5. Anter pulang

1K 209 4
                                    


Farzee baru saja dari bengkel mobilnya. Kini sepertinya akan menjadi kebiasaan Farzee untuk pergi ke indoapril, menemui Gracia. Motornya melipir kini di halaman indoapril. Sore ini tidak terlalu ramai, hanya ada dua—tiga motor yang terparkir di sana. Niat Farzee ke sini adalah ingin mengantar Gracia pulang ke rumah. Meskipun ini terlalu cepat untuk menjadi dekat, tapi apa salahnya jika mencoba?

Farzee masuk ke dalam Indoapril, tapi tak ada Gracia di sana, hanya ada perempuan lain di balik kasir. Farzee lantas menghampirinya, untuk bertanya, "Permisi mbak, Gracianya kemana?"

"Gracia sedang bersiap untuk pulang kak. Shif kerjanya sudah selesai, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau ketemu Gracia."

"Oh, saya panggilkan sebentar." Saat hendak memanggil, ternyata Gracia lebih dulu menampakkan diri dengan pakaian santainya, dia baru saja selesai berganti baju. Farzee sontak tersenyum lebar, menampakkan deretan giginya.

"Zee?"

"Sore Gracia," sapa Farzee dengan perasaan yang berbunga.

"Gre, dicariin," perempuan itu mengoda Gracia lewat mata, dan Gracia mengangguk mengerti.

"Kamu mau apa ke sini? Belanja?" tanya Gracia pada Farzee.

"Aku cari kamu," jawab Farzee.

"Cari aku? Mau apa?"

"Aku mau ajak kamu cari makan, kamu udah makan belum?" tanya Farzee basa-basi.

"Belum sih, tapi aku udah mau pulang," jawab Gracia.

"Kita cari makan, sekalian aku anter kamu pulang."

"Gak deh, aku ga mau ngrepotin kamu," tolak Gracia yang merasa tak enak dengan Farzee. Meskipun lelaki di hadapannya itu terkesan tidak keberatan.

"Nggak kok, aku malah seneng. Aku ga nerima penolakan ya Gre," jelas Farzee.

"Tapi Zee—" Tanpa mau mendengar penolakan Gracia lagi, Farzee langsung menarik tangan Gracia untuk ke motornya. Dia menyerahkan helm yang sudah dia bawa untuk Gracia.

"Pakai," ucap Farzee. Gracia menurut memakai helm itu, tapi tidak mengaitkan pengait helm, Farzee yang melihat itu sontak mendekat dan mengaitkannya.

Gracia terdiam kaku, menyadari jarak mereka yang sangat dekat. Entah mengapa jantungnya berpacu dengan cepat. Dengan jarak sedekat ini, Gracia bisa melihat wajah Farzee yang cukup tampan, pahatan wajah yang nampak sempurna. Tanpa sadar Gracia menatap tanpa berkedip. Farzee yang menyadari hal itu sontak tersenyum miring, kemudian mencolek hidung Gracia.

"Aku tau aku cakep, tapi jangan lupa napas dong," goda Farzee. Gracia gelagapan dibuatnya. Dia memalingkan wajah malu, dengan pipi yang memerah. "Apa sih, ayo buruan jalan," elak Gracia yang sedang menahan malu.

Farzee terkekeh, merasa lucu. Dia lebih dulu naik ke atas motor disusul Gracia. Sebelum menjalankan motornya Farzee celingukan mencari ada kang parkir apa nggak, tapi untungnya saja tidak. Jadi dia tak usah repot-repot mengeluarkan uangnya.

Motor Farzee melaju dengan kecepatan rata-rata. Dia sungguh menikmati perjalanan ini, ya meskipun ada rasa kurang karna Gracia tidak memeluk pinggangnya. Farzee sedang berpikir gimana caranya agar Gracia mau memeluknya.

"Emm Gre, kamu mau makan apa?" tanya Farzee.

"Terserah kamu," jawab Gracia.

"Rekomen dong enaknya makan apa sore-sore gini?"

"Terserah kamu aja aku ngikut," jawab Gracia lagi. Karena dia juga bingung kalau ditanya tempat makan atau mau makan apa.

"Bubur ayam kamu mau ga?" tanya Farzee.

Penjaga Kasir Itu Milikku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang