58 - NOTIFIKASI

5.6K 574 60
                                    

Acha meletakkan stetoskopnya di meja setelah menangani pasien terakhir di shiftnya hari ini. Acha merasakan kakinya terasa kaku dan pegal. Sejak pagi, ia hampir tidak ada istirahat. Pasien di IGD berdatangan terus menerus. Dan, pasien paling bnayak hari ini adalah para mahasiswi yang terkena GERD.

Acha sendiri tidak kaget melihat hal itu, kebiasaan para mahasiswi yang suka begadang dan makan telat menjadi penyebab dari penyakit itu berasal. Acha dulu juga pernah menjadi mahasiwi jadi ia tahu betul bagaimana penyakit itu bisa dialami para mahasiswi.

"Dokter Acha silahkan minum dulu," ucap Dokter Erin, menawarkan segelas kopi kaleng ke Acha.

Acha tersenyum dengan sopan. Dokter Erin adalah Dokter senior yang sangat baik menurut Acha. Selama Acha bekerja di rumah sakit ini, Dokter Erin banyak membantunya.

"Terima kasih banyak Dokter."

"Pasien pagi ini lumayan banyak ya Dokter?" tanya Dokter Erin.

"Alhamdulillah iya Dok. Tapi, nggak ada case yang parah."

"Syukurlah. Semoga cepat sembuh buat semua pasien yang berobat di sini."

"Amin."

Dokter Erin meletakkan kaleng minumannya, teringat sesuatu.

"Dokter Acha malam ini mau ikut makan malam bersama dokter-dokter lainnya?"

"Maaf Dokter, malam ini saya tidak bisa ikut. Saya sudah ada janji."

Dokter Erin tersenyum arti.

"Pasti sama pacarnya ya."

Acha membalas dengan anggukan canggung.

"Iya Dokter."

Pasalnya, hampir semua dokter dan perawat di rumah sakit ini mengetahui sosok pacar Acha yang terkenal sangat tampan. Karena, Iqbal sendiri pun cukup sering menjemput Acha di rumah sakit.

"Kata para perawat pacarnya Dokter Acha ganteng banget. Saya jadi penasaran," goda Dokter Erin.

"Para perawat terlalu heboh Dokter."

"Tapi beneran, kan, kalau ganteng?"

"Maaf Dokter, saya nggak bisa bohong."

Keduanya tertawa, meskipun hanya obrolan ringan bagi Acha bisa menjadi istirahat sejenak dari lelahnya pekerjaannya. Inilah salah satu alasan Acha menyukai Dokter Erin yang suka menghiburnya.

"Pacar Dokter Erin juga nggak kalah ganteng. Saya pernah ketemu waktu di lobby."

"Jelas, kalau saya nggak bisa mengelak pacar saya ganteng banget."

Acha terkekeh, selain menjadi penghibur yang handal. Dokter Erin juga jago menjadi pelawak yang handal di rumah sakit ini.

"Tapi orang-orang ngira punya pacar ganteng itu selalu beruntung. Padahal, banyak juga hal-hal yang bikin pusing," tambah Dokter Erin, napasnya menghela berat.

Acha mengerutkan kening, baru tahu akan hal itu. Nyatanya, Acha belum pernah merasakan hal-hal yang bikin pusing selama menjadi pacar seorang Iqbal Guanna.

"Hal-hal yang bikin pusing? Apa itu Dokter?"

Dokter Erin menatap Acha dengan tak percaya.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang