Detak Tak Biasa (2) ⚠️

993 55 2
                                    

𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙉𝙎𝙁𝙒 +18, 𝙄𝙉𝘾𝙀𝙎𝙏, 𝙈𝙀𝙉𝙅𝙄𝙅𝙄𝙆𝘼𝙉, 𝘿𝘼𝙉 𝙏𝙄𝘿𝘼𝙆 𝘽𝙀𝙍𝙈𝙊𝙍𝘼𝙇. 𝙏𝙊𝙇𝙊𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝘼 𝘽𝘼𝘾𝘼𝘼𝙉 𝙎𝙀𝙎𝙐𝘼𝙄 𝙐𝙈𝙐𝙍 𝘿𝘼𝙉 𝘽𝙄𝙅𝘼𝙆 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼.

°
.


Oh, bagaikan mimpi menjadi nyata. Ia sudah sedekat ini, selangkah lagi si cantik akan menjadi miliknya seutuhnya.

"Mhnn... Mh..."

Suara desahan yang tertahan dan teredam akibat mulut si sulung yang terus mengkokop bibir lemas nya, Taufan, kini melakukan hal tidak bermoral ini bersama Abang kandungnya sendiri.

Ia merasa aneh, gelisah, namun juga sesuatu di hatinya berkata bahwa inilah yang ia inginkan. Semua ini membingungkan, ia tidak pernah sekalipun melakukan hal ini, apa lagi bersama orang yang memiliki ikatan darah dengannya.

Halilintar- dilain sisi, tentu sangat menikmati ini semua. Perasaan yang selama ini tertahan, akhirnya dapat ia keluarkan. Rasa nafsu yang ia miliki pada adiknya, kini dapat terlampiaskan.

Ia melihat dalam dalam ekspresi raga dibawahnya- kebingungan, cemas, namun ia juga tahu bahwa percikan racun yang ia teteskan pada benak Taufan semalam, benar benar bekerja dengan baik. Dan ia tidak akan berhenti sampai disini, tidak sampai Taufan menjadi miliknya seutuhnya.

.

Dengan pergerakan halus, Halilintar menyelipkan jempolnya kedalam mulut Taufan, yang masih dicumbu oleh bibirnya. Si cantik mengeluarkan desahan merengek, akibat jempol kasar milik abangnya bertemu dengan mulutnya yang lembut dan hangat.

"M-mwah... Haa..."

Perlahan melepas cumbuannya, jari Halilintar masih berada di mulut Taufan yang becek akibat saliva dari kedua insan itu tercampur.

Halilintar melirik ke ekspresi sexy milik yang lebih muda dengan penuh nafsu, juga napas yang terengah-engah. Ia memainkan jari jempolnya di mulut Taufan dengan perlahan, merasa lidahnya yang lembut menggeliat di jarinya.

"Cantik banget... Pinter, buka terus mulutnya"

Bisik Halilintar dengan pelan, bergerak selembut mungkin, karena si sapphire kelihatan sangat menyukai ini.

"Aagh... K-kak.. mn-"

Taufan menggenggam bahu si sulung dengan cukup kuat, sedikit memalingkan wajah merahnya. Halilintar langsung sadar akan perubahan adiknya.

"Kamu gapapa? Ada yang salah, Fan?" Tanya Halilintar sembari perlahan mengeluarkan jempolnya yang kini sudah basah karena saliva Taufan.

Si sapphire terdiam sejenak, berusaha mengambil napas saat jari itu sudah dikeluarkan dari mulutnya. Bingung, gelisah, namun juga terangsang, itulah yang kini sedang berkecamuk di benak Taufan.

"Kak... Aku gak yakin kalau kita harus ngelakuin ini..." Bisiknya dengan ragu, mata biru indah itu sesekali melirik ke arah Halilintar, namun dengan cepat memalingkan pandang lagi.

Halilintar terdiam, menatap wajah adiknya dalam dalam, ia tidak senang akan apa yang baru saja dikatakan oleh Taufan.

"Kenapa enggak?-"

"-kita itu saudara, Kak..!"

Disambung oleh Taufan hampir saat itu juga. mukanya memerah, malu karena mulutnya berkata tidak namun badannya berkata sebaliknya.

HALILINTAR'S INSANITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang