Nayanika "mata yang indah dan memancarkan daya tarik"
Gadis polos yang merasakan kejamnya penderitaan dipertemukan dengan Pria bermata sipit yang begitu mirip hewan lucu samoyed
Tahun demi tahun mulai silih berganti, Kehidupan hyunjin masih sama seperti tahun tahun sebelumnya. Namun semakin bertambahnya usia dan pemikiran yang matang. Sikap hyunjin terbilang semakin dingin. Hanya saat dirumah saja dia bisa sedikit lunak.
Bahkan teman teman sekolahnya pun sering takut untuk mengajaknya berbicara, Dan juga Hyunjin dikenal sebagai orang yang sangat mandiri dan tifak membutuhkan sosok teman.
" Kau tau Idol Younghoon itu, kini setelah bubar grupnya dia jadi aktor terkenal! " Gosip siswa
" Iya, dia semakin matang! Dan juga kharismanya semakin terpancar" Puji lainnya
Hyunjin hanya diam sambil mengerjakan soal soal sebagai kebiasaan sekolahnya.
" Semua diduduk!" Ujar Sang Guru memasuki ruang kelas
" Ayo masuk dan perkenalkan dirimu" lanjut sang guru
Hyunjin masih fokus dengan soal soalnya dan tampak tak peduli dengan kehadiran manusia baru di kelasnya.
" Baiklah kau boleh duduk disana!" Tunjuk guru pada meja Hyunjin
Bunyi kursi ditarik membuat hyunjin mendongakkan kepalanya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*abaikan jaemin!! Cari foto jeno susah yang pake seragam ini
" Hai!! Salam kenal! Aku Lee Jeno, mohon bantuannya Hyunjin ssi" Ujar Jeno dengan puppy eyes nya
Hyunjin langsung pergi saat bel istirahat berbunyi. Membawa buku dan sekotak bekal yang berada di tangannya. Tak lupa earphone kabel yang yang menempel di telinganya.
Sedangkan siswa baru itu di kerumuni oleh banyaknya teman yang ingin berkenalan. Jeno cukup ramah dan tak lupa menembar senyumnya ketika beberapa orang menyapa.
Ramainya kantin membuat rasa malas hyunjin semakin meluas, yang akhirnya harus memiliki kebiasaan membawa bekal. Walaupun hanya berisi roti ataupun olahan sederhana dirinya sendiri. Lantaran sang Pembantu yang dilarang Tuan mudanya untuk mengurusi Hyunjin.
" Huft!!! Kenapa dunia begitu kejam! " Lirih hyunjin
Melihat video lelaki tampan yang sedarah dengannya sedang tersenyum bersama rekan ataupun penggemarnya membuat hati kecil hyunjin tercubit.
" Dia kakak ku tapi aku tidak bisa memanggilnya kakak! Dia sedarah denganku tapi aku tak bisa dekat dengannya.... Hiks!! Kenapa dunia jahat ayah! Kenapa hyunjin harus merasakan seperti ini! Dulu ayah yang selalu memeluk hyunjin saat menangis sekarang! Tidak ada yang peduli dengan hyunjin! " Tangis itu pecah saat melihat foto kedua orang tua angkatnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Hyunjin duduk menghadap kejendela, menutupi wajahnya dengan buku.
" Apakah ini waktunya tidur?" Tanya Jeno
" Jangan menggangguku" Ujar Hyunjin datar
"Kau benar benar gadis dingin! Aku yakin jika kau tidak memiliki kekasih! Siapa juga yang mau denganmu! Sikap dinginmu yang memuakan!" Kritik jeno
" Hah!! Kau benar! Aku gadis dingin yang memuakan! Dan tidak ada yang mau denganku! Ah bukan! Tidak ada yang mau kehadiranku. Terimakasih sudah menyadarkanku" Ujar Hyunjin lalu mengemasi barangnya dirinya berniat bolos karena terlalu lelah.
" Tunggu kau mau kemana? Tinggal 1 jam lagi pulang!" Tanya Jeno
" Bolos! Jangan mencampuri urusanku!" Ujar hyunjin meyampirkan tas nya.
Baru 4 langkah hyunjin sudah kena jahil temannya, kakinya tersandung dan kini dirinya benar benar tersungkur di lantai. Ringisan terdengan kala kaki itu dengan keras menghantam kerasnya lantai.
" Lihat gadis dingin itu!! Dia benar benar terlihat seperti sampah!" Ujar Teman lainnya
" Bukankah dirinya harusnya seperti itu! Sudah miskin dia juga tidak berprestasi. Aku bingung kenapa dia diterima di sekolah ini"
" Miskin? " ujar jeno
" Kau pasti terkejut jeno, dia gadis miskin! Aku melihatnya bersama seorang wanita yang berpakaian seperti pembantu, dan anehnya aku tau yayasan yang dinaungi pembantu itu! Yayasan keluargaku" Tawa siswi itu terdengar mengejek
Hyunjin langsung berdiri dan keluar dari kelas. Kakinya terlihat memar dan dia tidak memperdulikan itu.