Bab 9

10.8K 47 0
                                    

Setelah Syera memeriksa Syima yang benar-benar tertidur pulas. Dia kembali tersenyum tipis tetapi setelah mengingat kejadian yang baru tadi dia lihat pikirnya pasti Syima dan Raihan yang sedang melakukan panggilan video.

Syera langsung saja mendorong Raihan yang masih berada di atas dirinya.
"Menjauhlah dariku," ucap Syera lirih.

Raihan tidak bergerak barang sejengkal pun karena dia akan melanjutkan rencananya ingin mengeksekusi Syera di hadapan Syima.

"Aku menginginkanmu Syer, mengapa kau mendorongku?" ucap Raihan dengan perlahan.

"Ck, sudahlah kan ada Kak Syima yang bisa memuaskan Kakak sekarang," jawab Syera ketus.

Raihan tersenyum miring lalu mengecup bibir Syera dengan singkat agar Syera tidak lagi banyak protes.

"Beginikan bagus, kau hanya perlu diam dan nikmati permainanku," ujar Raihan lagi setelah Syera terlihat diam menikmati sentuhan demi sentuhan.

Pikiran Syera sudah mulai melayang, gejolak yang semakin tinggi di dalam dirinya ingin meminta lebih tanpa peduli sang Kakak yang sedang tertidur di samping.

Begitu pun dengan Raihan, suasana menjadi semakin panas seperti gha**ah yang hendak dia lepaskan. Raihan dengan cepat mene*anjangi Syera dan kemudian dirinya.

Raihan membuat Syera menghadap wajah Syima yang sedikit pun tidak terganggu dengan gerakan kasur itu. Syima tetap tertidur dengan pulas.

Sementara Syera merasa dirinya telah menang karena Raihan memilih berhubungan dengannya di saat Syima tertidur.

"Kak ini sungguh nikmat, maafkan Syera telah merampas kenikmatan yang seharusnya Kakak nikmati," ucap Syera lirih pada kuping telinga Syima.

Suara desa**an bersahut-sahutan di dalam kamar itu dan Syima sedikit pun tidak sadar. Akhirnya Syera dan Raihan mengakhiri permainan panas mereka setelah jam menunjukkan pukul 3 pagi.

Syera membersihkan tempat pergumulan mereka dan di bantu oleh Raihan. Sebelum ingin melanjutkan tidur Syera sempat menarik Raihan masuk ke kamar mereka untuk berbicara.

"Ada apa?" tanya Raihan dengan wajah yang terlihat lelah.

"Kak, aku ingin bertanya sesuatu tetapi tolong Kakak jujur," ucap Syera dengan serius.

"Ok tanya saja." Raihan menjawab sembari duduk di pinggir kasur milik Syera.

"Apa Kakak tadi sempat video call sama Kak Syima?" tanya Syera dengan penasaran sedari tadi tentang hal itu.

"Tidak, ponselku habis arus. Kenapa? Apa kau melihat sesuatu?" jawab Raihan dan kembali bertanya.

Wajah Raihan terlihat datar, dia menebak bahwa Syera melihat sesuatu yang dilakukan oleh Syima. Lagi pula, sudah dari siang hari ponselnya kehabisan arus karena pagi tadi sang anak menggunakan ponsel miliknya untuk menonton sepanjang perjalanan menuju ke rumah sang Ibu.

"Ak-aku ... sudahlah lupakan saja, hmm aku ingin bertanya satu lagi," sahut Syera.

"Apa sekarang Kak Raihan mencintaiku?" lanjut Syera lagi dengan wajah yang tersipu malu.

Raihan tersenyum miring.
"Syer, dari awal sudah ku beritahu kenapa aku mengauli dirimu kan dan kau yang seperti pasrah dengan keadaan," jawab Raihan dengan wajah mengejek.

"Maksudnya?" Raut wajah Syera yang tersipu malu tadi berubah serius setelah mendengar ucapan Raihan.

"Maaf, aku tidak mencintaimu Syera. Cintaku masih untuk Syima dan aku masih ingin mencoba memberi Syima peluang untuk berubah," jawab Raihan dengan senyuman.

Deg!!

Syera membulatkan matanya, dia tidak menyangka dirinya telah dipergunakan untuk membalas dendam terhadap Syima. Syera kembali mengingat kejadian beberapa hari yang telah berlalu, nampak dirinya terlihat seperti seorang wanita mura*an yang mau saja digauli tanpa cinta.

Air mata Syera mengalir membasahi pipinya dan Raihan telah keluar dari kamarnya karena malas untuk melanjutkan perbicaraan yang tidak masuk akal menurutnya.

"Tidak tidak tidak! Aku tidak sudi!" teriak Syera setelah pintu kamarnya terlihat tertutup rapat.

Sementara Raihan tersenyum puas karena telah menghancurkan harga diri Syera. Setelah ini dia berencana untuk mengancam Syima agar Syima mau melupakan selingkuhannya.

Sebenarnya kalau dilihat, Raihan sangat mencintai Syima, oleh itu dia sengaja menggunakan Syera untuk mengancam Syima nanti.



--Tbc--

Terjerat Cinta Sang Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang