Kepolosan adhiva

374 32 16
                                    

"Ntahlah pak! Mengenai hal itu saya tidak tau,Itu terserah mama dan bunda saja.." Ucap adhiva lancar, tidak ada lagi adhiva yang gugup saat berbicara dengan seorang teddy.

Setelah mendengar jawaban adhiva hatinya sedikit kecewa, ia kira adhiva sedikit tau tentang maksud kata-kata itu, tetapi tidak...

Pukul 05.00...
Beberapa rangkaian acara pun sudah selesai, keluarga Shaquille pun sudah berkumpul di lobby dengan diantar oleh pak bowo beserta sespri dan ajudan pribadinya, bunda apakah ikut? Tidak, beliau sudah pulang bersama Ayahnya teddy dikarenakan ada urusan mendadak.

"Pak! Terimakasih atas undangannya, kami merasa sangat tersanjung untuk hal ini!!..." Kata pak Richard.

"Jangan begitu chard, bagaimanapun kita adalah rekan bisnis. Jadi kamu sudah saya anggap sebagai kolega dekat saya...." Ucap pak bowo merasa tak enak hati..

Ketika pak bowo dan pak Richard berbincang kesempatan itu diambil oleh teddy untuk melihat adhiva sambil tersenyum senyum. Sedangkan yang dilihat tetap fokus ke objek lain. Tingkah teddy itu ternyata sedari tadi diperhatikan oleh ridwan abangnya adhiva. Ia pun berpindah tempat disamping teddy untuk membisikkan sesuatu...

"Jangan senyum-senyum gitu pak teddy..." Bisik bang ridwan ke teddy,
Teddy pun tersadar lalu menoleh sambil bingung, sejak kapan bang ridwan ada di sebelahnya, dan apakah dia melihat tingkah nya tadi... Apa karena terlalu fokusnya melihat adhiva sampai-sampai ia tidak sadar ridwan sudah berada disamping nya...

"Eeh mas ridwan, sejak kapan disini..." Tanya teddy, sontak pertanyaan itu membuat ridwan terkekeh pelan..
Ia tau apa yang teddy rasakan saat melihat adhiva tadi...

"Jangan pak teddy kira saya gatau ya, apa pak teddy suka sama adik saya..?
Tanya ridwan sedikit membisik, menginterogasi teddy. Teddy terkejut mendengar pertanyaan ridwan tadi. Ia menoleh melihat ridwan yang tersenyum tipis. Seolah paham dengan tatapan teddy ridwan kembali berkata..

"Sedari acara tadi, saya selalu memperhatikan pak teddy dan adik saya, senyum yang pak teddy lukiskan di wajah bapak itu sudah bisa menjawab pertanyaan saya.. Jadi hubungi saya jika bapak membutuhkan bantuan..." Ucap ridwan terkekeh pelan sambil memberikan kartu nama ke teddy..

"Saya masih bingung dengan ucapan mas ridwan, jadi saya akan hubungi nnti untuk bertanya kembalii..." Ucap teddy berbisik, sambil menerima kartu yang di berikan ridwan, ternyata obrolan pelan mereka berdua mengundang tanya seorang gadis yang mereka bicarakan, yah. Adhiva sedari tadi memperhatikan mereka.

"Baiklah pak, kami permisi dulu. Lain kali kami akan berkunjung kemari lagi..." Ucap pak Richard berpamitan..

"Yaa, Hambalang terbuka lebar untuk kalian sekeluarga, Hati-hati di jalan..." Kata pak bowo...

Mobil Lexus dan mercedes-benz keluaran terbaru itu pun memasuki teras Hambalang, pak Richard dan bu Raisya pun memasuki mobil mereka, sedangkan adhiva, masih berjalan ke mobil abangnya yang berada di belakang mobil orang tuanya, dengan sigap teddy mengikuti adhiva dari belakang dan membukakan pintu samping kemudi untuk nya, ridwan yang melihat itupun tersenyum. Begitu juga dengan pak bowo dan para sespri nya. Baru kali ini, ia melihat teddy tersenyum tulus dan memperlakukan wanita lain selain bunda dan kakaknya semanis ini,...

Sedangkan adhiva, gadis itu terdiam ditempat melihat perlakuan teddy. Ia heran, kenapa teddy memperlakukan nya semanis ini. Apakah ini hanya tugas nya untuk berusaha memuliakan tamu? Tapi kepada tamu tamu yang lain tidak seperti ini... Pikirnya.

"Saya hanya berusaha membuat tamu istimewa ini nyaman, maafkan atas kelancangan saya..." Ucap teddy yang paham dengan raut kebingungan di wajah adhiva.

𝘈 𝘔𝘢𝘫𝘰𝘳'𝘴 𝘓𝘰𝘷𝘦 𝘢 𝘋𝘰𝘤𝘵𝘰𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang