18. Ngidamnya Anin

844 34 2
                                    


🌷🌷🌷

"Kalau kamu nggak mau makan, gimana sama anak yang ada dalam perut kamu? Dia juga butuh asupan gizi yang cukup." Ucap Atlas. Lelaki itu masuk ke dalam kamar sambil membawa bubur ayam yang baru saja dia buat.

Sejak tadi siang Anin tidak mau makan lantaran rasa mual yang terus menyerang. Sebelum pulang ke rumah Atlas menyempatkan membawa Anin ke dokter kandungan untuk menyampaikan keluhan yang dirasakannya.

Menurut dokter hal yang Anin alami adalah hal yang biasa dialami oleh ibu hamil semasa trimester pertama. Jika memang keluhan Anin terus berlanjut dan semakin parah dokter memberi saran agar Anin mau dirawat inap agar mendapatkan penanganan yang lebih baik.

Sementara, Anin hanya diberikan beberapa obat yang bisa membantu meredakan rasa mual dan pusingnya.

"Aku bikin kamu bubur ayam kalau memang kamu nggak mau lihat nasi. Mau coba?"

Anin memandang malas ke arah nampan yang di atasnya ada semangkuk bubur ayam dan segelas susu ibu hamil yang dibeli di mini market tadi.

"Nggak mau, Mas. Aku malah lihat itu kayak muntahan kucing."

Anin nutup mulut. Jelas aroma bubur ayam itu semakin membuatnya mual. Anin tidak ingin mencium aroma nasi, sementara bubur yang atlas bikin justru berasal dari nasi yang dilembutkan.

"Terus gimana? Masa kamu nggak makan? Aku udah capek bikin lho, Nin. Aku sampai buka YouTube supaya tahu tutorialnya. Setelah udah jadi kamu malah nggak mau makan."

Atlas berdecak kesal. Tadi dia berharap Anin mau memakan bubur buatannya dengan lahap. Tidak pernah menduga kalau Anin justru malah menolak bubur buatannya.

"Bukan begitu, Mas. Aku minta maaf udah ngerepotin kamu. Aku benar-benar takut kalau harus muntah lagi. Tenggorokan aku udah perih."

Andai saja Anin tidak bermasalah dengan kehamilannya, pasti dia dengan senang hati memakan apa pun masakan yang Atlas buat.

Apalagi ini kali pertamanya Atlas khusus memasak makanan untuknya.

"Ya terus gimana? Aku juga bingung mau kasih kamu makan apa. Kamu mau nimum susu aja?"

Anin menganggukkan kepalanya. Kemungkinan besar hanya susu itu yang bisa diantelan hingga habis untuk saat ini.

Atlas memberikan segelas susu hangat itu untuk Anin. Setidaknya susu itu bisa mengganjal perut Anin yang kosong karena tak berisi makanan apa pun

"Mas, kayaknya aku tau deh mau makan apa."

"Mau makan apa?"

"Aku pengen makan kebab. Kayaknya enak deh."

"Kebab? Emangnya boleh ibu hamil makan kebab?"

"Emang dilarang ya?"

"Nggak tau. Coba aku searching dulu. Takutnya malah nggak boleh. Mama itu pesan ke aku kalau makanan kamu benar-benar harus dijaga."

Atlas mulai menggulir layar ponselnya dan memencet menu Google. Membaca beberapa artikel dari google yang menyatakan ibu hamil bisa saja memakan kebab asalkan daging yang dimasak benar-benar telah matang.

"Ini katanya nggak ada larang. Bisa aja sih. Tapi dagingnya harus benar-benar mateng. Kayak kata dokter kemarin kan, kamu nggak bisa makan yang mentah-mentah atau setengah mateng."

"Yaudah, nanti dagingnya dibikin benar-benar mateng aja."

"Beneran mau kebab?"

"Iya."

Dear Atlas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang