀𝙎𝙐𝘼𝙄 𝙐𝙈𝙐𝙍 𝘿𝘼𝙉 𝘽𝙄𝙅𝘼𝙆 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼.

•

°
.

Sudah tepat 2 bulan semenjak kedua insan itu menjalin hubungan terlarang secara diam-diam, dan mereka berdua menjadi jauh lebih dekat dari sebelumnya.

Mereka jadi sering berbicara berdua, pergi keluar berdua, atau bahkan hanya sekedar menyelinap ke belakang rumah untuk berciuman di malam hari.

Dan kedekatan mereka berdua ini membuat Gempa, saudara kembar Taufan menjadi agak gelisah. Gempa tahu mereka berdua sudah dekat sejak dulu, namun sekarang.. semuanya terasa berbeda.

Tatapan yang mereka berikan satu sama lain, pembicaraan yang bisanya berbisik bisik, dan semuanya semakin memicu kecurigaan Gempa saat ia tahu kalau kedua saudaranya mulai keluar rumah dan berduaan di tepi sungai di belakang rumah mereka..

Gempa adalah orang paling optimis diantara keenam saudaranya, namun, tidak untuk hal ini.. semua keanehan yang diberikan oleh kedua saudaranya hanya merujuk pada satu hal—

Mereka bisa jadi menjalin hubungan terlarang...

————————————————

Pagi ini, Gempa seperti biasa bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. Namun ia gundah, pertanyaan demi pertanyaan terus hilir mudik di kepalanya.

Disaat semuanya berkumpul di meja makan untuk sarapan, perubahan mood Gempa hampir langsung disadari oleh kembarannya– Taufan. Sudah beberapa hari ini ia sadar akan perubahan sikap Gempa, ia seakan menjaga jarak dari dirinya dan Halilintar.. membuat Taufan menjadi sedikit gelisah.

Sesudah sarapan, Taufan memilih untuk berbicara dengan saudaranya, ia harus menghilangkan kecurigaan Gempa terhadap hubungannya dengan Halilintar sebelum semuanya terlambat..

————————————————

"Gempa..!"

Ucap Taufan sembari berlari menghampiri saudara kembarnya yang tengah menjemur pakaian di teras rumah mereka. Gempa menoleh, menghentikan pekerjaan yang tengah ia lakukan.

"Ufan? Ada apa?" Tanya Gempa dengan suara lembut khas miliknya.

"Gak ada kok.. heheh, ohiya! Sini aku bantu, mumpung cuacanya masih panas!"

Tanpa pikir panjang, Taufan menggantung helaian baju basah yang habis dicuci itu di rak jemuran, memastikan kalau setiap baju diberi jarak yang pas, supaya saudaranya tidak mengomel nanti.

Gempa menghela napas dan tersenyum, energi Taufan selalu membuatnya kagum. Walau mereka kembar, Gempa merasa bahwa dirinya tidak akan pernah menjadi sosok matahari seperti Taufan, yang memberi kehangatan dan energi positif pada setiap orang didekatnya.

Tak cukup satu menit, mereka berdua selesai menggantungkan pakaian basah. Kini mereka berdua duduk di depan teras, berehat sejenak karena matahari siang ini sangatlah terik.

Kedua saudara kembar itu berbincang kecil, tertawa, dan membahas hal-hal yang belum sempat mereka bahas selama ini, dikarenakan kesibukan masing-masing. Sungguh nyaman rasanya dapat mengobrol dengan orang yang memiliki ikatan batin dengan nya, terkadang, Taufan juga membutuhkan momen ini bersama Gempa.