Terikat, mengikat (3)

375 55 29
                                    

𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙉𝙎𝙁𝙒 +18, 𝙄𝙉𝘾𝙀𝙎𝙏, 𝙈𝙀𝙉𝙅𝙄𝙅𝙄𝙆𝘼𝙉, 𝘿𝘼𝙉 𝙏𝙄𝘿𝘼𝙆 𝘽𝙀𝙍𝙈𝙊𝙍𝘼𝙇. 𝙏𝙊𝙇𝙊𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘽𝘼𝘾𝘼𝘼𝙉 𝙎𝙀𝙎𝙐𝘼𝙄 𝙐𝙈𝙐𝙍 𝘿𝘼𝙉 𝘽𝙄𝙅𝘼𝙆 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼.

°
.


BEUGH——!

Suara benturan yang cukup keras terdengar di lorong rumah mereka, suara tubuh yang dihantamkan ke dinding.

Tubuh lesu Solar kini dihimpit oleh Blaze yang terbakar amarah, kerahnya digenggam erat hingga hampir mencekiknya.

"ORANG GILA LO! BEDEBAH!" Bentaknya, bahkan tidak berusaha untuk menahan amarahnya lagi. "Kenapa Lo lakuin semua itu HAH?! Emang gaada otak lo!"

Umpatan dan bentakan terus keluar dari mulut Blaze tanpa tanda ingin berhenti. Bukan hanya marah, namun ia juga sangat bingung. Apa alasan Solar melakukan semua ini? Kenapa ia tega melakukan hal sekeji itu pada Ice?

Dilorong itu hanya ada Blaze, Duri, dan Solar. Ice telah diberikan pertolongan pertama berupa napas buatan, dan kini tengah tepar di kamarnya. Sedangkan Halilintar dan Gempa masih belum kembali sejak tadi, hal itu saja sudah menambah beban pikiran Blaze.

Sudah ribuan kali Blaze nyinyir menanyakan apa motifnya untuk melakukan hal ini, namun tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Solar selain napas yang gemetaran dan tersengal-sengal.

Pikirannya kalut, ia tidak dapat berpikir jernih disaat yang seperti ini. Masih terbayang bayang dibenaknya, Solar yang berusaha menenggelamkan Ice kedalam sungai. Jika saja ia terlambat selangkah.. adik tercintanya pasti sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Dan semua itu... Membuatnya sangat murka, terlebih lagi karna Solar tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Gue kasih lo satu kesempatan lagi... Jelasin. semuanya." Bisik Blaze, iris merah jingganya menusuk langsung benak Solar.

Tubuh Solar masih gemetar hebat, ditambah karena ia baru saja berusaha menghabisi nyawa kakaknya sendiri barusan. Segala perasaan berkecamuk dipikirannya, dan ia hanya bisa bungkam, bahkan air mata tak dapat lagi mengalir dari matanya.

Jiwanya terasa kosong, ia seakan tidak dapat merasakan apa apa lagi. Namun mengapa semuanya terasa begitu sakit? Benaknya sudah menolak untuk menerima semua perasaan yang berkecamuk ini. Namun hatinya.. merasakan rasa bersalah yang amat mendalam, hingga tak sanggup baginya untuk berkata lagi.

Hening, tak ada sepatah katapun keluar dari mulut Solar, seakan ia sedang berbicara dengan mayat hidup.

Blaze menggertakkan giginya, geram, emosinya yang tak lagi dapat ditahan, siap meledak saat ini juga. "Lo udah maksa gue... ARGH!!" Tanpa pikir dua kali, ia luncurkan tinjunya.

Solar sudah siap, sudah siap dengan rasa sakit yang akan ia rasakan. Namun...

"ABANG! CUKUP!!"

Pukulan Blaze ditahan oleh Duri, sehingga tidak sempat mengenai pipi Solar. Si netra emerald memasang wajah sedih dan juga kecewa, namun ia tidak tahu ingin kecewa kepada siapa.. Solar melakukan hal yang sangat bodoh, namun Blaze juga tak kalah bodohnya.

"Jangan pukul Solar.. Tolong. Aku gak mau kejadian waktu itu keulang lagi.." Ucap Duri lemah, masih menggenggam erat pergelangan tangan Blaze hingga ia menurunkan tangannya.

Napas Blaze berat dan sedikit gemetar. Ia kalut, tidak dapat berpikir jernih. Dan kini.. ia hampir saja menyakiti adiknya, salah satu hal ia janji untuk tidak lakukan.

HALILINTAR'S INSANITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang