Pagi hari ini Aran terpaksa pergi ke kantor dan meninggalkan Shani yang sedang sakit. sudah dua hari Shani sakit dan Aran tidak pergi ke kantor untuk mengurus istrinya yang sedang sakit. dan pagi ini Aran harus ke kantor untuk melakukan interview karyawan baru yang akan menjadi sekretaris nya nanti karena sekretaris nya yang sebelumnya sudah resign.
"nanti kalau udah selesai aku langsung pulang kok" ucap Aran sembari memakai jas kerja nya.
"aku udah mendingan mas, kamu tenang aja" ucap Shani setengah berbaring sembari melihat Aran sedang memakai dasi nya.
"kamu masih demam sayang, aku gak bisa ninggalin kamu lama lama" ucap Aran menghampiri Shani. Aran duduk di tepi kasur sebelah Shani.
Aran mengusap kening Shani yang terasa panas. wajahnya juga sedikit pucat.
"aku gapapa kok. zen kemana mas?" ucap Shani.
"zen lagi makan di bawah sama mbak" ucap Aran.
"sini peluk dulu" Aran merentangkan tangannya. Shani pun langsung memeluk Aran.
Aran mengusap lembut punggung dan rambut Shani. Aran sangat sedih melihat istrinya sakit seperti ini.
"kamu istirahat aja ya, zen biar di urus sama mbak" ucap Aran masih memeluk Shani.
"tapi aku kangen sama zen, udah tiga hari ini aku gak ketemu sama dia" ucap Shani.
Aran memang melarang Zen untuk menemui Bunda nya karena Aran takut Zen juga ikut demam. selama Shani sakit, Aran yang mengurus Zen terkadang juga Aran meminta bantuan pada mbak yang menjaga Zen. Zen sudah memiliki kamar sendiri, jadi Zen tidur di kamar nya sendiri.
"yaudah nanti aku suruh mbak buat ajak zen jenguk kamu ya" Aran mencium pucuk kepala Shani lalu melepaskan pelukannya.
"cepet sembuh ya sayang" Aran mengelus kedua pipi Shani dengan ibu jari nya.
Shani mengangguk dengan bibir yang melengkung ke bawah.
"kenapa bibir nya di gituin? mau aku cium?" tanya Aran.
Shani menggeleng. "aku pengen makan sushi" ucap Shani.
"nanti ya kalau kamu udah sembuh" ucap Aran. Shani mengangguk patuh.
"yaudah aku ke kantor dulu ya" pamit Aran. ia berdiri dan mengulurkan tangannya untuk Shani salimi.
"hati hati ya mas" ucap Shani menyalimi tangan Aran.
Cup.
Aran mengecup bibir Shani.
"dadah sayang" Aran melambaikan tangannya pada Shani.
setelah keluar kamar, Aran menemui Zen untuk berpamitan pada anaknya.
"zen" panggil Aran pada Zen yang tengah bermain.
"papaa" Zen berlari memeluk Papa nya.
"papa kerja dulu ya, kamu jangan nakal nakal" ucap Aran.
"otey paa" ucap Zen mengacungkan jempolnya.
"mbak, nanti tolong ajak zen jenguk bunda nya ya" ucap Aran pada pengasuh Zen.
"baik pak" ucap si pengasuh.
"jen ketemu unda?" tanya Zen di depan wajah Papa nya.
"iyaa nanti ketemu bunda" ucap Aran.
"yeyyy" Zen melompat girang.
"yaudah papa kerja dulu ya" ucap Aran.
"salim dulu nak" Aran mengulurkan tangannya. Zen dengan semangat menyalimi tangan Papa nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Paksa
RomanceDua orang yang terpaksa harus menikah karena perjodohan konyol yang orang tua mereka buat. "saya menikahimu karena perjodohan paksa orang tua kita, jadi jangan berharap lebih pada pernikahan ini"ucap seorang lelaki. "aku cinta sama kamu tapi kamu ga...