40 - PENGORBANAN GILA

10.3K 1K 201
                                    


Suasana sarapan pagi ini cukup berbeda dengan pagi-pagi biasanya. Pertama, kedatangan Ando setelah sekian lama menambah keramaian rumah. Satu tahun ini Ando ditugaskan di luar kota dan jarang bisa pulang. Saat ini pun dia hanya mampir sebentar untuk memeriksa kondisi Papanya.

Ando menarik kursinya, bergabung untuk sarapan. Pandangannya menatap ke Iqbal, sang adik bungsunya yang makan dengan wajah cemberut, bahkan tak menyambutnya. Padahal biasanya Iqbal akan terlihat sangat senang saat melihat kedatangannya.

"Kenapa dia?" tanya Ando ke Papanya atau Ify yang berkenan menjawab.

Tentu saja Ando bingung, karena tak biasanya sang adik cemberut seperti itu. Mungkin terakhir kali Ando melihat Iqbal bersikap seperti ini saat kelas enam SD, ketika teleskop pertamanya jatuh dan rusak.

"Minta beliin sapi," jawab Bov dengan berat hati.

Ando duduk dengan kening berkerut, semakin tak mengerti.

"Maksudnya minta beliin sapi gimana?"

Terdengar helaan napas panjang dari Ify. Sendok dan garpunya langsung ia letakkan cukup keras. Kemudian menatap Iqbal sebentar dengan tatapan lelah dan beralih ke Ando.

"Iqbal minta Papa jadi juragan sapi, Kak!" aduh Ify penuh penekanan.

Ando terdiam sebentar, mencoba mencerna ucapan Ify. Namun tetap saja dia tak mengerti.

"Mi... Minta Papa jadi juragan sapi? Buat apa? Papa jualan sapi?"

Ify geleng-geleng cepat, mulai menyerah. Semalam Ify hampir sudah kehabisan kesabaran karena Iqbal yang tiba-tiba merengek Papanya agar jadi juragan sapi. Tak ada angin dan tak ada hujan, adiknya itu bertingkah seperti bocah dan terus memaksa Papanya.

Dan, tentu saja Papanya menolak keinginan Iqbal yang tak masuk akal.

"Kak Ando tanya sendiri deh ke Iqbal. Ify capek ngeladenin kegilaan dia!"

Ando lantas menoleh ke Iqbal yang duduk di sampingnya. Cowok itu masih diam dan tentu saja masih ada raut cemberut di sana.

"Bal, coba jelasin ke Kak Ando," pinta Ando baik-baik.

"Jelasin apa?" Akhirnya Iqbal membuka suara.

"Kenapa kamu minta Papa jadi juragan sapi? Kamu pengin makan daging sapi? Mau kakak beliin?" tanya Ando beruntun.

"Bukan daging sapi!" jawab Iqbal tegas.

"Terus gimana maksudnya?"

Iqbal mengangkat kepalanya, kemudian menatap Papanya.

"Iqbal mau Papa beli banyak sapi dan Papa jadi juragan sapi," jawab Iqbal dengan tak berdosanya.

Jawaban Iqbal sukses membuat Papanya dan kakak perempuannya menghela napas berat, semakin frustasi dengan tingkahnya. Sementara Ando bertambah bingung.

"Kenapa kamu mau Papa jadi juragan sapi? Papa nggak punya peternakan. Bisnis Papa juga nggak ada hubungannya dengan sapi, Bal."

Iqbal berdeham pelan, mempertimbangkan untuk langsung menjawab jujur atau tidak.

"Buruan jawab! Kasih jawaban gila lo itu!" tajam Ify tak sabar.

Iqbal menghela napas pelan, kemudian menoleh ke Ando dan menatap kakaknya dengan lekat penuh keyakinan.

"Biar orang yang Iqbal suka, terima perasaan Iqbal."

Desisan kasar langsung keluar dari bibir Ify. Gadis itu ingin mengumpat namun ditahannya, karena jika dia mengumpat dihadapan Ando bisa-bisa nyawanya langsung melayang pagi ini juga.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang