Menjadi satu

59 6 0
                                    




Setiap malam hyunjin selalu menyempatkan diri untuk melihat bintang dilangit, mengadu kepada ibu dan ayahnya hal apa saja yang terjadi hari itu.

Mengeluarkan pil putih yang selalu berada di laci hyunjin sebagai penghantar tidurnya. Bahkan suadah berapa puluh ataupun ratusan pil itu ditelan dalam kurun waktu 2 tahun ini. Tidak perduli dengan kesehatannya karena nyatanya mentalnya sudah hancur. Bagaikan pecandu narkoba, Hyunjin tidak bisa lepas dari obat tidur dan juga pil penenang jika sewaktu waktu anxiety nya kambuh.

Apakah ada yang tau? Tidak! Hyunjin menghadapi itu sendirian. Dan juga selalu menyembunyikan semuanya dengan rapat bagaikan tidak terjadi apa apa.

•••


Hyunjin sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, berjalan menuruni tangga untuk menuju meja makan.

Tiba tiba tangan hyunjin bergetar dan debaran jantungnya berpacu hebat.

" Noona! Cepat sarapan agar tidak terlambat" Ucap Jongin

Hyunjin langsung tersadar dan berusaha baik baik saja. Menduduki salah satu kursi yang ada disana. Dipaling ujung agar kakaknya tidak terganggu dengan kehadirannya.

Tangan itu masih terus bergetar bahkan berkeringat dingin. Hyunjin sedikit takut tapi dia tidak mampu melakukan apapun.

Perutnya tiba tiba mual, akhirnya menghentikan acara makan dan memilih untuk pergi. Membungkuk dan pergi begitu saja.

" Apakah noona baik baik saja? Wajahnya pucat" Guman Jongin

" Biarkan saja! Cepat habiskan biar hyung antar"

•••
Dikamarnya hyunjin memuntahkan semua isi perut yang barusaja dimakan. Dan merasakan tubuhnya sedang tidak baik baik saja saat ini.

Karena hari ini hari pertamanya kembali kesekolah hyunjin tidak bisa untuk membolos. Memaksakan tubuhnya untuk berangkat sekolah.

Dengan tenaga pas pasan hyunjin masih harus menggayuh sepedanya, Dia bisa saja meminta supir mengantarkan tapi tidak mungkin mereka akan mempertanyakan. Seorang anak pembantu diantar mobil mewah yang harganya diluar nalar.

Digerbang sekolah, pria tinggi sudah bersedekap sambil melihat hyunjin yang mendorong sepedanya tidak minat.

" Kenapa kau lama sekali? Harusnya kau datang 15 menit lebih awal!" Ujar jeno

" Aku kesiangan!"

" Heol! Apakah kau tidak membantu ibumu? Tidak kasihan kah?" Ujar Jeno karena ia tau jika anak maid dirumahnya kadang membantu  pekerjaan sang ibu

" Tidak! Aku anak durhaka!" 

" Kau sakit? Kenapa keringatmu banyak sekali? Dan wajahmu pucat!"

" Tidak! Aku hanya kelelahan"

" Baiklah, mulai besok aku bisa menjemputmu!"

" Ingin menumbalkan ku? Apa tanggapan mereka saat tau jika Jeno menjemput seorang anak miskin bernama lee Hyunjin"

" Daripada mengayuh sepeda! Kau tidak lelah? Apakah aku harus izin dengan ibumu dahulu"

" Terserahmu berhenti menggangguku!"

" Kau babu ku sekarang! Kau ingat?"

" Tentu Tuan muda jeno! Sekarang apa yang bisa hamba bantu?" Kesal hyunjin meninggalkan jeno begitu saja.

" Yak! Kau benar benar!" Teriak jeno mengikuti hyunjin

•••

Dikelas hyunjin hanya menaruh kepalanya di meja. Tubuhnya benar benar lemas sekarang. Ingin sekali cepat pulang.

Dalam hitungan detik! Tubuh itu kini sudah basah. Salah satu temannya mengguyurnya dengan air minum membuat hyunjin benar benar terkejut, detak jantungnya berkerja lebih cepat mungkin jika mempunyai riwayat sakit jantung maka dirinya sudah pingsan.

Hyunjin hanya memandang datar, tidak berniat membalasnya.

" Bitch!" Kata Orang itu

" Apakah dia benar benar jalang? Bahkan aku melihatnya bersama younghoon satu mobil minggu lalu" Ujar lainnya

" Dia kan pembantu dirumahnya! Tapi kenapa bisa satu mobil? Seharusnya pangeran es itu tidak berdekatan dengan sampah!"

" Jongin lihatlah pembantumu ini! Bolehkan aku juga menyuruhnya? Tidak adil jika dia tidak disuruh suruh"

Jongin yang melihatnya mengepalkan tangannya, ia tak tega melihat hyunjin seperti itu. Tapi ia tidak bisa membelanya! Atau hyunjin semakin marah padanya.


Hyunjin diseret dan di lempar ke belakang sekolah dimana tidak ada cctv yang terpasang.

Para pembully itu langsung melancarkan aksinya, menumpahkan sampah ketubuh hyunjin tak lupa menampari pipi putih itu.

Tangan hyunjin ditahan oleh 2 orang, dan salah satunya mendekati hyunjin membawa putung rokok yang masih menyala.

Dengan smirknya gadis nakal itu merobek seragam atas hyunjin menyisakan dalaman hyunjin. Dan tangan itu mengarahkan putung rokok ketubuh hyunjin. Membuat pemiliknya berteriak mencoba lepas dari mereka namun mulutny justru disumpal.

Tangis ketakutan menjadi satu dan itu benar benar membuat tubuh hyunjin bergetar hebat.

Belum sempat menyentuh hyunjin, suara seseorang menggusik mereka, dan memutuskan untuk pergi karena posisi mereka yang sudah berbahaya! Mungkin konsekuensinya bisa dikeluarkan mengingat kejahatan yang saring mereka buat.

Hyunjin sesenggukan, Dengan tubuh bergetar.

" Hyunjin kau baik baik saja?" Tanya Jeno

" Lihat aku! Mereka sudah pergi kau aman sekarang!" Ujar Jeno menenangkan

Dengan cepat jeno melepakan kemeja seragam dan memakaikan kepada hyunjin, untung saja dirinya selalu memakai kaos putih.

Jeno yang biasanya melihat sikap cuek jutek dan dingin hyunjin kini harus melihat bagaimana ketakutan yang tidak pernah dirinya lihat sebelumnya.

"Kenapa selalu aku yang menemukanmu menangis!" Ujar Jeno

Hyunjin mendongak dan melihat Jeno dengan wajah berantakannya.

" Jelek!" Ejek jeno membuat hyunjin memukuli jeno tanpa ampun.

Detik selanjutnya, Tubuh kecil itu berada di gendongan jeno dan memutuskan membolos bersama.

Tbc

Nayanika ~Jenjin~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang