Hyunjin berada di sebuah pemakaman sekarang, melihat guci ibu dan ayahnya tak lupa dengan buket bunga kecil yang dirinya tempal di kaca." Ibu ayah! Kapan kalian menjemputku? Aku sudah tidak memiliki tujuan lagi"
Tangisnya sesenggukan membuat seorang anak kecil menghampirinya.
" Kakak tidak apa? " Ucap gadis itu hyunjin hanya mengangguk
" Gwenchanha! Mereka pasti sedih melihat kakak menangis! Kata kakakku kita tidak boleh menangis jika mengunjugi mereka, nanti mereka ikut menangis" ujar gadis kecil itu membuat hyunjin berhenti menangis dan terkekeh" Terimakasih menbuatku berhenti menangis!" Ujar hyunjin
" Mereka orang tua kakak?"
" Iya! Mereka ayah dan ibu kakak"" Ayah dan ibuku juga ada disana! Diujung sana, Kakak ku juga 1 tahun lalu ikut mereka" Ujar gadis itu tanpa sedih membuat hyunjin iba
" Lalu kau sekarang dengan siapa?"
" Aku bersama Nenek dan kakek dan juga pamanku" Ujar sang gadis
" Yoobi ya!" Panggil seseorang
" Aku disini paman!"
" Paman? Dia terlihat masih muda?" Tanya hyunjin
"Eung! Pamanku masih muda, dirinya baru berusia 22 tahun" Ujar Yoobi
" Annyeonghaseyo! Lee Hyunjin imnida" Sapa Hyunjin
" Annyeonghaseyo! Hwang Minhyung imnida"
" Kalau begitu aku pamit kakak cantik! Jangan menangis lagi biar mereka senang!" Ucap Yoobi membuat hyunjin tersenyum
Hyunjin melihat kepergian 2 orang itu, bahkan ternyata kisah hidupnya masih mendingan daripada Yoobi yang ditinggal Orangtua dan kakaknya.
Sedangkan dirinya masih memiliki Ayah dan Kakak yang masih hidup.
Hyunjiin memilih berjalan jalan sembari memulihkan suasana hatinya.
•••
Sedangkan didepan rumah mewah, Pria tampan kini berdiri dengan seragam dan juga tas ranselnya. Memencet bel beberapa kali berharap ada yang membuka.
Dari kejauhan hyunjin melihat pria yang dirinya tau itu siapa.
"Yak lee jeno!" Teriak hyunjin
Yang dipanggil menoleh dan langsung berlari menghampiri hyunjin. Memeluk gadis itu erat membut hyunjin kesusahan nafas karena tubuhnya yang pendek.
" Lepaskan! Kau mau membunuhku!" Kesal Hyunjin
" Kau baik baik saja?" Tanya jeno memutar tubuh hyunjin
" Yak!! Berhenti. Atau ku pukul kepalamu"
" Syukurlah! Aku pikir kau bunuh diri!"
" Kau gila? Aku masih menyayangi hidupku"
" Siapa tau kau gadis nekat yang tidak bisa ditebak"
" Kenapa kau kemari?"
" Mengecek kondisimu! "
" Aku baik kau bisa pulang sekarang!"
" Yak! Kau begini padaku! Aku mengkhawatirkanmu dan kau mengusirku tanpa menawariku minum"
" Aku hanya punya uang 5000 kau ingin mengambilnya? Ini cepat pergi" Kata hyunjin sembari memberikan uang itu pada tangan jeno dan mendorongnya pergi tak lupa gestur tangan mengusir.
" Aku ingin mampir! Aku lelah lapar bisakah aku mampir?"
" Melunjak! Jika majikanku tau kau bisa kena marah cepat pergi!"
" Hey!! Tidak mungkin mereka mengusirku! Ayahku rekan bisnis tuan Jongsuk tidak mungkin aku diusir"
" Yak itu ayahmu bukan dirimu! Mereka tidak mengenalimu! Cepat pergi!"
"Mau bertaruh!" Tantang Jeno membuat jiwa hyunjin semakin membara.
" Baiklah apa hukumannya jika kalah!" Sombong hyunjin
" Bagaimana jika menjadi Babu selama 1 bulan?" Usul jeno
" Baiklah! Aku setuju ayo!"
Dirumah hyunjin sudah membusungkan dadanya berlagak sombong! Ia yakin jika menang.
" Anda pulang No—" Sambut Bi Minjoo
" Eommaa!! Ucap Hyunjin dengan kode mata mengedip kedip membuat Bi minjoo bingung
" Kenalkan ini temanku" Ucap Hyunjin
" Selamat datang Tuan lee jeno"" Mwo!!" Senyum hyunjin luntur dan bertanya
" Bibi ibunya hyunjin?" Tanya jeno" Tunggu bagaimana kalian saling mengenal? Tidak mungkin jika ini kebetulan?"
" Tuan lee jeno putra bungsu Lee donghae. Tentu kami semua tau, rekan kerja tuan jongsuk semua kami tau karena itu hal penting yang harus diketahui" Jelas Minjoo
" Sial! Aku tidak terima kekalahan ini" Ujar Hyunjin nelangsa
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/374164924-288-k737358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayanika ~Jenjin~
Fiksi PenggemarNayanika "mata yang indah dan memancarkan daya tarik" Gadis polos yang merasakan kejamnya penderitaan dipertemukan dengan Pria bermata sipit yang begitu mirip hewan lucu samoyed