Arjuna telah menjelaskan semuanya pada Orion si sahabat, dan ternyata itu menyebabkan dampak buruk. Orion sering melamun dan tidak mempedulikan guru yang menjelaskan, ia lebih sering tidur di bangkunya daripada belajar.
Sudah satu bulan, enam hari, berlalu.
Sifat nya masih sama, Sama-sama triplek seperti dahulu kala. Namun kali ini bertambah parah, ia hanya mengangguk dan menggeleng saja sebagai bentuk jawaban.
"Ri, jangan ngelamun terus, gak baik." peringat Adesta pada sahabatnya. Tatapan Orion menajam dan Adesta tahu maksudnya, jadi pemuda itu kembali diam sambil memakan camilan yang ia bawa dari rumah.
"Maafin gue, Ri. Gue tau gue salah, bahkan kesalahan ini fatal banget." pinta Arjuna.
Di rumah, Orion sudah seperti orang gila yang kehilangan akal sehatnya. Berkali-kali pemuda itu membenturkan kepalanya ke dinding dengan keras, atau mengacak-acak rambutnya sembari menangis.
Takdirnya tak bisa indah sebentar saja?
Tatapan Orion kini menuju ke Arjuna, yang baginya, dengan enteng mengucap maaf. "B*cot, s*al*n. Ini karena cinta buta lo! Seharusnya Zee masih hidup!.....
Kalau lo nggak bisa jagain Zee, lebih baik lo lepasin dan biarin gue jaga dia! Lo terlalu ikat dia, dan mementingkan Stella biar setidaknya gak di incar Edgar! Tapi Alzee? Dia dimana?! " Orion pun menghempaskan kerah seragam Arjuna yang tadi ia cengkram.
Pemuda itu beralih pergi, meninggalkan kedua sahabatnya. Hatinya yang kini kosong pun meminta diisi dengan sosok gadis yang selama ini mampu membuatnya tersenyum dalam batin dengan tingkah dinginnya.
Adesta memegang pundak Arjuna, tatapannya berubah sayu. "Njun, saat ini, Orion gak mau diganggu. Kita beri sedikit waktu. "
"Itu ide bagus, Des. " ia tersenyum miris.
Duarrr💥
Terlihat Orion duduk berjongkok di pojok perpustakaan, ia menjabat rambutnya sendiri, dan dengan tangannya merogoh saku membuka ponsel.
"Hei, lagi nge-galau ya? Dengerin mauju qolbi aja. Nih gue punya permen, jangan nangis terus ya. " sesosok gadis mengulurkan sebungkus permen kecil, dia dikenal sebagai anak rajin nan manis SMA NOVA yang biasanya bertingkah lucu.
Orion pun mengambil permen tersebut, lantas mengulurkan sebuah kertas kecil. "Thanks" gadis itu mengeja kata dalam kertas tersebut, lantas tersenyum dan pergi membawa buku dalam dekapannya.
Zaluna Ailynda, si periang dan lucu dengan tingkahnya yang seperti murid Nu'aiman. Ia sendiri adalah gadis yang manis, identik dengan pita pink yang selalu mengikat rambutnya. Dan juga permen, selalu bertengger dalam saku seragam.
Selama ini, usahanya untuk mencari keberadaan Edgar tak kunjung menemukan titik terang, tapi ia akan membalasnya nanti! Itu pasti!
Pada akhirnya, Orion menegakkan kedua kakinya dan berjalan menghampiri Zaluna yang sedang gencar mencari buku-buku menarik. Gadis itu harus berjinjit untuk meraih buku di rak paling atas, sampai akhirnya ia dibantu oleh Orion.
"Makasih, Ion" ucapan tulus ia dapatkan dari Zaluna yang kembali tersenyum. Seketika, berputar ingatan ketika Alzee memanggilnya begitu, kenapa gadis itu pergi?.
"Minum susu, biar tambah tinggi..." Kekehan di akhir kalimat Orion membuat Zaluna terkejut, lagipula, isu bahwa Orion yang memberikan respon minim sudah tersebar. Kenapa kali ini Orion bercanda dengannya? Dan pemuda itu terkekeh?.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗕𝗼𝗼𝗺!
Misterio / SuspensoJika ada yang mengabaikan pangeran sekolah ia adalah Alzee, jika ada yang mengabaikan manusia tercuek di sekolah yang kini memperhatikan dirinya hanya ada Alzee. Jika ada yang mengabaikan orang populer sekolah dan malah bersikap dingin, ia adalah A...