CHAPTER 4: Tindak (1)

477 40 6
                                    

𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙉𝙎𝙁𝙒 +18, 𝙄𝙉𝘾𝙀𝙎𝙏, 𝙈𝙀𝙉𝙅𝙄𝙅𝙄𝙆𝘼𝙉, 𝘿𝘼𝙉 𝙏𝙄𝘿𝘼𝙆 𝘽𝙀𝙍𝙈𝙊𝙍𝘼𝙇. 𝙏𝙊𝙇𝙊𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘽𝘼𝘾𝘼𝘼𝙉 𝙎𝙀𝙎𝙐𝘼𝙄 𝙐𝙈𝙐𝙍 𝘿𝘼𝙉 𝘽𝙄𝙅𝘼𝙆 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼.

°
.


Keesokan harinya...

.


Gempa melangkah keluar dari kamarnya, kakinya terasa lemah karena berbaring untuk waktu yang terlalu lama.

Ada bercak hitam kemerahan di kantung matanya, efek tidak mendapat tidur yang cukup.


Membutuhkan waktu seharian untuk Gempa mencerna semuanya, namun tetap saja, ia tidak dapat menerima kenyataan kelam ini

Namun apapun yang terjadi, ia harus terus menjaga adik adiknya. Sembari menanggung beban perasaan ini sendirian.

.

Pagi itu, tidak ada sarapan. Duri dan Solar sudah berangkat sekolah sejam yang lalu, meninggalkan Ice dan Blaze yang sedang duduk di sofa, sibuk dengan urusan mereka masing masing.

Namun Blaze langsung sadar akan kehadiran kakaknya, matanya langsung membesar dan tertuju pada insan yang berjalan mendekat itu.

"Kak Gem!"

Serunya, dengan senyum lebar di pipinya yang menghantarkan kehangatan di dalam dada Gempa.

Si netra hazel tersenyum kecil, tidak sehangat biasanya, namun senyum itu sangatlah tulus.

Ia perlahan duduk di sofa bersama kedua adiknya. Matanya terlihat lelah dan mukanya masih murung, menambah rasa kekhawatiran adik adiknya.

"Kak Gem udah mendingan? Mau dibikinin teh sama Ice?" Ucap Blaze sembari menunjuk kearah Ice sebelahnya.

Si netra biru langit itu cuma memutar matanya, ekspresi wajahnya seakan kesal dengan perkataan abangnya barusan.

"Kok malah aku? Kan Abang yang nawarin" Ice.

"Kan kamu paling muda disini, wajar dong~" Blaze.

Ice cuma mendengus kesal dan memalingkan wajahnya kearah Gempa, tidak mau berdebat dengan abangnya yang satu ini.

"WOI! Jangan cuekin gu-" blaze.

"-Gimana keadaan kakak? Masih pusing?" Tanya Ice kepada Gempa, tidak menghiraukan perkataan dari Blaze yang kini mengoceh kesal.

Gempa menghela napas dan tersenyum. Benar.. ia masih memiliki keempat adik adiknya, ia tidak sendirian. Dan ia berjanji akan selalu menjaga mereka semua dari apapun itu.

"Kakak udah gapapa kok sekarang.. cuma masih sedikit lemes aja" jawabnya sembari tersenyum hangat, membelai rambut kedua adiknya dengan penuh kasih sayang.

Blaze terkekeh, Gempa memang selalu tau bagaimana caranya tampil kuat didepan semua saudaranya. Sifat Gempa.. sangat dikagumi oleh Blaze, ia belajar banyak dari kakaknya yang satu ini.

"Baguslah kalau gitu, kak! Aze mau berangkat ngampus dulu!"

Ucapnya sembari tegak dari sofa, melambaikan tangannya pada Gempa dan Ice, dan berjalan menuju pintu.

HALILINTAR'S INSANITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang