51 - PINDAHAN

6.6K 751 57
                                    


Hari ini cukup menyibukkan bagi Acha. Ia sudah mulai memindahkan barang-barangnya ke apartmen. Kemarin, Acha sudah memindahkan beberapa koper dibantu sang Mama dan Amanda. Untuk semua sisanya, hari ini Iqbal bersedia untuk menemaninya.

"Masih ada yang ketinggalan di mobil nggak Iqbal?" tanya Acha, memastikan semua kardus yang ada di dalam apartmennya sudah sesuai.

"Gue cek tadi udah semua," jawab Iqbal. Ia membantu Acha untuk menata kardus-kardus tersebut.

Acha menghela napas lega. Akhirnya selesai juga drama perpindahannya.

"Iqbal duduk dulu, Acha mau masukin barang-barangnya ke kamar Acha."

"Gue bantuin."

Tangan Acha mencegah lengan Iqbal.

"Nggak perlu. Iqbal tunggu aja di ruang tengah. Oke?"

Iqbal mengangguk menurut, mungkin Acha memang lebih suka membereskan barangnya sendiri.

"Kalau butuh bantuan panggil gue."

"Iya Iqbal."

Setelahnya Acha masuk ke dalam kamarnya dengan dua kardus berisikan beberapa pakaian dan peralatan mandi serta make up. Acha mulai menata satu persatu.

Sementara Iqbal beristirahat sejenak di ruang tengah, sembari memeriksa pekerjaannya sebentar.

*****

Acha menghela napas panjang, akhirnya drama perpindahannya selesai juga. Semua brang-barangnya sudah tertata rapi di kamar.

Acha berjalan keluar kamar, langkahnya terhenti diambang pintu saat melihat Iqbal sedang menyenderkan tubuhnya di sofa dengan kedua mata terpejam. Entah sejak kapan kekasihnya itu terlelap di sana.

Acha melanjutkan langkahnya, kali ini lebih berhati-hati. Acha tidak ingin membangunkan Iqbal. Acha tahu sang pacar akhir ini sedang banyak kerjaan di kampus, tapi rela tetap membantu dan menemaninya setiap hari.

Perlahan, Acha mengambil duduk di samping Iqbal, memperhatikan lebih lekat setiap sudut wajah sang pacar.

"Kenapa Iqbal bisa gemesin banget waktu tidur," lirih Acha tak bisa menahan senyumnya.

Tangan Acha menjulur, ingin menyentuh paras tampan Iqbal, menikmati pemandangan indah ini lebih dekat.

"Sudah puas liatnya?"

Acha tersentak kaget, ketika kedua mata Iqbal tiba-tiba terbuka.

"Iqbal nggak tidur?" tanya Acha dengan cepat menjauhkan tubuhnya.

Iqbal menggeleng sembari menegakkan tubuhnya.

"Gue cuma nutup mata bentar," jawabnya.

"Acha kira tidur, kelihatan pules banget."

Iqbal menggeleng kembali, beberapa kali ia menguap. Entah mengapa hawa mendung hari ini membuatnya sedikit mengantuk.

"Iqbal mau tidur dulu di kamar tamu?" tawar Acha.

"Nggak perlu. Barang-barangnya udah ditata semua?" tanya Iqbal balik.

Kini giliran Acha yang mengangguk semangat.

"Sudah semua. Finally, done!"

"Syukurlah."

MARIPOSA : MASA SEANDAINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang