Detak Tak Biasa (4)

330 37 3
                                    

𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙉𝙎𝙁𝙒 +18, 𝙄𝙉𝘾𝙀𝙎𝙏, 𝙈𝙀𝙉𝙅𝙄𝙅𝙄𝙆𝘼𝙉, 𝘿𝘼𝙉 𝙏𝙄𝘿𝘼𝙆 𝘽𝙀𝙍𝙈𝙊𝙍𝘼𝙇. 𝙏𝙊𝙇𝙊𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘽𝘼𝘾𝘼𝘼𝙉 𝙎𝙀𝙎𝙐𝘼𝙄 𝙐𝙈𝙐𝙍 𝘿𝘼𝙉 𝘽𝙄𝙅𝘼𝙆 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼.

°
.


Makan malam baru saja selesai, waktu dimana Taufan dan saudara saudaranya berkumpul dan bercengkrama. Waktu ini biasanya adalah waktu yang paling ditunggu tunggu Taufan, namun.. selama makan malam berlangsung, semua yang ada di benak Taufan hanyalah Halilintar seorang. Ia tak dapat fokus, apalagi semenjak kejadian siang ini.. Halilintar menyentuhnya, sentuhan yang orang lain belum pernah berikan padanya sebelumnya.

Dan sentuhan itu, membuat Taufan merasa sangat dicintai.

.

Halilintar baru pulang setelah makan malam selesai. Ia terlihat lelah, karena tadi sore sehabis melakukan itu, Halilintar langsung pergi untuk mengambil shift kerjanya.

Namun ekspresi lelah Halilintar langsung berubah ketika ia melihat Taufan, senyum hangat langsung tertanam di mukanya, serta tatapan cinta yang sangat mendalam.

Taufan juga tersenyum, walau masih sedikit malu. Memalingkan pandangannya sedikit karena tatapan Halilintar yang membuat jantungnya berdebar kencang.

.

Ice langsung sadar akan hal ini, ia hanya terdiam, namun matanya terus mengamati. Kejadian sore ini.. Ice, dia tahu apa yang sebenarnya terjadi– kalau Halilintar lah otak dari semua perasaan melenceng Taufan.

————————————————

Malam itu, Halilintar sekali lagi mengajak Taufan keluar, untuk mencari 'udara segar'.

Suasana di tepi sungai belakang rumah mereka dipenuhi dengan kesunyian yang hanya sesekali dipecahkan oleh suara gemericik air yang mengalir pelan. Cahaya bulan memantul di permukaan air, menciptakan bayangan-bayangan lembut yang menari di antara pepohonan.

Halilintar dan Taufan duduk bersebelahan di atas batu besar di tepi sungai, hanya beberapa langkah dari rumah mereka. Angin malam menyapu lembut, membuat rambut Taufan berayun pelan.

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati keheningan yang menyelimuti mereka, masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri.

Taufan menatap aliran sungai yang tenang, serta pantulan bulan yang terukir indah di permukaannya. Namun sesekali melirik kearah raga disebelahnya, sosok gagah dan tegap, Halilintar, abangnya sekaligus orang yang terus menghantui pikirannya belakangan ini.

Disaat Taufan melirik, Halilintar sudah memandanginya sejak tadi, seakan Taufan adalah seluruh dunianya saat ini, tempatnya mengorbit dan memberikan seluruh atensinya.

Netra mereka bertemu, Ruby dan Sapphire, sangat bertolak belakang, namun sempurna.

Suara angin dan aliran arus air yang lembut mengisi kekosongan di momen mereka, misterius, namun indah.

"Taufan"

Ucap Halilintar dengan suara yang lembut, memecah keheningan diantara mereka berdua. Halilintar tampak serius, namun iris merah nya menatap Taufan dengan penuh cinta.

"Apa kau tau, apa yang aku temukan setiap melihatmu?"

Taufan terdiam, ia memandang kakaknya dengan sedikit kebingungan.

"Dalam matamu, ku temukan samudra tanpa tepian, langit biru tanpa awan, dan angin lembut yang menghembus ke dalam jiwaku, mengisi setiap kekosongan disana dengan kehadirannya."

"Dalam senyummu, ku temukan matahari paling terang, yang terhangat. Terus bersinar menembus segala kegelapan, membangkitkan kehangatan di setiap sudut ragaku."

"Dan suaramu bagaikan melodi terindah, jawaban dari semua mimpi-mimpiku, melukis warna-warna cerah di kanvas kelabu hidupku dan menyelimuti hari-hariku dengan keindahan tak terhingga."

Taufan terdiam seribu kata, mulutnya sedikit terbuka, dengan mata yang menatap muka kakaknya, bagaikan ialah bintang paling bersinar malam itu.

Napasnya gemetaran. Ini adalah kali pertamanya merasakan rasanya dicintai, rasanya di pedulikan.

"..kak.. Hali..."

Sesak, hatinya terasa sangat penuh, penuh dengan rasa cinta pada Halilintar.

Tanpa mengucapkan kata kata lain, Taufan langsung memeluk Halilintar seerat-eratnya, membiarkan wajahnya terbenam di dada si sulung.

Suara Isak tangis kecil dapat terdengar dari yang lebih muda, teredam oleh mukanya yang terbenam.

Halilintar langsung mendekap adiknya, memeluk raga itu dengan erat namun penuh cinta, sembari memberi kecupan lembut di rambut coklat itu.

"Sshh..." Bisik Halilintar.

Taufan masih terisak kecil, perkataan barusan membuat hati bingung Taufan langsung luluh. sekarang, ia tahu apa yang ia rasakan.. ia tak lagi bingung dan cemas, karena ia tahu perasaannya pada Halilintar-

Sudah sepenuhnya menjadi perasaan cinta.

"Taufan... Kakak sebenarnya sangat, saaangat sayang sama kamu. Perasaan yang kakak punya ini.. gak normal, dan kakak tau. Tapi.. kakak gak sanggup nahan semua perasaan ini, Fan. Kamu itu bagaikan dunia kakak, penyempurna kekosongan dihati kakak."

"Taufan.. walau cinta yang kakak punya ini terlarang, namun cinta ini jauh lebih dalam dari samudera manapun. Hanya kamu, Fan.. hanya kamu yang ada di hati kakak"

"Kak Hali..—"

"—Taufan.. maukah kau... Menjalani hidupmu bersama kakak, selamanya?"



























"...Iya kak... Taufan mau jadi pendamping hidup kakak.. selamanya.."

————————————————

Sepasang kekasih itu duduk berdampingan, tangan yang lebih muda berada di genggaman tangan si sulung, bertukar senyum manis dan tatapan penuh cinta.

Tidak peduli lagi, persetan dengan norma, Taufan sudah menjadi milik Halilintar seutuhnya.

Halilintar belum pernah merasa selengkap ini, dunianya terasa sempurna saat Taufan bersamanya, dan genggaman tangganya membuat raga Halilintar terasa hidup.

Taufan adalah miliknya dan ia seorang, dan saat ia sudah memiliki Taufan di dalam cengkraman nya, dia tidak akan pernah melepaskan cengkraman itu.

.

Namun disinilah, awal dari segalanya, awal dari kehancuran dan penyesalan.

HALILINTAR'S INSANITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang