78 : ÉTERNEL, TOUJOURS

148 17 0
                                    

Rosaline menulis surat secara diam-diam untuk dikirimkan kepada seseorang yang ingin ia temui sejak lama, saat Helios sedang menidurkan Caerios

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosaline menulis surat secara diam-diam untuk dikirimkan kepada seseorang yang ingin ia temui sejak lama, saat Helios sedang menidurkan Caerios.

"Mungkin ini lah saatnya. Ia berjuang untukku, dan aku berjuang untuknya." batin Rosaline di dalam kegelapan dengan cahaya remang-remang yang berasal dari sebuah lilin. "Tinggal tersisa hari esok..." Rosaline berajak dari kursi nya untuk menemui Emma yang sedang menunggu di depan pintu.

"Your Grace," Emma memberikan hormat.

"Maaf menganggu waktu istirahatmu, aku tahu kau lelah karena harus mengurus Caerios."

Emma dan Ella adalah orang yang sama. Sebab nama Emma adalah Emma Varsawa Ella― dahulu pelayan Rosaline itu bercerita bahwa ibu nya tidak berniat memberikan nama karena ia adalah bayi yang tidak diinginkan.

"Beri surat ini kepada penjaga gerbang Autuqeaf Castle. Dan sampaikan salam bahwa saudarinya mengirimkan surat."

"Baik Your Grace, eh? Bukankah salah satu perwakilan keluarga kerajaan Valcke sedang berada disana? Saudari? Oh My Lady." Emma terkejut, ia masih memikirkan hal-hal lain sampai pikirannya jernih.

Tanpa ekspresi apapun, seolah sudah menjelaskan apa yang ada di pikiran Emma benar, Rosaline hanya berkata, "Surat itu harus sampai kepada tujuannya."

Emma membungkukkan tubuhnya memberikan salam hormat lalu meninggalkan tempat untuk menjalankan tugasnya.

Rosaline berjalan dan berdiri di balkon untuk menikmati angin sepoi-sepoi musin gugur. Ia menyilangkan kedua tangan di depan dada, "Aku akan bertemu dengan Aragorn setelah sekian lama. Ketika waktu memisahkan kita dengan konflik, persaudaraan sejati akan selalu menemukan jalan untuk kembali. Aku siap bertemu denganmu."

Wanita cantik itu selalu mengingat bagaimana percakapan terakhir mereka yang penuh dengan ketegangan.

"Sudah pasti dia tidak sudi melihat wajahku."

Kedua tangan Rosaline berpegang erat pada sebuah railing balkon.

"Kau tidak akan melakukannya sendiri, Helios."

Tiba-tiba Rosaline merasakan kram di perut nya namun masih bisa diatasi, "Tampaknya mereka sudah tidak sabar ingin keluar."

"Rosaline?" suara Helios memecahkan lamunan Rosaline.

Rosaline menghadap ke arah Helios, "Helios."

"Kau memikirkan kepergianku esok bukan?"

"Ya." jawab Rosaline apa adanya.

"Ingin melihat lukisan? Aku ingin menatapnya sampai fajar tiba. Menatap bagaimana kebersamaan antara kau dengan diriku, membawa warna serta kehidupan yang ada lada diriku. Aku membutuhkan itu sepanjang perjalananku."

"Baiklah, ayo."

Helios menggengam erat tangan Rosaline, kedua nya berjalan bersama ke sebuah lorong penghubung antar ruangan.

ENOUMENT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang