[TayNew 22]

506 33 6
                                    

Vote sebelum baca 🌟




"Enak tidak sayang?" Tanya New sambil membersihkan noda es krim di mulut Pleum.

Pleum tersenyum, mengangkat kedua sudut bibirnya dengan matanya yang sipit, dan jangan lupakan pipinya yang gembul lucu seperti pipi papanya itu.

"Enak pa"

New yang melihat senyuman anaknya itu merasa kasihan, tetapi ia benar-benar kecewa dengan suaminya itu.

Drttt drttt

Suara deringan handphone yang menandakan seseorang menelpon.

New tidak menjawabnya, karena itu panggilan dari mantan suaminya itu, apakah benar sudah mantan suami? Entahlah, setelah melihat kejadian yang tidak diinginkannya tadi ia jadi ingin berpisah dengan Tay.

Tetapi setelah melihat anaknya kembali...

Dia benar-benar tidak tega untuk harus bercerai dengan Tay.

Tapi hatinya sudah terlanjur sakit.
Bukan lagi bagaikan tertusuk ribuan jarum, tapi sudah seperti tertusuk ribuan tombak.

Dengan gilanya dia melakukan hal seperti itu, disaat anak dan dirinya sedang menunggu dia datang dengan cepat ke acara Pleum.

"Paa"

"Jadi itu alasanmu selalu pulang terlambat Tayy" gumam New kecil.

"Papa?"

"Huh? Kenapa sayang?"

Pikirannya kacau, bayangan aksi tadi masih terlintas dengan sangat jelas dipikirannya.

"Papa kenapa?" Tanya Pleum yang memperhatikan Papanya itu hanya termenung dengan tangannya yang terus mengaduk eskrim itu.

"Ohh, papa gak kenapa-kenapa kok, udah habis kan? Ayok kita pulang"

"Ayoo" Pleum turun dari kursinya, Berjalan disamping kanan New lalu menggenggam tangan besar nan lembut itu.

New hanya tersenyum melihatnya, itu mengingatkannya saat pertama kali dia berkencan dengan Tay.

Setelah memasuki mobil New langsung menyalakannya, mengendarai secara pelan menelusuri jalan kecil itu.


*****

19:43

Seseorang berjalan sempoyongan, keluar dari kamarnya dan menuju keluar untuk mencari orang tuanya.

"Papa.. ini dimana?" Tanya Pleum sambil mengucek kedua matanya dengan mulut yang menguap.

New yang sedang membuat makan malam membalikkan badannya kemudian menyamakan tinggi dirinya dengan anaknya itu.

"Jangan dikucek gitu, nanti matanya merah loh" ujarnya mencoba untuk mengusap pelan kedua mata kecil bulat itu.

"Ini dimana? Dan ayah dimana papa?" Tanya Pleum kembali karena New belum menjawab pertanyaannya tadi.

New membawanya kerumah kontrakan yang ada didesa, bukan desa kecil tetapi desanya tidak terlalu besar juga.

Pleum tidak mengetahuinya, karena setelah keluar dari toko eskrim tadi dia langsung tertidur di dalam mobil.

Sesaat New diam, tidak mungkin ia mengatakan semuanya dengan jelas meskipun nanti anaknya tidak terlalu paham dengan apa yang dimaksudkannya.

My Teacher is HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang