Bab 19

4.4K 34 0
                                    

Pertanyaan Syera membuat Raihan tersenyum.
"Kamu rasa bagaimana?" tanya Raihan kembali.

Syera langsung cemberut, bukan menjawab pertanyaannya Raihan malah kembali bertanya. Syera juga tidak tahu apakah Raihan benar mencintainya atau hanya sebatas pelampiasan saja.

Syera diam dan membuang muka, tidak ingin menatap dan menjawab pertanyaan Raihan. Mungkin, Raihan hanya menjadikannya wadah pelampiasan saja begitulah pikiran Syera.

Raihan semakin tersenyum melihat tingkah Syera dengan wajah Syera yang terlihat cemberut. Sudah dipastikan pasti Syera memikirkan dirinya tidak mencintai Syera.

Raihan merangkak naik ke atas tubuh milik Syera. Kini, mereka telah berhadapan cuma saja Syera tidak membalas tatapan Raihan.

"Aku mencintaimu Syera," bisik Raihan pada kuping telinga Syera.

Mata Syera membulat, dia tidak menyangka bahwa Raihan mengatakan mencintai dirinya. Syera langsung menoleh ke arah Raihan. Wajah mereka kini hanya berjarak lebih kurang 5cm.

"Apa Kakak tidak membohongiku?" tanya Syera untuk memastikan.

"Untuk apa berbohong Syera, Kakak memang sudah jatuh cinta padamu," jawab Raihan.

Kedua tangan Raihan sudah mulai nakal dan bergerak mencari gunung berkembar yang empuk milik Syera.

"Lalu bagaimana dengan Kak Syima?" tanya Syera lagi.

"Jangan bicarakan orang lain sewaktu kita sedang pemanasan Sayang," sahut Raihan dengan nada berbisik.

Senyuman Syera mengembang, dia mengangguk dan mulai mengalungkan kedua tangannya di leher Raihan. Syera menikmati sentuhan Raihan pada gunung berkembarnya.

Semakin lama permainan semakin panas, Syera dan Raihan kini sedang berbagi cinta dan keringat. Kata-kata cinta dan sayang terus keluar dari mulut keduanya.

"Kak, jadikan aku milikmu. Semua yang ada pada tubuhku, milikmu kak, ahh shhh," ucap Syera sambil berde*sah

Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, tidak terasa akhirnya mereka menghentikan permainan karena takut terbangun lambat besok paginya. Apalagi, besok masih hari Jumat.

Namun, setelah Raihan membersihkan diri di dalam kamar mandi yang terletak dalam kamar Syera. Raihan pamit dengan Syera dan berjanji besok akan menemaninya tidur bersama lagi, ya tidur dalam arti kata lain.

Syera mengangguk dan tidak lupa juga dia mengecup bibir Raihan. Sebenarnya berat untuk lepaskan Raihan tidur bersama Syima tapi, dia masih sadar posisinya belum utuh.

Keesokan harinya, Syera sengaja bangun jam 5 pagi untuk menyiapkan sarapan unttuk Raihan. Syera hanya tidur satu jam saja karena matanya sulit untuk dipejam akibat ungakapan cinta Raihan semalam.

Oleh itu, Syera akan mulai membiasakan dirinya untuk bangun pagi melayani Raihan untuk sarapan pagi. Lagi pula, Syera yakin Syima tidak akan bangun pagi karena kebiasaan setiap libur kerja dulu Syima sering bangun jam 10 atau jam 11 pagi.

Setelah selesai menyiapkan sarapan, Syera juga berpesan kepada pembantu rumahtangga yang khusus untuk memasak agar menata semua makanan di atas meja dan tidak memberitahu Syima mau pun Raihan bahwa dirinyalah yang memasak semua makanan.

Jam telah menunjukkan pukul 7 pagi, Syera telah berada di ruang makan dengan wajah yang begitu bahagia. Namun, wajah bahagianya berganti menjadi kesal apabila Syima masuk ke ruang makan sambil bergelayut manja di lengan Raihan.

Syera mendengus, dia coba tidak memperhatikan tingkah Syima tetapi, tetap tidak bisa. Melihat Syima begitu telaten melayani Raihan dengan menyiapkan sarapan di dalam piring milik Raihan membuat Syera cemburu.

Terjerat Cinta Sang Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang