7

1.6K 131 2
                                    

Terhitung sudah dua minggu Aran pergi keluar kota meninggalkan Shani sendiri di rumah mereka. Shani menjalani hari hari nya seperti biasa. Shani akan memasak sarapan untuk dirinya lalu pergi ke kantor setelah selesai bekerja ia langsung pulang.

Shani sangat senang dengan kehadiran bayi nya. senyumannya tak pernah luntur ketika membayangkan bayi nya bertumbuh dan bermain bersama nya nanti. apalagi jika Aran sudah bisa menerima kehadiran si bayi, pasti itu akan menambah kebahagiaan Shani.

Hari ini Shani akan pergi ke kantor lebih awal karena pagi ini ada jadwal meeting. setelah selesai sarapan Shani langsung berangkat ke kantor menggunakan mobil miliknya.

"aku gak telat kan?" ucap Shani membuka pintu ruang meeting dengan keras serta nafasnya yang terengah engah.

semua orang yang ada di ruang meeting serentak menoleh ke arah Shani. termasuk Gracia dan Sisca yang memang ikut meeting hari ini.

"belum kok, masih ada waktu 4 menit lagi" ucap salah satu karyawan pria.

Shani mengangguk lalu duduk di kursi sebelah Sisca. "cici kok tumben telat?" ucap Gracia pada Shani.

"jalannya macet" ucap Shani. Gracia hanya mengangguk.

"muka lo kok kayak pucet gitu sih shan" ucap Sisca melihat wajah Shani yang memang sedikit pucat. Gracia juga ikut melihat ke arah Shani.

"aku gapapa kok" ucap Shani tersenyum.

"gapapa apanya, lo lagi sakit ya?" tanya Sisca.

"engga kok, ini kayanya karena aku lari tadi" ucap Shani.

saat Gracia akan berbicara pintu kembali terbuka dan datanglah bos mereka beserta sekretarisnya dan meeting pun dimulai.

Setelah selesai meeting semua karyawan kembali ke ruangan mereka masing masing termasuk Shani Sisca dan Gracia.

*  *  *  *

Hari berganti siang, semua pegawai kantor diberikan waktu untuk istirahat. entah itu untuk makan siang atau pun bersantai.

Gracia mengajak sahabatnya untuk makan siang di luar. setelah menjemput Sisca dan Feni di ruangannya kini mereka bertiga berjalan menuju ruangan Shani untuk mengajaknya makan siang juga.

"lo kemarin sama kak sean ke tempat apaan dah gre. kok bagus gitu view nya" ucap Sisca sambil berjalan ke ruangan Shani.

"iya, kok bagus banget. jadi pengen kesana deh kalo lagi libur" ucap Feni.

"apa ya namanya. gue lupa" ucap Gracia.

mereka bertiga sudah di depan ruangan Shani dan mereka langsung masuk tanpa mengetuk pintu. karena itu sudah kebiasaan mereka bertiga.

"yeuhh dasar. ntar tanyain ke kak sean ya" ucap Feni.

"okey"

"astaga shanii" pekik Sisca melihat Shani tergeletak tak sadarkan diri di atas lantai.

"astaga cicii" teriak Gracia dan Feni bersamaan.

Mereka bertiga menghampiri Shani dan mencoba untuk membangunkan Shani. namun Shani tak bangun bangun membuat mereka bertiga semakin khawatir.

"gre telpon kak sean cepet" ucap Sisca panik.

Gracia mengangguk dan langsung menelfon Sean. Tak butuh waktu lama Sean sudah datang ke ruangan Shani bersama Oniel.

"ini shani kenapa?" tanya Sean dengan muka panik nya takut adik satu satu nya ini kenapa napa.

"kita gatau kak, pas kita datang kesini ci shani udah tergeletak di situ" ucap Gracia menunjuk lantai sebelah meja Shani.

Perjodohan PaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang