17. Pengganggu

946 185 21
                                    

_PKIM_

Status Gracia yang sudah menikah tak membuat Sean berhenti mengharapkan Gracia. Dia nampak tak peduli akan hal itu, yang dia pikirkan sekarang adalah bagaimana cara mendapatkan Gracia. Dia tak peduli dikata sebagai perebut istri orang, karena ini demi hidupnya. Dia berpikir tak akan bisa hidup tanpa adanya Gracia. Cinta memang sudah membuatnya gila. Jika saja menyingkirkan Farzee yang menjadi cara satu-satunya, sepertinya Sean akan melakukan hal itu.

"Kamu apa-apaan sih, daritadi ngikutin aku mulu?!" ungkap Gracia yang mulai risih dengan Sean yang terus saja mengikuti. Entah itu sedang menstock barang, menyapu, atau melakukan hal lain. Sean sudah seperti ekor membuntutinya terus.

"Aku ga ngikutin, aku cuma mau ngelakuin pekerjaan aku aja," elak Sean.

"Kan kamu bisa ngerjain yang lain. Tolong deh jangan ngikutin terus!" ungkap Gracia yang terlampau kesal.

"Emangnya kenapa sih Gre? Aku cuma mau jagain kamu aja. Aku ga mau kamu kenapa-kenapa."

"Aku ga bakal kenapa-kenapa Sean! Orang kerjaan aku juga di sini doang, ga bahaya sama sekali. Kamu aneh banget." Sean diam, alasannya memang terdengar aneh, tapi dia mengikuti Gracia karena ingun terus mengawasi, ingin selalu melihat Gracia. Tak peduli jika terlihat seperti penguntit. "Udah, jangan gangguin aku lagi," pinta Gracia, setelahnya dia meninggalkan Sean dan memilih menjaga kasir.

Gua ga bakal lepasin lo Gre. Batin Sean.

"Eh bro, gantian ya beresin ini. Gua mau ke kasir dulu," pinta Sean pada salah satu temannya, kamudian di pergi menyusul Gracia.

Gracia benar-benar dibuat risih dan kesal pada Sean yang terus saja mengganggunya. Dia juga bingung, sebenarnya apa yang diinginkan Sean.

_PKIM_

Akhirnya pekerjaan Gracia pun selesai, dia segera membereskan barang-barangnya sambil menunggu Farzee yang sudah dekat di perjalanan untuk menjemputnya. Salah satu teman kerja Gracia menghampiri karena ingin menyampaikan sesuatu.

"Gre, hari jumat malem ke rumah gue ya," pintanya.

"Ngapain?"

"Gue kan ultah, jadi mau adain makan-makan sama beberapa temen gue. Lo jug boleh bawa suami lo kok," jelasnya.

"Oh gitu. Oke deh, ntar gue sama suami gue dateng," jawab Gracia menerima ajakan temannya.

"Yaudah, gue duluan ya," pami temannya.

"Iya hati-hati." Mood Gracia yang awalnya baik-baik saja kini seakan jadi berubah disaat dia melihat Sean masuk ke ruangan istirahat pekerja dan menghampirinya. Mau apa lagi sih. Batinnya.

"Gre, pulang bareng aku yuk," ajak Sean.

"Sorry Sen, aku dijemput sama Farzee," tolak Gracia.

"Jangan mau lah, lebih baik sama aku aja. Kan dulu kamu sering aku antar pulang," kata Sean, agak gila memang.

"Gila ya? Farzee suami aku, masa aku tolak. Lagi pula aku udah satu rumah sama Farzee, jadi lebih baik aku pulang sama suami ku sendirilah," kata Gracia yang tak habis pikir dengan Sean. "Gini ya Sen, aku minta maaf karna ga bisa bales perasaan kamu. Tapi tolong dong, jangan ganggu aku lagi. Aku mau kita temenan, tapi jangan kayak gini. Kamu buat aku ga nyaman. Hidup terus berjalan Sen, kamu ga bisa terus berharap sama aku yang udah nikah. Tolong bersikap dewasa," ungkap Gracia.

"Gre, di depan ada Farzee," kata salah satu teman Gracia yang berada di ambang pintu.

"Oke," jawab Gracia, "Aku duluan ya," pamit Gracia dan meninggalkan Sean.

Langkah kaki Gracia dengan semangat berjalan keluar indoapril. Entah mengapa dirinya sekarang terus saja merasa rindu kepada lelaki yang kini menjadi suaminya itu. Dia seakan tak bisa berlama-lama berjauhan dengan Farzee.

"Sore sayang!" sambut Farzee dengan semangat saat melihat istrinya.

"Soreee," balas Gracia tak kalah semangat. Mereka saling berpelukan melepaskan rindu satu sama lain.

"Gimana cerita hari ini?" tanya Farzee sambil membantu Gracia memakai helm. Mendengar itu Gracia mengerucutkan bibirnya, cemberut mengingat tingkah Sean yang mengganggunya seharian ini. "Kok cemberut, kenapa?"

"Ada yang bikin aku kesel!"

"Oh ya? Siapa? Siapa yang bikin istri aku kesel? Berani-beraninya, siapa orangnya? Bakal aku gantung di pohon kelapa! Berani banget gangguin istri aku!" cerca Farzee.

"Aku ceritain di jalan aja. Males aku kalo di sini," jawab Gracia. Meski Farzee merasa kepo dan heran, tapi dia tetap menurut. Dia menyalakan motornya dan Gracia segera menempatkan diri. Motor Farzeepun pergi meninggalkan halaman indoapril.

"Abis lo sama gua, Zee," kata Sean sambil menatap Farzee penuh dendam.





















Double up, dah maap buat typo.

Sebentar lagi tanggal 25:)

Penjaga Kasir Itu Milikku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang