Bab 30

1.8K 26 4
                                    

"Jangan khawatir istri bapak kami sudah berikan obat penguat kandungan, cuma saya sarankan untuk istri bapak jangan tertekan mau pun stress, karena kram bisa terjadi kalau sang ibu mengalami perubahan emosi yang mendadak," ucap Dokter yang memeriksa Syera.

Aziz sudah tidak peduli lagi tentang dokter yang bertanggapan bahwa dia dan Syera merupakan sepasang suami istri, karena yang terpenting bagi Aziz adalah keselamatan Syera.

"Baiklah Dok, terima kasih banyak," ucap Aziz.

Setelah dokter pergi, barulah Aziz masuk ke dalam ruang inap Syera. Syera terpaksa di rawat inap untuk observasi kondisi kandungannya yang masih rawan gugur.

Aziz menatap Syera yang sedang tertidur pulas setelah diberi obat oleh dokter kandungan. Dia menghela napas panjang karena dia sendiri tidak tahu apa dalam pikiran Syera hingga hal ini terjadi.

"Syer, dokter tadi sempat berkata kalau aku terlewat sedikit mungkin anakmu tidak bisa diselamatkan. Hmmm, sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba kau mengalami kram dan kau tampak tertekan," ucap Aziz lirih.

Aziz mengusap pipi mulus Syera, rasa kasihan karena Syera harus mengalami hal seperti ini diusianya yang masih terbilang muda. Walaupun, dia sempat tidak menerima kenyataan bahwa Syera hamil tetapi melihat Syera mengurus dirinya sendiri membuatnya tidak tega.

Sampai sekarang, Aziz belum tahu siapa yang menghamili Syera dan Syera juga masih saja bungkam jika Aziz bertanya.

Kini, Aziz nekat untuk mencari tahu sendiri. Aziz mengambil kesempatan untuk memeriksa ponsel Syera. Setelah membuka ponsel Syera, Aziz dibuat kaget dengan foto layar ponsel Syera.

'Sepertinya, aku pernah melihat pria ini tapi di mana ya,' batin Aziz.

Aziz masih melanjutkan memeriksa isi ponsel Syera hingga dia masuk ke aplikasi pesan. Nama Raihan tersemat paling atas pada ruang pesan itu, awalnya Aziz tidak berani membuka pesan tersebut tapi dia menjadi penasaran siapa Raihan dan akhirnya dia membaca obrolan mereka.

Ponsel Syera terjatuh ke atas lantai karena Aziz tiba-tiba melepaskan genggaman pada ponsel tersebut.

Netra mata Aziz menatap tajam ke arah Syera dan dia juga mengepal kedua tangannya.
'Syer, kau keterlaluan! Kau berhubungan dengan kakak ipar kau sendiri!' ucap Aziz.

Aziz merasa dadanya sesak karena perasaan yang bercampur aduk, dia hanya tidak menyangka Syera merebut suami Syima yang merupakan kakak kandung Syera.

Aziz keluar dari ruang inap Syera dan duduk dikursi menunggu yang berhadapan dengan ruang rawat Syera.

Masih sedang duduk untuk menenangkan emosinya, Aziz tiba-tiba melihat tiga orang yang keluar dari sebelah ruang inap Syera dan yang membuat Aziz sedikit melotot adalah kebetulan dia mengenal salah satu dari mereka.

Seorang pria yang baru saja dia lihat di dalam ponsel Syera, ya pria itu adalah Raihan, Raihan sedang bersama Syima dan bundanya. Ternyata mereka berada di ruang yang bersebelahan dengan Syera.

Samar-samar Aziz mendengar obrolan ketiga orang itu.

"Nak, sekarang kamu harus lebih perhatian terhadap istrimu apalagi dia sedang hamil," ucap Bunda Raihan.

Syima tidak menyangka bahwa dirinya hamil padahal selama ini dia selalu meminum pil pencegah kehamilan dengan teratur kecuali setelah bertemu dengan Ahmad sebelum mereka pergi berlibur, selama 3 minggu itu Syima tidak pernah minum lagi karena berpikir selama ini sudah meminum pil itu jadi kemungkinan untuk hamil lagi sangat kecil.

Ternyata Syima salah dan Raihan pula sangat tahu, bahwa dalam rahim Syima bukan anaknya karena mereka sudah lama tidak berhubungan badan.

'Sial-sial ini tidak boleh terjadi!'

-Tbc-

Ps : vote dan komen ye guys ye

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjerat Cinta Sang Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang